CEK FAKTA: Hoaks Banjir di Semarang karena Air Kiriman dari Jakarta
Informasi banjir di Semarang karena banjir kiriman dari Jakarta adalah hoaks. Banjir di Semarang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti curah hujan yang tinggi dan struktur pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Beredar informasi banjir di Semarang merupakan banjir kiriman dari Jakarta. Informasi tersebut beredar di media sosial Facebook.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Kenapa banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Apa saja yang terdampak akibat banjir di Semarang? Genangan banjir yang ada di Semarang cukup bervariasi antara 20 hingga 70 cm. Sejumlah wilayah yang terdampak banjir antara lain Jalan Kaligawe di Kelurahan Muktoharjo, Kelurahan Tambakrejo, Kelurahan Sambirejo, Kelurahan Krobokan, dan Kelurahan Kudu.
-
Bagaimana kondisi banjir di Semarang? Genangan banjir yang ada di Semarang cukup bervariasi antara 20 hingga 70 cm.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
Kominfo
"Semarang d kepung banjir akibat kiriman air dari Jakarta, biar cebong nonggol"
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah hoaks. Dalam artikel merdeka.com berjudul "BMKG Sebut Banjir di Semarang Akibat Hujan Ekstrem" pada 7 Februari 2021, dijelaskan bahwa banjir di Semarang disebabkan hujan yang ekstrem.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kota Semarang mencatat, peta sebaran curah hujan harian Kota Semarang pada 6 Februari 2021 pukul 07.00 WIB terukur hujan dengan intensitas lebat-ekstrem. Terukur curah hujan pukul 07.00 WIB di Stasiun Meteorologi Ahmad Yani sebesar 171 mm.
"BMKG Ahmad Yani Semarang telah mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem pada tanggal 6 Februari dari Pukul 01.30 WIB dan telah di update pukul 05.20 WIB. Kota Semarang termasuk salah satu wilayah yang masuk dalam Peringatan Dini tersebut, " kata Kepala Stasiun Klimatologi Semarang, Sukasno, dalam keterangannya, Minggu (7/2).
BMKG juga telah mengeluarkan Informasi Prakiraan Cuaca berbasis Dampak SIGNATURE Tanggal 4 Februari 2021 yang berlaku 5 Februari 2021 pukul 07.00 WIB sampai dengan 6 Februari 2021 pukul 07.00 WIB melalui laman bmkg.go.id bahwa terdapat Potensi Dampak Hujan Lebat untuk Dampak Banjir/Bandang dapat terjadi di wilayah Jawa Tengah dengan kategori Waspada, termasuk Kota Semarang.
Berdasarkan data AWS Stasiun Klimatologi Semarang, hujan terukur sejak jam 00.10 WIB (17.10 UTC). Intensitas hujan mulai meningkat menjadi lebat - sangat lebat sejak pukul 02.10 WIB (19.10 UTC). Periode intensitas lebat - sangat lebat berlangsung sampai dengan pukul 05.30 WIB (22.30 UTC).
Curah hujan tertinggi terukur di Pos Hujan Beringin Kecamatan Ngaliyan dengan curah hujan 183 mm, sementara curah hujan terendah di Pos Hujan Meteseh Kecamatan Tembalang yang tercatat 69 mm.
Berdasarkan pengamatan pada Citra Satelit Himawari, awan konventif sudah mulai tumbuh pada tanggal 6 Februari 2021 pukul 02.00 WIB dan semakin bertambah hingga menjelang pukul 07.00 WIB. Pertumbuhan awan tersebut memicu hujan yang terjadi di Kota Semarang dengan intensitas lebat sejak pukul 02.00 WIB, dan meningkat intensitasnya menjadi hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem pada pukul 05:00 sampai 06.00 WIB, dan kemudian mulai menurun intensitasnya hingga pukul 07.00 WIB.
Sukasno menjelaskan, analisis sementara menunjukkan pengaruh aktifnya Angin Monsun Dingin Asia dan adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
Kondisi tersebut didukung dengan masa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas sehingga mendukung proses pembentukan awan hujan di Jawa Tengah, khususnya sebagian besar wilayah pantura tengah-barat termasuk Kota Semarang.
Berdasarkan analisis tersebut BMKG memperpanjang Peringatan Dini Hujan lebat hingga sepekan ke depan untuk wilayah Jawa Tengah.
Kemudian dalam artikel cnnindonesia.com berjudul "KLHK Beberkan Indikasi Penyebab Banjir Semarang" pada 8 Februari 2021, dijelaskan bahwa penyebab banjir di Smearang juga karena kerusakan lingkunga.
Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai KLHK, Saparis Soedarjanto menyebut ada kawasan yang tergenang air di Semarang beberapa hari ini merupakan wilayah banjir. Kondisi diperparah dengan pertumbuhan pembangunan yang begitu pesat.
"Penyesuaian infrastruktur [penampung air] itu ada keterlambatan dengan laju perubahan. Sebenarnya sudah diupayakan, tapi kecepatannya tidak imbang," terang Saparis ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (8/2).
Saparis menuturkan, pesatnya pembangunan idealnya juga diimbangi penguatan infrastruktur penampung air hujan seperti sistem pompa dan sistem drainase. Sehingga luapan air banjir bisa diantisipasi.
"Misalnya kita tahu bahwa daerah itu berkembang permukimannya, lahan [terbangun] juga tumbuh. Nah, kecepatan lahan terbangun tadi dengan kecepatan penyesuaian gorong-gorong gimana? Cepat mana? Kan [lebih cepat] lahan terbangun," tutur dia.
Menurut Saparis, upaya tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun dengan peningkatan curah hujan akibat fenomena La Nina, kapasitas infrastruktur yang disiapkan tidak mumpuni.
"Walaupun kita lihat juga sudah ada upaya yang bagus dari teman-teman PU (Pekerjaan Umum) untuk memelihara gorong-gorong. Cuma kan kapasitasnya jadi tidak mampu, karena air yang masuk semakin banyak seiring dengan penambahan tutupan terbangun tadi," sambung Saparis lagi.
Kesimpulan
Informasi banjir di Semarang karena banjir kiriman dari Jakarta adalah hoaks. Banjir di Semarang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti curah hujan yang tinggi dan struktur pembangunan yang tidak ramah lingkungan.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)