PSSI Pakai Teknologi AI Buat Bikin Poster, Ernest Prakasa Sindir Erick Thohir Legalkan Pencurian Ide Kreatif
Ernest Prakasa mengkritik Ketua PSSI, Erick Thohir terkait penggunaan teknologi AI dalam pembuatan poster Piala Soeratin viral di media sosial.
Aktor dan sutradara Ernest Prakasa mengkritik Menteri BUMN sekaligus Ketua PSSI, Erick Thohir. Ia menyoroti penggunaan teknologi AI dalam pembuatan poster Piala Soeratin yang dibagikan di media sosial.
Ketidakpuasan ini muncul setelah akun X @infosupporterID memamerkan poster Piala Soeratin dari PSSI yang dianggap menarik. Meskipun terlihat menarik pada pandangan pertama, setelah diteliti lebih lanjut, tampak jelas bahwa poster tersebut menggunakan kecerdasan buatan.
- Erick Thohir Ancam Mundur dari Ketua PSSI, Begini Alasannya
- Erick Thohir Ancam Mengundurkan Diri dari Ketua Umum PSSI usai Indonesia Kalah Telak dari Jepang
- Ada 44 Karyawan PSSI Kena PHK, Erick Thohir: Ada Praktik Korupsi
- VIDEO: Kejutan PSSI Jelang Liga 1 Dimulai, Perintah Jokowi Libatkan Panglima TNI Kapolri
Dalam cuitannya, akun @infosupporterID menyatakan, "Poster Piala Soeratin dari PSSI Jatim ini keren sih Keren gambarnya dan keren maknanya," pada Selasa (26/11).
Poster tersebut menggambarkan seorang anak yang mengenakan jersei sambil membawa bola. Anak itu dibonceng ayahnya yang mengendarai sepeda motor.
Ernest Prakasa merasa prihatin sebuah organisasi sebesar PSSI menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence alias AI untuk mendesain poster Piala Soeratin, dan ia mengaitkan hal ini dengan isu pencurian ide.
Erick Sindir Erick Thohir
Melalui akun X yang terverifikasi, aktor dari film Cek Toko Sebelah dan Rudy Habibie memberikan tanggapan kepada Erick Thohir. Ia menilai Erick Thohir seharusnya tidak membiarkan hal tersebut terjadi jika memang ia peduli terhadap para pekerja seni kreatif.
"Dear Pak Erick Thohir. Jika Bapak peduli pada para pekerja kreatif, mohon larang penggunaan AI untuk design poster resmi PSSI," ungkap Ernest Prakasa pada hari yang sama.
Ernest Prakasa menekankan pentingnya perhatian terhadap pekerja seni di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Ia berharap agar pihak-pihak yang berwenang dapat lebih memperhatikan dan melindungi hak-hak kreator.
Terutama dalam hal penggunaan alat-alat berbasis kecerdasan buatan yang berpotensi mengancam keberadaan karya manusia. Dengan demikian, diharapkan ada langkah konkret untuk mendukung para seniman dan memastikan bahwa kreativitas mereka tetap dihargai dan dilindungi.
Sebut Ai Curang
Ernest Prakasa menjelaskan cara kerja teknologi AI dalam menghasilkan desain poster yang terlihat menarik dan mampu memukau para pengguna internet. Menurutnya, AI merupakan hasil dari pengumpulan berbagai elemen yang diambil dari karya orang lain.
"Sejatinya AI dalam design adalah PENCURIAN. Terimakasih Pak. AI tidak bisa menciptakan design," ungkap produser film Agak Laen dan Jatuh Cinta Seperti di Film-film.
Ia menambahkan, "Ia hanya menjelajahi jagad maya, menyerap, menganalisis, lalu memuntahkannya sesuai prompt. Hasil 'design' AI sejatinya hanyalah kompilasi barang curian," tutup Ernest Prakasa.
Konsepnya Menarik
Selain Ernest Prakasa, banyak netizen yang juga menyayangkan pemanfaatan teknologi AI dalam pembuatan desain poster PSSI. Mereka mengungkapkan kritik, bahkan ada yang menyebut hasilnya tidak menarik.
"Konsepnya keren: bapak support anak laki-lakinya. Sayangnya AI," tulis @afwa****.
"Menormalisasi AI itu sama aja kayak mendukung pembajakan. Gunakanlah AI sebagai alat untuk membantu visualisasi untuk brief biar klien ada bayangan, bukannya malah jadi final artwork," balas @roy****.
Namun, tidak semua netizen sependapat dengan kritik tersebut.
"Enggak juga koh, semua art itu mau dari manusia atau robot emang pada dasarnya ga ada yang 100 persen original," ujar @mers****.
Sementara itu, @bajh**** menambahkan, "Udah bang, AI udah ga bisa dihindarin." Perdebatan ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan di kalangan masyarakat mengenai penggunaan teknologi dalam seni.