CEK FAKTA: Hoaks Tulisan Mencatut Nama Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Soal RUU HIP
Tulisan yang berjudul Mana Teriakan Saya Pancasila Mu?” mencatut nama Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti adalah hoaks. Ia sudah membantah bahwa tulisan tersebut bukan berasal darinya.
Beredar sebuah tulisan yang berjudul "Mana Teriakan 'Saya Pancasila Mu'". Tulisan tersebut mengatasnamakan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
Tulisan "Mana Teriakan 'Saya Pancasila mu'" beredar luas di media sosial, tulisan ini sudah beredar baik di Facebook sampai di jejaring pesan WhatsApp. Berikut narasinya:
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat fakta? Kalimat fakta adalah jenis kalimat yang menyajikan informasi yang benar, dapat diverifikasi, dan tidak terbantahkan.
-
Apa ciri khas bacaan sholat Muhammadiyah? Bacaan sholat Muhammadiyah tidak mengandung bacaan tambahan, seperti membaca basmalah sebelum surat Al-Fatihah, membaca qunut pada sholat subuh, dan membaca doa setelah tasyahud akhir.
-
Siapa Nurul Hikmah? Pada Rabu (24/7) lalu, sebanyak 991 mahasiswa program pascasarjana UGM menjalani upacara wisuda. Di antara mereka ada Nurul Hikmah (25). Dia berhasil lulus dari Program Studi Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, dengan IPK sempurna 4.00.
-
Kapan sebuah kalimat fakta dianggap benar? Fakta adalah pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan dan tidak tergantung pada keyakinan individu.
Mana teriakan “Saya Pancasila mu ?”
Oleh : Dr Abdul Mu’ti MEd
(Sekum PP Muhamadyah)
Alhamdulillah saya berkesempatan membaca Naskah Akademik yang 100 halaman dengan daftar pustakanya itu dan draft RUU HIP hasil Badan Legislasi DPR RI per tanggal 26 April 2020 yang berisi 10 Bab dan 60 pasal itu.
Selain membaca naskahnya, saya juga mengikuti sejumlah kajian daring dengan tema membahas RUU HIP yang menghadirkan banyak pakar dari berbagai bidang, khususnya pakar Hukum, pakar Sejarah dan Agama.
Kalau menurut saya, sejak dari aspek Filosofis urgensi RUU ini telah cacat. Demikian pula argumen yuridis dan sosiologisnya.
Secara prosedur pembahasan perlu dipertanyakan, terutama ketergesaan membahasnya dengan kecepatan turbo ditengah situasi wabah Covid 19, layaknya sopir minibus kejar setoran. Sangat tidak biasa dibanding sejumlah RUU lain yang mengalami pelambatan bahkan terbengkalai.
Muatan materi isi dari RUU nya pun banyak kejanggalannya, terutama keberanian para iniisiator mereduksi idiologi Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila dengan menempatkan Ketuhanan dibawah derajat kemanusiaan dan kebudayaan.
Tak pelak ujung-ujung nya menimbulkan kecurigaan adanya agenda tersembunyi dibalik semua proses politik di DPR ini, apalagi kalau bukan kecurigaan atas konsolidasi kekuatan anasir Komunis yang merongrong dasar negara Pancasila.
Menurut saya, dengan sejumlah alasan fundamental itu seharusnya DPR membatalkan pembahasan RUU ini. Sekali lagi, membatalkan, bukan memperbaiki pasal-pasal dan redaksinya.
Namun sayangnya Fraksi-Fraksi dari Partai berbasis Islam dan Nasionalis yang ada di Parlemen nampaknya tidak cukup tajam hidungnya mengendus bau tak sedap di balik RUU HIP ini. Mungkin dampak Covid 19 yang merusak sistem pernapasan mereka dan mengurangi imunitas idiologisnya.
Ketiika pertahanan idiologis di Parlemen kedodoran dan jebol, saat nya lah kekuatan-kekuatan masyarakat tampil memberikan warning kepada para wakil rakyat itu, sebagai sinyal kesiagaan umat untuk membentengi idiologi bangsa dari infiltrasi idiologi-idiologi lain yang akan merusaknya.
Untuk yang biasa berteriak ; “Saya Pancasila…….!” saatnya anda bangun dan sadar, jangan tertipu oleh mereka yang akan merusak Pancasila. Kalau hanya teriak, dulu tokoh-tokoh Komunis juga berteriak yang sama, tapi mereka berhianat pada Pancasila.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah membentuk Tim khusus untuk berjihad konstitusional mempertahankan ideologi Pancasila. Sangat bagus kalau seluruh Pinpinan Wilayah Muhammadiyah se Indonensia bersama Ortom-Ortomnya melakukan kajian terhadap RUU HIP ini di wilayahnya dan hasilnya disampaikan sebagai masukan kepada Tim PP.
Lebih bagus lagi kalau seluruh Ormas (Islam maupun nasionalis) melakukan kajian dan membentuk Tim serupa sehingga terbanngun integrasi idiologis bangsa Indonesia.
Ingat selalu dan jangan lupakan sejarah. Dalam catatan sejarah Indonesia kekuatan Ideologi Komunis itu sangat piawai memengaruhi kekuatan-kekuatan rakyat, bahkan (Pimpinan struktural) Ormas-Ormas Islam dengan berbagai cara, terutama jika oknum-oknum komunis telah menguasai posisi-posisi strategis Negara. Mereka tak segan mengumbar janji-janji manis duniawi yang membius jika Ormas Islam itu mendukung mereka.
PKI itu ibarat virus Corona, tidak terlihat bentuknya tapi terasa kebinasaan yang ditimbulkannya. Kesadaran Ormas-ormas Islam jangan sampai baru tumbuh setelah kekuatan komunis merajalela membinasakan lawan-lawan nya.
“SAYA PANCASILA, SAYA MENOLAK RUU HIP”
Penelusuran
Cek Fakta merdeka.com menelusuri sebuah tulisan berjudul “Mana Teriakan Saya Pancasila Mu?”. Tulisan tersebut mencatut nama Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
Dikutip dari muhammadiya.or.id, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti membantah telah menulis yang berjudul Mana Teriakan Saya Pancailas Mu.
muhammadiyah.or.id
MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA - Sebuah tulisan opini di salah satu website yang berjudul “Mana Teriakan Saya Pancasila Mu?” mencatut nama Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
Ketika dikonfirmasi redaksi Muhammadiyah.id pada Jum’at (12/6) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa tulisan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan (hoax).
Mu’ti mengajak semua pihak, khususnya warga Muhammadiyah untuk bijak dalam bermedia sosial, tidak mudah mempercayai suatu tulisan yang belum tentu kebenarannya, mengedepankan sifat tabayun, dan berfikir kritis ketika menerima suatu informasi di media sosial.
Kesimpulan
Tulisan yang berjudul Mana Teriakan Saya Pancasila Mu?” mencatut nama Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti adalah hoaks. Ia sudah membantah bahwa tulisan tersebut bukan berasal darinya.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa di pertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)