Sederet Upaya Pemerintah Ciptakan Pariwisata Berkualitas di Indonesia
Quality tourism akan mengubah norma, standar, serta menjalankan praktik-praktik sesuai norma dan standar baru.
Pemerintah juga menegaskan komitmennya untuk bisa menjadikan pariwisata Indonesia yang tak hanya maju, tapi juga memiliki standar berkualitas di semua lini.
Sederet Upaya Pemerintah Ciptakan Pariwisata Berkualitas di Indonesia
Sederet Upaya Pemerintah Ciptakan Pariwisata Berkualitas di Indonesia
Industri pariwisata yang berkualitas menjadi kunci keberhasilan pembangunan sektor ini. Pemerintah Indonesia bahkan memasukan isu ini dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2025 - 2029).
Pemerintah juga menegaskan komitmennya untuk bisa menjadikan pariwisata Indonesia yang tak hanya maju, tapi juga memiliki standar berkualitas di semua lini.
“Kami membuka kerja sama dan komunikasi seluas-luasnya dengan pelaku industri digital dan pariwisata untuk memastikan empat pilar seperti infrastruktur dasar, keberlanjutan, keunikan, serta berkualitas tinggi bisa terpenuhi dan diterapkan,” kata Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo Manuhutu dikutip di Jakarta, Sabtu (2/3).
Odo menjelaskan, quality tourism akan mengubah norma, standar, serta menjalankan praktik-praktik sesuai norma dan standar baru.
“Pemerintah melalui BBWI berupaya menggalang wisatawan domestik, menjadikan industri pariwisata lebih resilient. Targetnya 80 persen income pariwisata akan berasal dari wisatawan domestik.”
Layaknya seluruh aspek kehidupan, pandemi juga mengubah perilaku pelaku usaha di sektor wisata, pun para wisatawannya. Pandemi membangun berbagai kepedulian baru bagi para wisatawan saat memilih destinasi wisata, pun kegiatan yang akan dilakukan selama traveling.
Penerapan pariwisata yang berkualitas yang mumpuni mengharuskan adanya korelasi dari beberapa hal. Pembangunan ekonomi yang selaras, pemberdayaan society, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Menurut Research Coordinator, Center for Digital Society (CFDS) Perdana Karim, sebelum pandemi, sektor pariwisata Indonesia lebih fokus pada pembangunan infrastruktur tanpa memikirkan aspek jangka panjang.
"Perlu pendekatan yang lebih holistik. Jangan sampai, mengupayakan sustainability untuk menarik wisatawan, cater to all their needs, tapi penduduk lokal tidak diperhatikan, hanya dieksploitasi namun tidak bisa menikmati keindahan daerahnya sendiri," kata Perdana Karim.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fransiskus Xaverius Teguh menegaskan bahwa sebelum menuju pariwisata yang berkualitas, perlu pembangunan dasar yang menerapkan pilar-pilar keberlanjutan harus dipenuhi terlebih dulu.
"Ini PR kita, proses yang harus dijalani sebagai prasyarat membangun pariwisata berkualitas. Elemen-elemen ini yg harus kita kejar pengerjaannya," katanya.
Asia Pacific Manager Global Sustainable Tourism Council (GSTC), Emi Kaiwa menyebutkan setidaknya ada empat poin yang menjadi tolak ukur penerapan pariwisata yang berkualitas.
“Kriteria kami secara global ada empat yakni sustainable management, socioeconomic impacts, cultural impacts, environmental impacts.”
Sertifikasi penerapan standar tersebut sangat sebagai wujud sebuah komitmen. Selain itu juga bisa menjadi referensi wisatawan dalam memilih destinasi wisata yang baik dan nyaman.
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki area laut yang jauh lebih besar ketimbang darat. Setidaknya sekitar 70 persen wilayah Indonesia berupa lautan. Pemberdayaan pariwisata waterbased tentu sangat tepat.
Dalam upaya mendorong pengembangan industri pariwisata yang berkelanjutan, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA bersama dengan Traveloka ) telah menggelar diskusi bertajuk Road to International Quality Tourism Conference.
Acara yang merupakan upaya kolaboratif antara mempertemukan lembaga pemerintah, pakar akademik, lembaga pemikir, dan LSM ini membahas pembentukan masa depan sektor pariwisata Indonesia.
Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga menegaskan komitmen dari industri digital untuk turut menyukseskan program pemerintah tersebut.
“Kami sebagai pelaku Industri digital siap mendukung dan menerapkan sistem yang mampu mendorong keberhasilan pengembangan sektor pariwisata yang berkualitas di Indonesia,” ujar Bima.
Sementara, salah satu pelaku digital di sektor pariwisata, Traveloka, menegaskan bahwa partisipasinya dalam acara ini merupakan bentuk komitmennya untuk membentuk masa depan pariwisata Indonesia selaras dengan visi Traveloka dalam menetapkan standar dalam Quality Tourism, untuk ekosistem perjalanan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
"Seiring dengan berevolusinya industri pariwisata, kami percaya bahwa digitalisasi akan mendukung pertumbuhan industri pariwisata yang berkelanjutan," kata Co-Founder Traveloka, Albert.
“Melalui platform digital, Traveloka mampu memberikan tidak hanya penawaran yang lebih beragam, tetapi juga membantu konsumen dalam membuat keputusan yang terinformasi tentang pengalaman perjalanan mereka,” tutupnya.