Produksi turun, Indonesia kurangi ekspor minyak sawit
Merdeka.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat stok minyak sawit Indonesia selama tiga bulan terakhir berada di bawah 2 juta ton. Namun, pada Juli 2016 produksi minyak sawit Indonesia mulai merangkak naik di angka 3,4 persen, setelah mengalami penurunan selama dua bulan berturut-turut.
Direktur Eksekutif Gapki, Fadhil Hasan mengakui produksi tersebut masih belum maksimal karena dampak El-Nino tahun lalu. Namun meningkatnya produksi pada Juli dan ekspor yang ditahan telah membantu meningkatkan stok minyak sawit dalam negeri.
"Stok minyak sawit pada Juli tercatat 1,88 juta ton atau naik 4 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,8 juta ton," ujar Fadhil dalam keterangan tulis, Jakarta, Selasa (13/9).
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Mengapa Kemenkop UKM mendorong ekspor bonsai? Teten mengatakan Indonesia memiliki SDA yang tak diragukan lagi, bahan baku yang tersedia di dalam negeri yang tak ada tandingannya. Begitu juga dengan masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa seni yang luar biasa. Sehingga jika dikolaborasikan seni dengan SDA seperti tanaman bonsai ini, bisa menjadi kekuatan ekonomi kreatif yang besar.
Ekspor minyak sawit (CPO dan turunannya) Indonesia termasuk biodiesel dan oleochemical terus menunjukkan tren penurunan selama 3 bulan berturut-turut. "Ekspor memang tidak digenjot guna menjaga stok di dalam negeri," ucapnya.
Ekspor CPO dan turunan seperti biodiesel dan oleochemical pada Juli tercatat 1,74 juta ton atau turun 8 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu sebesar 1,89 juta ton.
Sementara itu ekspor CPO dan turunannya ke negara-negara tujuan utama juga tercatat menurun, seperti China membukukan penurunan 39 persen atau dari 259,94 ribu ton pada Juni turun menjadi 158,79 ribu ton di Juli.
Penurunan ekspor yang secara persentase cukup signifikan dibukukan Amerika Serikat yaitu 49 persen atau turun dari 92,87 ribu ton pada Juni menjadi 47,73 ribu ton di Juli.
Hal yang sama terjadi pada Pakistan dan Bangladesh yang masing-masing mencatatkan penurunan 46 persen dan 37 persen. Di sisi lain, negara-negara Uni Eropa membukukan kenaikan permintaan cukup signifikan yaitu sebesar 32 persen atau dari 257,40 ribu ton pada Juni naik menjadi 340,37 ribu ton di Juli.
Penyerapan biodiesel di dalam negeri masih tetap konsisten rata-rata 250 ribu kiloliter (kl) per bulan.
Stok minyak sawit Indonesia dan Malaysia yang menipis atau di bawah 2 juta ton dan aksi menahan ekspor dari Indonesia telah menggenjot harga CPO global. Harga CPO pada pekan pertama Agustus berada di bawah USD 700 per metrik ton. Pada pekan kedua dan sampai akhir bulan harga terus bergairah dan menunjukkan tren kenaikan hingga mencapai USD 780 per metrik ton untuk pertama kalinya sejak September 2014 yang lalu.
Harga CPO global diperkirakan masih akan bergairah sepanjang September 2016. Pekan pertama September harga CPO global bergerak di kisaran USD 750-USD 790 per metrik ton.
"Kami memperkirakan sampai akhir September harga akan bergerak di kisaran USD 730- USD 770 per metrik ton," jelas Fadhil.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.
Baca SelengkapnyaImplementasi B50 peluang baik bagi Indonesia, namun memiliki konsekuensi ekonomi yang juga besar.
Baca SelengkapnyaRencana penyetopan ekspor CPO dan produk turunannya dikarenakan polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa.
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca SelengkapnyaPenurunan impor non migas disebabkan oleh beberapa komoditas, di antaranya, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaIndeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.
Baca Selengkapnya