Program 3 Juta Rumah Dikritik Berjalan Lambat, Menteri Ara: Memang Bisa Bangun Rumah Kalau Enggak Ada Likuiditas?
Menteri Ara secara blak-blakan mengaku jika pemerintah tidak memiliki cukup anggaran untuk membangun program 3 juta rumah rakyat.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait atau biasa disapa Ara merespons kritikan dari pengembang terkait kemajuan program 3 juta rumah rakyat yang dianggap lambat.
Menteri Ara secara blak-blakan mengaku jika pemerintah tidak memiliki cukup anggaran untuk membangun program 3 juta rumah rakyat.
"Memang bisa bangun rumah kalau nggak ada likuiditasnya?," ujar Menteri Ara kepada awak media di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2) malam.
Saat ini, lanjut Ara, pemerintah masih menyusun road map program 3 juta rumah untuk rakyat. Antara lain dengan mencari alternatif pembiayaan selain APBN.
"Kita harus berpikir, harus kreatif, inovatif. Tapi sesuai aturan dan cepat," tegasnya.
Pemerintah sendiri telah mendapatkan sokongan dana dari investor Qatar untuk mendukung program 3 juta rumah rakyat. Dia pun meminta pengembang bersabar terkait realisasi program 3 juta rumah rakyat.
"Jelasin saja sama pengembang. Makanya masih berusaha. Karena kalau pakai APBN, kalian sudah tahu. Dengan APBN Rp3 triliun mau bikin apa. Ini namanya kita cari solusi," tandasnya.
Pemerintah Libatkan Danantara untuk Program 3 Juta Rumah
Sebelumnya, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) sepakat menggenjot insentif likuiditas bank untuk kredit perumahan menjadi Rp 80 triliun. Dengan turut melibatkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagara Nusantara (BP Danantara) yang bakal segera diluncurkan.
Menteri PKP Maruarar Sirait mengatakan, dengan kondisi fiskal saat ini, pemerintah perlu kreatif dalam mengajar target 3 juta rumah. Saat ini, Kementerian PKP telah teranggarkan untuk menyediakan 220 ribu unit rumah.
Ara, sapaan akrabnya, ingin bisa mendongkrak target itu jadi dua kali lipat. Namun, ia tak memungkiri kebutuhan dananya pasti akan membesar. Oleh karenanya, ia memohon bantuan insentif fiskal dari Bank Indonesia.
Sayangnya, Ara tidak merinci detil apa tugas dari Danantara dalam program ini. Ia hanya memberi sinyal badan yang bakal jadi Temasek milik Indonesia ini bakal segera meluncur, seraya memohon dukungan doa.