Timnas AMIN Sebut Investasi Proyek IKN Nusantara Sepi Peminat, Menteri Bahlil: Kalau Sayang Negara Bicara Masuk Akal
Bahlil kembali menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang saat ini fokus untuk menggaet para pengusaha dalam negeri.
Tom Lembong yang sebelumnya juga merupakan mantan Kepala BKPM ini menilai proyek IKN memang sepi minat investasi sejak pertama kali diinisiasi.
Timnas AMIN Sebut Investasi Proyek IKN Nusantara Sepi Peminat, Menteri Bahlil: Kalau Sayang Negara Bicara Masuk Akal
Timnas AMIN Sebut Investasi Proyek IKN Nusantara Sepi Peminat, Menteri Bahlil: Kalau Sayang Negara Bicara Masuk Akal
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, merespons kritik yang dilontarkan Kapten 2 Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Thomas Lembong.
Tom Lembong yang sebelumnya juga merupakan mantan Kepala BKPM ini menilai proyek IKN memang sepi minat investasi sejak pertama kali diinisiasi.
Menanggapi itu, Bahlil mengajak para pihak pengkritik untuk datang langsung melihat proyek IKN. Untuk melihat bagaimana hasil dari realisasi investasi telah berbuah terhadap pembangunan sejumlah fasilitas umum.
"Kita kalau mau sayang negara, bicara yang masuk akal. Jangan bicara halusinasi, dan halusinasinya itu dianggap bahwa, oh itu lah kondisi yang sesungguhnya. Padahal dia lagi mungkin baru bangun tidur itu," ujarnya di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (7/1).
"Buktinya apa, pembangunan IKN kan jalan. Hotel, rumah sakit, mal, sport center," beber Bahlil.
Soal belum masuknya investor asing ke IKN, Bahlil kembali menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang saat ini fokus untuk menggaet para pengusaha dalam negeri.
"Bukan enggak ada yang masuk. Harus diingat, sudah ada yang masuk, tapi perintah Presiden yang di cluster A memprioritaskan pengusaha dalam negeri. Agar, yang tempat premium itu dikuasai oleh anak-anak negeri sendiri," tegasnya.
"Mereka kan masuk dalam tahap kedua, setelah tahap pertama ini selesai. (tahap kedua) setelah kita upacara 17 Agustus (2024). Tapi tanahnya sudah di-clear-kan," kata Bahlil.