Teknologi AI Jadi Tulang Punggung Peningkatan Penjualan Brand Selama Ramadan 2024
Dengan memanfaatkan AI di tahun 2024, dalam setiap penjualan berpotensi menghasilkan transaksi sebesar USD350 juta.
Country Head & Board of Director Indonesia MMA Global, Shanti Tolani menyampaikan, AI akan memudahkan brand untuk menggaet konsumen.
Teknologi AI Jadi Tulang Punggung Peningkatan Penjualan Brand Selama Ramadan 2024
Teknologi AI Jadi Tulang Punggung Peningkatan Penjualan Brand Selama Ramadan 2024
Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi mesin para merk atau brand untuk meningkatkan penjualan selama Ramadan 2024.
Country Head & Board of Director Indonesia MMA Global, Shanti Tolani menyampaikan, AI akan memudahkan brand untuk menggaet konsumen.
"Di tahun 2024, MMA Global akan fokus terhadap pemanfaatan AI secara optimal bagi para marketer, dan membantu setiap brand menggaet konsumen berdasarkan pendekatan AI," ujar Shanti saat membuka agenda MMA Ramadan Insight, Selasa (5/3).
Menurut Shanti, dengan memanfaatkan AI di tahun 2024, dalam setiap penjualan berpotensi menghasilkan transaksi sebesar USD350 juta atau setara Rp3,78 triliun atau meningkat 25 persen dibandingkan penjualan di tahun sebelumnya.
Berdasarkan angka tersebut, Shanti mengatakan, AI akan menjadi tulang punggung bagi setiap brand selama Ramadan 2024.
Kendati demikian, pemanfaatan AI selama Ramadan tetap memiliki tantangan seperti format dan pengukuran Iklan non-standar untuk menemukan efisiensi dan optimasi return of investment (ROI).
"Sekitar 60 persen masyarakat Indonesia menyatakan niat mereka untuk meningkatkan belanja Ramadan mereka. Kecenderungan ini diperkirakan akan terus berlanjut tahun ini sejalan dengan pasar ritel yang siap berekspansi secara substansial, dengan proyeksi lonjakan hampir USD50 miliar," ujar Shanti.
Dia juga mengingatkan agar setiap brand terus bereksplorasi pasar mengingat karakteristik konsumen Indonesia cenderung mencoba atau membeli satu produk yang belum pernah dicoba sebelumnya.
"Ada banyak hal yang perlu dijelajahi, tetapi sisi lain dari spektrum tersebut adalah dengan benar-benar melihat semua hal di atas melalui kacamata marketing dan menganalisis apa yang sebenarnya kita lihat," pungkasnya.