Realisasi Pembelian SBN Sepanjang 2021 Capai Rp358,32 Triliun
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mencatat sudah merealisasikan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp358,32 triliun sepanjang 2021. Jumlah ini terdiri dari pembelian di pasar perdana sebesar Rp143,32 triliun dan melalui private placement sebesar Rp215 triliun.
"Pembelian SBN melalui private placement sebesar Rp215 triliun untuk pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka penanganan dampak pandemi Covid-19," kata Gubernur Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, Kamis (20/1).
Pembelian SBN ini melalui pasar perdana telah sesuai dengan keputusan bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022. Sedangkan pembelian SBN melalui skema private placement sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 23 Agustus 2021.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Kapan BRI melantai di Bursa Efek Indonesia? Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI tepat 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2023.
-
Kapan saham BBRI pertama kali diperdagangkan? Jumat (10/11), saham milik PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI genap 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). BRI melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2003 dan menawarkan 3.811.765 juta saham biasa (common shares) dengan harga Rp875/saham.
-
Bagaimana cara berinvestasi SBN melalui BRImo? Gimana caranya? 1. Login apliksi BRImo dan pilih fitur e-SBN.2. Klik Register SBN, lalu akan muncul informasi produk SBN berupa keuntungan dan persyaratannya.3. Masukkan informasi data diri dan pekerjaan serta pilih rekening penerimaan yang akan digunakan. 4. Masukkan PIN dan proses pendaftaran investor akan diverifikasi oleh sistem.
-
Kapan BNI pertama kali IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Kapan PKS BPH Migas dan Sulut ditandatangani? Adapun agenda penting ini telah dilakukan di Manado, Sulawesi Utara pada Senin (23/4/2024).
Perry menambahkan, pembelian SBN ini merupakan bentuk komitmen Bank Indonesia dalam menjalankan peran dalam Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 (APBN). Selain itu, BI juga terus berupaya untuk menjaga likuiditas tetap longgar, disertai dorongan kebijakan moneter yang tetap akomodatif.
"Bank Indonesia telah menambah likuiditas atau quantitative easing (QE) di perbankan sepanjang 2021 mencapai Rp14,83 triliun," ucapnya.
Pembelian SBN 2022
Sementara untuk tahun ini BI telah melanjutkan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar perdana dengan data hingga 18 Januari 2022 mencapai Rp2,20 triliun dan quantitative easing sebesar Rp5,93 triliun. Dengan ekspansi moneter tersebut, maka kondisi likuiditas perbankan pada Desember 2021 terjadi longgar.
"Ini tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi mencapai 35,12 persen serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 12,21 persen (yoy),” tuturnya.
Di sisi lain, likuiditas perekonomian meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 17,9 persen (yoy) dan 13,9 persen (yoy). Oleh karena itu, untuk tahun ini, Bank Indonesia memastikan akan mulai melakukan normalisasi kebijakan likuiditas.
"Tetapi pengurangan likuiditas dengan tetap memastikan kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan kepada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan.
Baca SelengkapnyaIni membuktikan bahwa respons kebijakan kenaikan BI rate maupun kenaikan suku bunga SRBI memang berhasil menarik masuk aliran modal asing.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaPembiayaan utang pada semester I-2023 mencapai Rp166,5 triliun, menurun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPerkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut setara dengan 33,1 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp648,1 triliun.
Baca SelengkapnyaRasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaMayoritas utang pemerintah per Juni 2024 didominasi oleh SBN sebesar 87,85 persen, sedangkan sisanya adalah pinjaman sebesar 12,15 persen.
Baca SelengkapnyaDari angka tersebut disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp120,9 triliun, bank Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp110,9 triliun.
Baca Selengkapnya