CEK FAKTA: Tidak Benar Dokter di Palembang Meninggal Akibat Vaksinasi Covid-19
Kabar dokter di Palembang meninggal dunia akibat suntik vaksin Covid-19 adalah tidak benar. Tim forensik RS M Hasan Bhayangkara Palembang menemukan bintik pendarahan yang disebabkan kekurangan oksigen di daerah mata, wajah, tangan dan dada.
Informasi seorang dokter di Palembang, Sumatera Selatan meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19 viral di media sosial.
Kabar tersebut salah satunya diunggah akun Facebook dengan narasi sebagai berikut:
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana cara penyebaran virus campak? Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus, yang menyebar melalui tetesan pernapasan dan sangat menular.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
ALLAHUMMAGHFIRLAHU
Semalam sahabatku (dokter, 49 thn) ditemukan wafat di mobilnya. Kamis kemarin ia divaksin. Ia tidak punya comorbid & tak ada riwayat dirawat di rumah sakit.
Apakah ini ada hubungannya dgn vaksin? Perlu penjelasan dari dinkes kota sebagai penanggungjawab vaksin sekaligus lembaga di mana sahabatku mengabdi. Sebagai dokter saya sdh bilang bhw pemberian vaksin atau obat apapun harus benar2 ilmiah dg jaminan safety & efficacy yg baik.
Tidak ada yg kebetulan di dunia ini dan tidak ada mushibah termasuk kematian kecuali sudah digariskan oleh Allah. Manusia diberi kebebasan bersikap & bertindak sesuai dgn kapasitas keilmuannya. Karena itu saya tak jemu mengingatkan utk selalu memutuskan, bersikap & berbuat berdasarkan ilmu bukan berdasar kepentingan.
Moga para pemimpin bijak dalam hal apapun krn mereka akan diminta pertanggungjawabannya.
Selamat jalan sahabatku, Allah menyayangimu
Penelusuran
Cek fakta merdeka menelusuri kabar dokter di Palembang meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19.
Dilansir dari merdeka.com dokter berinisial JF ditemukan meninggal dunia di dalam mobil yang terparkir di salah satu mini market, Jumat (22/1) pukul 23.00 WIB.
Dokter forensik RS M Hasan Bhayangkara Palembang, Indra Nasution menjelaskan, korban tewas karena sakit. Diperkirakan korban menghembuskan napasnya sejak Jumat pagi atau belum 24 jam sebelum ditemukan lantaran otot tubuhnya belum kaku.
Dari hasil pemeriksaan ulang, tim forensik menemukan bintik pendarahan yang disebabkan kekurangan oksigen di daerah mata, wajah, tangan dan dada. Temuan itu menyimpulkan dugaan penyebab kematiannya.
"Korban meninggal dunia karena sakit jantung," ungkap Indra, Sabtu (23/1).
Dia mengakui JF baru saja menjalani vaksinasi Sinovac. Indra menilai vaksinasi itu tidak ada hubungan dengan penyebab kematiannya.
"Vaksin kan disuntikkan, jika disuntik reaksinya lebih cepat dan juga matinya lebih cepat juga. Saya kira, tidak benar korban meninggal karena divaksinasi," terangnya.
Juru bicara penanganan Covid-19 Palembang, Yudhi Setiawan mengatakan, korban menerima suntikan vaksin Sinovac sehari sebelum ditemukan tewas atau Kamis (21/1). Selama 30 menit usai divaksinasi, korban tidak menunjukkan reaksi apa-apa dan dipastikan aman.
"Bukan karena divaksinasi tapi sakit jantung, sesuai hasil pemeriksaan forensik. Kami imbau tenaga kesehatan tidak takut divaksinasi karena kematiannya tidak ada hubungan sama sekali," tutupnya.
Kemudian dalam artikel merdeka.com, berjudul "Polisi Pastikan Dokter Tewas dalam Mobil Bukan karena Vaksin Covid-19". Tim forensik Rumah Sakit M Hasan Bayangkara Palembang memastikan kematian seorang dokter berinisial JF (49) tewas akibat serangan jantung, bukan dampak dari vaksin Sinovac yang diterimanya. Diketahui, korban ditemukan tewas di dalam mobilnya.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengungkapkan, saat ditemukan wajah korban membiru, pendarahan pada bola mata, tangan, dada, kaki, dan ada tanda kebiruan di bibir dan wajah. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
"Hasil forensik, almarhum meninggal karena kekurangan oksigen akibat ada penyakit jantung," ungkap Supriadi, Senin (25/1).
Kesimpulan pemeriksaan itu juga berdasarkan temuan di TKP. Korban ditemukan dalam posisi terlungkup ke kiri dengan tangan memegang dada kiri dan ditemukan obat jantung jenis Nitrokaf Retard berisi 10 kapsul dan sudah terpakai sebanyak satu kapsul.
"Tiga bulan sebelum tewas, korban mengalami nyeri dada berat dan berobat dengan ahli penyakit jantung," ujarnya.
Supriadi menjelaskan, korban menerima suntik vaksin Sinovac di Puskesmas 1 Ulu Palembang, Kamis (21/1) pukul 10.06 WIB. Sementara korban ditemukan tewas di dalam mobil dan dilanjutkan dengan pemeriksaan pada Sabtu (23/1) pukul 01.07 WIB.
"Dari CCTV, mobil korban terparkir pada Jumat (22/1) pukul 08.05 WIB, dan korban meninggal dunia dugaannya rentang waktu pukul 13.00-15.00 WIB. Atau jarak vaksinasi dengan kematian sekitar 26 jam," kata dia.
Dari hasil koordinasi dengan Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), kata dia, didapat keterangan bahwa kejadian syok anafilatif pasca imunisasi dapat diabaikan sebagai sebab kematian karena waktu terjadinya syok anafilatif berkisar 1-2 jam setelah vaksin. Sementara korban tewas lebih dari 24 jam usai menjalani vaksinasi.
"Karena itu kami tegaskan bahwa kematian korban tidak ada kaitannya dengan vaksinasi corona," tegasnya.
Sementara itu dilansir dari tempo.co Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kematian seorang dokter berinisial JF di Palembang, Sumatera Selatan, tidak ada hubungannya dengan vaksinasi Covid-19.
JF (49) diketahui ditemukan tewas di dalam mobilnya sendiri, Jumat lalu. Sehari sebelumnya, ia disuntik vaksin Covid-19.
"Laporan sementara, almarhum memang menerima vaksin pada Kamis dan ditemukan telah meninggal Jumat malam. Dari pemeriksaaan sementara, ditemukan tanda-tanda kekurangan oksigen dan tanda ini tidak berhubungan dengan akibat vaksinasi," ujar Nadia saat dihubungi Tempo, 24 Januari 2021.
Kesimpulan
Kabar dokter di Palembang meninggal dunia akibat suntik vaksin Covid-19 adalah tidak benar. Tim forensik RS M Hasan Bhayangkara Palembang menemukan bintik pendarahan yang disebabkan kekurangan oksigen di daerah mata, wajah, tangan dan dada.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)