CEK FAKTA: Hoaks Bentrokan Antar Ormas Agama di Bandung
Klaim adanya bentrokan antar ormas agama pada 27 Juli 2020 adalah hoaks. Faktanya, tangkapan layar artikel dalam unggahan tersebut merupakan hasil suntingan. Kompas.com tidak pernah memberitakan bentrokan ormas di Kota Bandung.
Beredar di media sosial tangkapan layar mencatut Kompas.com yang menyebutkan adanya bentrokan antar ormas agama di Bandung pada 27 Juli 2020. Informasi tersebut diunggah akun Facebook Herry Oej.
Disebutkan dalam bentrokan antar ormas menyebabkan korban tewas karena sabetan pedang. Selain itu, terdapat foto kebakaran yang diklaim karena bom molotov.
-
Kapan sebuah kalimat fakta dianggap benar? Fakta adalah pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan dan tidak tergantung pada keyakinan individu.
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
-
Apa ciri khas orang yang suka memutar balikan fakta? Orang yang suka memutar balikan fakta sering kali mengubah versi cerita mereka. Setiap kali mereka berbicara, rincian atau konteks cerita bisa berbeda, tergantung pada situasi atau siapa yang mendengarnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari tanggung jawab atau menyembunyikan kebenaran.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat fakta? Kalimat fakta adalah jenis kalimat yang menyajikan informasi yang benar, dapat diverifikasi, dan tidak terbantahkan.
-
Apa bedanya fakta dan opini? Fakta dan opini merupakan dua hal yang sering dikaitkan satu sama lain. Dua kata ini sering kali disebut dalam berita, berbagai macam buku, hingga jurnal penelitian. Bukan hanya itu, fakta dan opini juga sering dibahas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai topik.Dalam hal ini, fakta dan opini adalah dua hal yang berbeda, bahkan saling bertolak belakang.
Berikut narasinya:
27 juli 2020
Aksi demo yang tanpa tujuan di depan Gedung DPR-MPR yang di lakukan 50 orang simpatisan PDI-P di komandoi oleh Boedi Djarot dkk, yang menginjak-injak, merobek, dan membakar Poster Habib Rizieq Syihab, ternyata berbuntut panjang. Di kota bandung terjadi Bentrok antara Ormas Gerakan Jaga Indonesia ( GJI-PDI-P ) dengan Ormas-ormas Islam FPI, HTI, LPI, pembela dan penjaga Pancasila, Nkri dan Ulama. Akibatnya 7 orang anggota ormasa Gerakan Jaga Indonesia & PDI-P mati kena sabetan pedang Lasykar FPI, dari pihak HTI 1 orang mengalami luka sabetan di bahu. Bukan itu saja Bentrokan pun meluas hingga terjadi Kebakaran beberapa pertokoan yang berdekatan dengan Markas PDI-P, karena lemparan Bom Molotov. Aparat Polisi pun tidak berani ke Tkp.
Penelusuran
Cek Fakta Merdeka.com menelusuri klaim adanya bentrokan antar ormas agama pada 27 Juli 2020. Setelah ditelusuri pihak Kompas.com dalam artikel berjudul "[HOAKS] Bentrok Antar Ormas Agama di Kota Bandung" Kompas.com tidak pernah memberitakan bentrokan ormas di Kota Bandung pada 27 Juli 2020.
Tangkapan Layar Kompas.com
Begitu pula dengan media arus utama lainnya. Tidak ada satupun yang memberitakan adanya bentrokan ormas di Bandung sejak 27 Juli hingga 31 Juli 2020. Jadi, dapat dipastikan bahwa tangkapan layar artikel dalam unggahan tersebut merupakan hasil suntingan.
Sementara itu, foto yang digunakan dan seolah mengilustrasikan kebakaran yang terjadi juga diambil dari peristiwa lain.
Melansir BBC, 29 Mei 2020, terlihat bahwa foto yang sama telah digunakan saat memberitakan aksi protes atas meninggalnya George Floyd di Amerika Serikat (AS), Mei lalu.
Kesimpulan
Klaim adanya bentrokan antar ormas agama pada 27 Juli 2020 adalah hoaks. Faktanya, tangkapan layar artikel dalam unggahan tersebut merupakan hasil suntingan. Kompas.com tidak pernah memberitakan bentrokan ormas di Kota Bandung.
Foto yang digunakan dalam klaim juga diambil dari peristiwa lain, yakni aksi protes atas meninggalnya George Floyd di Amerika Serikat (AS), Mei lalu.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)