Siap Lawan China, Donald Trump Bersumpah Bakal Tingkatkan Produksi Listrik Berbasis Batu Bara
Trump mengizinkan pemerintahannya untuk mempercepat produksi listrik dari bahan bakar fosil.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa ia akan berupaya meningkatkan produksi listrik berbasis batu bara sebagai respons terhadap keuntungan ekonomi yang diperoleh China dari penggunaan batu bara. Trump mengizinkan pemerintahannya untuk mempercepat produksi listrik dari bahan bakar fosil, khususnya batu bara.
Melalui sebuah unggahan di media sosial, Trump mengatakan, "Saya memberi wewenang kepada Pemerintah saya untuk segera mulai memproduksi energi dengan batu bara yang indah dan bersih." Namun, belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan "batu bara yang indah dan bersih" atau bagaimana kebijakan ini akan diimplementasikan.
Dilansir dari Bloomberg, Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan keadaan darurat energi nasional dan mengarahkan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) untuk mempercepat produksi dan distribusi bahan bakar fosil. Meskipun penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik di AS telah menurun drastis dari lebih dari 50% pada tahun 2000 menjadi sekitar 15% saat ini, langkah ini menunjukkan upaya Trump untuk menghidupkan kembali sektor ini.
Penurunan kontribusi batu bara dalam pembangkit listrik AS dipicu oleh persaingan dari energi terbarukan dan gas alam yang lebih murah, serta peraturan lingkungan yang menaikkan biaya operasional pembangkit listrik berbasis batu bara. Namun, Trump menganggap kebijakan darurat ini dapat membantu menurunkan biaya energi dan menyediakan pasokan energi yang lebih stabil untuk sektor-sektor seperti pusat data dan kecerdasan buatan.
Ambisi Donald Trump Lindungi Amerika dan Lawan China
Minggu lalu, Menteri Dalam Negeri Doug Burgum menyatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menggunakan kewenangan darurat untuk menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara yang telah ditutup dan mencegah penutupan pembangkit lainnya. Sebanyak 120 pembangkit listrik berbahan bakar batu bara diperkirakan akan ditutup dalam lima tahun ke depan, sebagian besar akibat peraturan lingkungan yang menjadikan pembangkit tersebut tidak ekonomis.
Sementara itu, pada awal bulan ini, EPA mengumumkan rencananya untuk meninjau kembali peraturan yang membatasi polusi merkuri dan gas rumah kaca dari pembangkit listrik berbahan batu bara. Hal ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasional dan memperpanjang umur pembangkit listrik batu bara.
Di sisi lain, China tetap mengandalkan batu bara untuk meningkatkan produksi barang-barang penting seperti panel surya, semikonduktor, dan mineral penting, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Meskipun China juga terlibat dalam pengembangan energi terbarukan, penggunaan batu bara yang murah telah menjadi kekhawatiran di AS, dengan pejabat khawatir akan dampaknya terhadap lapangan pekerjaan dan dominasi Beijing dalam teknologi energi bersih.
Keputusan Trump ini bertujuan untuk mempertahankan daya saing AS dengan China dalam sektor energi, meskipun kebijakan tersebut menghadapi kritik dari pihak yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan publik.