Sri Mulyani: PDB Riil Indonesia 2021 Sudah Kembali ke Level Sebelum Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Riil Indonesia pada 2021 sudah berada di level sebelum terjadi pandemi Covid-19. Di mana posisi PDB Riil berada di 101,5 level, di atas sebelum pandemi yakni 100.
"Kami melihat Indonesia sudah capai precovid level sisi GDP, dilihat GDP di Indonesia 101,5 artinya sudah di atas. 100 itu precovid 2019, dan kita sekarang 101,5 dari GDP level," kata dia dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2).
Bendahara Negara itu menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia semakin kuat dan berlangsung merata yang didukung oleh meningkatnya sisi permintaan dan suplai. Ditambah realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu juga sudah sesuai dengan proyeksi pemerintah, dengan realisasi kinerja ekonomi sepanjang tahun tercatat 3,69 persen (yoy) dengan pertumbuhan di kuartal IV mencapai 5,02 persen.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Bagaimana BRI mendukung pertumbuhan ekonomi? Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa yang menjadi pendorong utama Pertamina dalam ekonomi Indonesia? Pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
Dengan seluruh komponen tumbuh positif, seperti konsumsi rumah tangga sepanjang tahun lalu tumbuh 2 persen yang semula kontraksi 2,6 persen. Selanjutnya sisi investasi mulai pulih menjadi 3,8 persen yang tadinya kontraksi hingga 5 persen. Begitu pula untuk kinerja ekspor mampu tumbuh hingga 24 persen yang tadinya kontraksi 8 persen dan impor tumbuh 23 persen yang sebelumnya kontraksi 16,7 persen.
"Ini recovery sisi permintaan yang merata bahkan didorong faktor eksternal pemulihan ekonomi negara maju yang sangat cepat. Sisi produksi suplai side semua sektor recover meski enggak sama yang buat kami surprise manufaktur kembali tumbuh 3,4 persen tadinya kontraksi 2,9 persen," jelasnya.
Geliat ekonomi yang mulai meningkat merupakan gambaran denyut pemulihan ekonomi yang cukup merata. Kendati begitu, Sri Mulyani tak menampik bahwa pandemi covid-19 yang sudah berlangsung hampir tiga tahun telah memberikan efek luka memar atau scarring effect yang berbeda diantar sektor. Oleh karena itu, pemerintah terus memformulasikan kebijakan pemulihan secara tepat dan merata.
Pemulihan Ekonomi
Sebelumnya, Sri Mulyani menyebut, pemulihan ekonomi pada saat pandemi Covid-19 lebih cepat dibandingkan dengan krisis moneter terjadi pada 1997-1998. Terlebih, krisis moneter butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa mengembalikan beberapa indikator ekonomi.
"Pandemi ini kita pulihnya jauh lebih cepat dibandingkan waktu Asian Financial Crisis," kata Menteri Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2).
Dia mencontohkan, saat krisis 1997-1998 sektor manufaktur mengalami kontraksi sangat dalam. Bahkan butuh waktu selama tujuh tahun baru bisa kembali pulih. "Sekarang ini hanya dibutuhkan lima kuartal, bukan 5 tahun. Kemampuan kita sekarang untuk pulih (cukup baik)," katanya.
Seperti diketahui selama 2021, sektor manufaktur Indonesia berhasil tumbuh 3,4 persen, dari sebelumnya yang mengalami kontraksi atau minus 2,9 persen. Dari sisi produksi dan supplai semua indikator ekonomi selama 2021 juga mengalami laju positif.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Gandhinagar, India.
Baca SelengkapnyaSebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca SelengkapnyaData IMF per Juni 2023 menunjukkan ada 36 negara yang berada dalam tekanan ekonomi akibat beban utang yang meningkat.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaGaji karyawan cenderung naik terlihat dari sumbangan pajak yang terus meningkat.
Baca Selengkapnya