Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sanawi, Juragan Es Krim yang Baru Bisa Baca Tulis di Usia 35 Tahun karena Miskin

Sanawi, Juragan Es Krim yang Baru Bisa Baca Tulis di Usia 35 Tahun karena Miskin Sanawi. istimewa ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Baru bisa membaca dan menulis di usia 35 tahun, namun mampu memiliki bisnis dengan omzet miliaran per bulan. Nasib ini yang dijalani Sanawi, juragan es krim.

Sanawi merupakan pria kelahiran tahun 1974 di Blora, Jawa Tengah. Kemiskinan keluarga membuatnya hanya mampu mengenyam pendidikan hingga kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Sejak kecil hingga remaja, dia hanya bekerja sebagai penggembala sapi milik tetangganya. Pekerjaan ini seperti turun temurun dari pekerjaan orang tuanya.

Orang tua Sanawi tak ingin anaknya berkutat di kehidupan yang tak kunjung berubah. Sanawi diminta merantau ke Jakarta, kebetulan tetangganya saat itu juga ada yang akan berangkat ke Jakarta.

Orang lain juga bertanya?

Di usia 16 tahun, dengan uang Rp7.500, Sanawi berangkat ke Jakarta. Namun, tetangganya yang berangkat bersama justru meninggalkan Sanawi sendirian di terminal. Sanawi bingung, dia pun memutuskan kembali ke Blora. Sepanjang perjalanan dia menangis.

Kembali Merantau ke Jakarta

Mengalami kondisi menyakitkan, Sanawi kembali bertekad untuk kembali ke Jakarta meski hanya sendiri. Dia kembali merantau, dan tiba di Terminal Pulo Gadung, Jakarta Timur. Di Jakarta, Sanawi bekerja serabutan.

Di tahun 2006, Sanawi pindah ke Samarinda bersama teman-teman proyek tempat dia bekerja. Setahun di Samarinda hidupnya tidak ada perubahan signifikan. Dia berpikir untuk mencari penghasilan tambahan.

Satu waktu, dia bertemu temannya yang berjualan es krim. Sanawi berinisiatif menawarkan diri untuk ikut berjualan es krim. Dengan menggunakan sepeda, Sanawi kemudian mulai berjualan es krim. Modal yang dikeluarkan Sanawi untuk berjualan es krim yaitu Rp60.000. Itu pun hasil pinjam dari temannya.

Setiap hari dia pergi berkeliling dengan sepeda untuk menjual es krim buatan salah satu merk ternama dengan harga Rp1.000. Proses ini kemudian membuahkan hasil. Dalam sehari, Sanawi berhasil mengumpulkan keuntungan sebesar Rp150.000.

Jualan Es Krim Menjanjikan

Sanawi sadar jika menjual es krim itu sangat menjanjikan dengan. Dia kemudian menekuni bisnis ini. Selama merintis usaha ini, hidup Sanawi sangat hemat. Dia mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, bahkan dia memiliki prinsip  "pantang makan sebelum laku".

Akhirnya, kerja keras Sanawi mampu untuk membeli mobil dan motor. Kendaraan itu dia gunakan sebagai penunjang usaha es krim. Sanawi tidak mau diam diri, dia ingin usahanya terus berkembang. Maka dari itu dia bergaul dengan para pebisnis es krim.

Dia kemudian mengajak rekannya yang berprofesi kuli bangunan untuk berjualan es krim. Nantinya, es krim tersebut dipasok dari Sanawi. Dari sini kemudian pengecer es krim di bawah Sanawi terus berkembang. Sanawi menjelma menjadi distributor es krim.

Hingga tahun 2020-an, Sanawi sudah punya 700 pengecer yang dilayani 27 sub distributor es krim yang tersebar di berbagai wilayah seperti Samarinda, Makassar, Manado, Batam, dan Jakarta. Ia bermimpi es krimnya bisa tersebar di Indonesia.

Sanawi juga memiliki pabrik cone es krim di Kudus, Jawa Tengah. Dalam sehari, pabriknya mampu produksi 40.000 cone es krim. Selama menjalani bisnis, sang anak yang mengajarkan Sanawi membaca dan menulis.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tertipu Lowongan Kerja, Kisah Ayah Terpaksa Jalan Kaki dari Jakarta ke Blitar Ini Bikin Pilu
Tertipu Lowongan Kerja, Kisah Ayah Terpaksa Jalan Kaki dari Jakarta ke Blitar Ini Bikin Pilu

Bapak satu anak ini kehabisan uang sehingga tidak bisa pulang naik kendaraan umum.

Baca Selengkapnya