CEK FAKTA: Hoaks Air Garam jadi Alternatif Aliran Listrik
Lampu tidak dialiri daya oleh disosiasi garam dalam air karena tidak menghasilkan elektron yang dibutuhkan untuk penerangan
Sebuah video yang memperlihatkan kegunaan garam untuk aliran listrik beredar di media sosial. Dalam video itu, seorang pria menyebutkan bahwa garam bisa menjadi alternatif aliran listrik, selain dari PLN.
-
Siapa yang bisa menyampaikan keluhan soal harga makanan? Meski demikian, untuk tahun ini jika ada komplain atau keluhan dari masyarakat atau konsumen terkait harga makanan yang terlalu mahal agar disampaikan langsung ke dirinya.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kenapa banyak warganet bercanda tentang harga bawang? Banyak warganet bercanda bahwa jika harga bawang naik, mungkin itu karena David Beckham yang menanamnya.
-
Bagaimana dampak kemarau panjang terhadap harga beras? Produksi sawah petani terancam gagal karena hal ini.
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
turnbackhoax
“Nge charge hape pakai air garam, wuish nyala. Ini bukan tipuan kan?”
“Hahaha coba sendiri, coba sendiri”
“Wah juragannya ini”
“Ampuun”
“Lampu Air Garam namanya”
“Ini semakin lama semakin full ini”
“Ini LED nya makin naik.”
“Oh gitu”
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi garam menjadi alternatif aliran listrik adalah hoaks. Dalam artikel turnbackhoax berjudul "[SALAH] Air Garam Sumber Energi Listrik" pada 30 November 2020, dijelaskan bahwa garam dalam air tidak menghasilkan elektron yang dibutuhkan untuk penerangan.
Setelah ditelusuri, ternyata lampu air garam tersebut merupakan ciptaan Peneliti Filipina Aisa Mijeno yang merupakan anggota Greenpeace Filipina. Penemuan lampu air garam tersebut digagas aisa dalam acara KTT UKM Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Manila pada tahun 2015.
Dilansir dari Rappler, lampu tidak dialiri daya oleh disosiasi garam dalam air karena tidak menghasilkan elektron yang dibutuhkan untuk penerangan. Aliran elektron yaitu listrik dihasilkan dari reaksi di dalam baterai, yang terletak di dalam wadah lampu. Sehingga, apabila menyebutnya sebagai lampu air asin karena dapat menimbulkan kebingungan dan klaim yang menyesatkan.
Jenis baterai apa pun, baik yang dapat diisi ulang atau tidak, dapat memberi daya pada lampu selama memenuhi persyaratan voltase dan arus dan tidak hanya terbatas pada baterai logam-udara yang mereka gunakan. Namun setelah beberapa waktu, logam-udara yang digunakan untuk menghasilkan listrik akan terkorosi oleh air garam. Untuk mengembalikan ke kondisi awal semua harus diisi ulang dengan daya yang lebih tinggi atau metalnya diganti.
Kesimpulan
Informasi air garam menjadi alternatif aliran listrik untuk penerangan adalah hoaks. Lampu tidak dialiri daya oleh disosiasi garam dalam air karena tidak menghasilkan elektron yang dibutuhkan untuk penerangan.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)