Safari Ramadan, OJK 'kampanye' menabung ke pesantren
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan kegiatan Safari Ramadan dalam bentuk edukasi keuangan ke beberapa pondok pesantren di area Jabodetabek. Kegiatan tersebut dimulai pada Kamis (9/6), di Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam, Bogor dengan mengusung tema bertajuk "Yuk Menabung Demi Masa Depan".
Pelaksanaan acara ini dibuka oleh Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Kusumaningtuti SandrihamrySoetiono serta dilakukan bersama BRI Syariah yang dihadiri oleh 300 orang santri setingkat SMP-SMA.
"Hal ini dilakukan agar para pelajar sebagai generasi penerus bangsa dapat menjadikan kegiatan menabung bukan hanya sebagai kewajiban melainkan kebutuhan atau bahkan gaya hidup," kata Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Anggar B Nuraini melalui siaran pers, Jumat (10/6).
-
Kenapa anak perlu belajar menabung? Menabung bisa mulai diajarkan pada anak dengan memberi mereka celengan. Ajari anak pentingnya menabung untuk memenuhi sejumlah hal yang mereka inginkan.
-
Bagaimana caranya mengajarkan anak menabung? Kuis, permainan, dan latihan juga disertakan dalam buku ini, seperti menghias stoples dengan ukuran berbeda untuk mengumpulkan uang receh, yang dapat ditabung oleh anak-anak dan digunakan untuk mendanai tujuan-tujuan pengeluaran kecil, menengah, dan besar.
-
Kenapa menabung penting untuk masa depan? Menabung adalah langkah dasar yang sering diabaikan, namun sangat penting untuk mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang.
-
Siapa yang berperan dalam pengelolaan keuangan dan anggaran para pemuda? Dalam kongres itu Amir duduk sebagai bendahara. Saat itu, Amir yang dikenal sebagai sosok yang cerdas berperan dalam pengelolaan keuangan dan anggaran para pemuda.
-
Kenapa anak remaja perlu dilibatkan dalam perencanaan masa depan? Memberikan remaja kebebasan untuk membuat keputusan mereka sendiri menunjukkan penghargaan pada proses pertumbuhan mereka.
-
Apa tujuan utama OJK dalam program edukasi di Blora? Kegiatan tersebut bagian dari upaya OJK dalam memberikan edukasi mengenai literasi keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi perempuan, guru dan pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Budaya menabung penting dimulai sejak dini agar dapat mendidik anak untuk mampu mengendalikan diri dalam bersikap konsumtif serta belajar untuk dapat membelanjakan uang yang dimilikinya secara bijak.
Kelompok siswa dari tingkat SD, SMP dan SMA memiliki potensi yang sangat besar. Jumlah populasi kelompok ini mencapai sekitar 50 juta siswa atau lebih dari 20 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah tersebut, sebanyak 78 persen adalah siswa sekolah-sekolah umum yang berada di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan 22 persen merupakan siswa sekolah Madrasah dan Pondok Pesantren di bawah pembinaan Kementerian Agama.
Berdasarkan hasil survei nasional tahun 2013, tingkat inklusi keuangan kelompok siswa baru mencapai 44 persen, sehingga peluang untuk meningkatkannya masih sangat besar dan untuk menggarapnya dibutuhkan sebuah model produk keuangan dengan karakteristik dan fitur yang sesuai dengan kebutuhan kelompok pelajar/siswa. Produk Tabungan Siswa dengan nama "Simpanan Pelajar" dengan branding SimPel untuk bank umum dan SimPel iB untuk perbankan syariah dikembangkan sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut.
"Dengan adanya kegiatan edukasi keuangan bagi santri dalam rangkaian safari ramadhan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah rekening SimPel, terwujudnya santri yang "well literate" serta meningkatkan budaya menabung sebagai bagian dari gaya hidup di kalangan pelajar," tutur Anggar.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otoritas Jasa Keuangan dan LPS meminta anak muda agar terbiasa menabung sejak dini dengan gerakan satu rekening satu pelajar (kejar).
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat Jumlah Simpanan Pelajar (SimPel) hingga Mei 2023 sudah mencapai 52,68 juta rekening pelajar.
Baca SelengkapnyaLiterasi keuangan adalah kunci dalam membentuk masa depan keuangan yang kuat.
Baca SelengkapnyaEPIKS mendorong peningkatan literasi, inklusi dan digitalisasi keuangan syariah khususnya di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKegiatan pesantren kilat ini mengusung tema Gema Ramadan Malinjo.
Baca SelengkapnyaI."Kenali investasi sejak dini. Langkah awal mulailah dengan menabung, kemudian naik ke level investasi," ucap Direktur BNI, Ronny Venir.
Baca SelengkapnyaBRI Life bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memberikan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan TPPU ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, pemerintah bertekad untuk memajukan pondok-pondok pesantren
Baca SelengkapnyaGibran mengajak keluarga pesantren memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin agar Indonesia bisa menuju era emas pada 2045.
Baca SelengkapnyaISFO 2024 hadir untuk mendorong para pelajar dan mahasiswa lebih memahami mengenai keuangan syariah dan dapat menggunakan produk/layanan keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaRasio kewirausahaan nasional Indonesia saat ini tercatat berada di angka 3,47 persen dan ditargetkan setidaknya mencapai 12 persen pada 2045.
Baca Selengkapnya