Fakta-fakta Menarik Mooryati Soedibyo 'Empu Jamu' Pendiri Mustika Ratu, Meninggal di Usia 96 Tahun
Pendiri Mustika Ratu yakni Mooryati Soedibyo telah menghembuskan napas terakhirnya di usia 96 tahun.
Kabar duka datang sari jajaran pebisnis Tanah Air. Pendiri Mustika Ratu yakni Mooryati Soedibyo telah menghembuskan napas terakhirnya di usia 96 tahun. Kabar duka ini langsung mencuri perhatian publik. Sosoknya yang inspiratif membuat banyak orang penasaran. Berikut deretan fakta-fakta mengenai mendiang mooryati dikutip dari Kapanlagi.com.
Fakta-fakta Menarik Mooryati Soedibyo 'Empu Jamu' Pendiri Mustika Ratu, Meninggal di Usia 96 Tahun
- Dikenal sebagai Umpatan, Ini Fakta Menarik Sontoloyo yang Ternyata Sebutan Penggembala Bebek
- Kini Tinggal Kenangan, Ini Potret Mooryati Soedibyo dengan Sederet Publik Figur
- Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
- 9 Fakta Sosok Novita Hardini, Istri Bupati Trenggalek yang Mengaku Diusir saat Jadi Pembicara
Wanita berkacamata yang selalu tampil cantik dan segar itu merupakan cucu dari Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta. Ia mendirikan Mustika Ratu pada 1973. Saat itu, Mooryati merintis usahanya dari rumah.
Merintis bisnis dari nol, Mooryati menjalankannya dengan penuh keseriusan dan ketekunan.
Di usianya yang masih muda kala itu, Mooryati dengan penuh semangat memulai bisnisnya dari garasi rumah bersama dua orang asisten rumah tangga. Modalnya kala itu Rp25 ribu.
Pada awalnya, ia memutuskan untuk memulai usaha dengan menciptakan produk jamu yang unik. Salah satu ramuan pertamanya adalah kunyit asam yang dibuat dengan menggunakan campuran asam jawa, gula jawa, dan cengkeh.
Keberhasilannya tidak berhenti di situ, bisnisnya terus berkembang pesat seiring berjalannya waktu.
Dari hanya dua orang awalnya, kini ia telah berhasil mempekerjakan 25 orang yang tinggal di rumahnya. Bahkan, jumlah pegawai tersebut kini telah mencapai 50 orang. Semangat dan dedikasinya dalam mengembangkan usaha ini benar-benar luar biasa.
Kisah sukses Bisnis Mooryati Soedibyo terus berkembang dan dapat terlihat dari pembukaan pabrik pertamanya pada tahun 1981. Acara peresmiannya dihadiri oleh Dr. Soewarjono Surjaningrat, Menteri Kesehatan saat itu.
Setelah menghadapi tantangan keuangan, ia akhirnya memutuskan untuk mengajukan pinjaman dari Bank Dagang Negara. Untuk memperkuat struktur organisasinya, dia membentuk tim pimpinan yang baru dengan strategi yang matang, seperti pemimpin produksi, penelitian dan pengembangan (R&D), distribusi, keuangan, dan pemasaran.
Pabrik ini datang dengan membawa semangat baru dan mengawali keberadaan merek 'Mustika Ratu', yang terilhami oleh nilai-nilai filosofi Jawa yang kaya.
Bunyinya, "Trahing kusumo rembesing madu, Turuning Sinatrio, Tedake wong amorotopo, Mustika ning Ratu, dan Mangayu Hayuning bawono."
Artinya dalam setiap langkah yang diambil, perusahaan ini mengedepankan nilai-nilai yang tinggi, seperti kejujuran, keberanian, dan keadilan.
Mereka percaya bahwa keturunan ksatria yang dipilih dengan ketat akan mampu menjaga integritas dan etika dalam setiap tindakan mereka.
Selain itu, sikap penuh perhatian dan kesadaran juga menjadi landasan dalam menjalankan bisnis ini. Mereka tidak hanya fokus pada keuntungan semata, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan mereka.
Jasad almarhum yang juga dikenal sebagai Sang Mpu Jamu akan diistirahatkan di rumah duka yang berada di Jalan Mangunsarkoro No. 69, Jakarta Pusat, Menteng.