CEK FAKTA: Tidak Benar Resep Lemon dan Teh Panas Bisa Sembuhkan Corona dari Palestina
Pesan yang beredar di WhatsApp tentang konsumsi lemon dan teh panas bisa menyembuhkan corona adalah tidak benar. Hal itu hanya salah satu cara mencegah penularan penyakit tersebut
Sebuah resep untuk menyembuhkan corona tersebar di aplikasi pesan instan WhatsApp. Pesan itu menjelaskan bahwa dengan mengonsumsi lemon dan teh panas dapat menyembuhkan virus corona.
_*KABAR GEMBIRA*_
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
*Berita super Obat untuk virus C19 ditemukan* ⬇
Informasi dari Negara Arab Palestina menyatakan bahwaVirus tidak menyebabkan kematian, Insya Allah.
Hanya dengan Resep sederhana. 1. *Lemon/Jeruk Nipis* 2. *Teh* _Minumlah teh panas setelah dicampur perasan lemon (sebaiknya dengan kulitnya) dan jangan pakai gula:_ _*#Dapat segera mencegah dan membunuh virus*_ _*#Dapat menghilangkan virus dari tubuh *_
Dua bahan ini membuat sistem kekebalan tubuh menjadi bersifat basa, karena ketika malam tiba,sistem tubuh menjadi bersifat asam, kemampuan defensif juga akan berkurang.
Itu sebabnya orang Arab dan Palestina santai saja dengan virus itu, di Palestina, semua orang minum segelas air panas dengan campuran lemon di malam hari karena telah terbukti membunuh virus.Subhanallah. Bagikan dengan keluarga dan teman, dengan cara ini kita mudah2an tidak akan terinfeksi virus.
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, pesan tersebut tidak benar. Dalam artikel Liputan6 berjudul "Cek Fakta: Hoaks Resep Lemon dan Teh Panas untuk Sembuhkan COVID-19 dari Palestina" pada 10 April 2020, dijelaskan bahwa mengonsumsi lemon dan teh panas tidak menyembuhkan coroa.
Liputan6 melakukan penelusuran dengan menghubungi Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng M Faqih. Ia mengatakan bahwa mengonsumsi lemon dan teh panas dapat menyembuhkan virus corona COVID-19 belum terbukti.
"Belum ada bukti yang membenarkan hal tersebut," kata Faqih kepada Liputan6.com, Jumat (10/4/2020).
Penelusuran selanjutnya dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "lemon jeruk nipis corona". Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai manfaat lemon atau jeruk nipis untuk kesehatan tubuh.
Satu di antaranya artikel berjudul "Guru Besar IPB Sebut Buah Jeruk Ampuh Lawan Corona Covid-19" yang ditayangkan situs Liputan6.com pada 31 Maret 2020.
Liputan6.com, Jakarta Wabah virus Corona atau Covi-19 kini tengah mengancam masyarakat Indonesia.
Tim periset yang terdiri dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Farmasi UI, Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University dan Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University kini telah melakukan penelitian bioinformatika untuk menemukan senyawa yang berpotensi untuk melawan Covid-19.
"Senyawa tersebut adalah golongan flavonoid yaitu salah satunya hesperidin. Hesperidin ini disinyalir bisa memberikan perlindungan terhadap mikroba dan virus," ungkap Guru Besar Universitas IPB yang juga Kepala Pusat Biofarmaka Tropika (TropBRC), Irmanida Batubara melalui keterangan tertulis, Selasa (31/3/2020).
Dimanakah kita bisa mendapatkan senyawa ini? Menurut Irmanida, senyawa ini banyak ditemukan di kulit buah jeruk.
"Jadi selama berdiam di rumah, kita dapat membuat jus jeruk dan jangan lupa untuk ditambah sedikit kulit jeruk yang sudah dicuci bersih. Memang akan terasa sedikit pahit. Nah tahanlah sedikit rasa pahit ini karena ini menunjukkan hesperidin ada di dalamnya," ujarnya.
Bagi mereka yang kurang sanggup mengonsumsi pahit, Irmanida menganjurkan masyarakat bisa membuat infus water dari jeruk beserta kulitnya.
"Beberapa senyawa dari kulit jeruk akan larut dalam air sehingga juga terkonsumsi oleh kita," ucapnya.
Sebelum dikonsumsi, dia meminta masyarakat supaya jeruknya dicuci bersih terlebih dahulu agar tidak menimbulkan penyakit lain.
"Semua jenis jeruk mengandung hesperidin. Jadi tidak harus jeruk buah, kita juga bisa memanfaatkan kulit jeruk nipis, jeruk lemon dan varietas jeruk lainnya," tambahnya.
Benarkah pesan tersebut dari Palestina?
Penelusuran dengan kata kunci, 'palestine covid-19 lemon' tidak mengarah ke bukti yang mendukung klaim yang tersebar di WhatsApp.
Klaim serupa ternyata juga menyebar di negara lain. Bedanya, bukan Palestina yang disebut melainkan Israel.
Dalam artikel berjudul, Lemon Juice Tea Does Not Cure COVID-19 in Israel, or Anywhere Else yang dimuat factcheck.org disebutkan, klaim bahwa campuran teh, lemon, dan sodium bicarbonate bisa menyembuhkan COVID-19 dan mencegah kematian akibat wabah tersebut di Israel adalah salah.
Kesimpulan
Pesan yang beredar di WhatsApp tentang konsumsi lemon dan teh panas bisa menyembuhkan corona adalah tidak benar. Hal itu hanya salah satu cara mencegah penularan penyakit tersebut. Pesan yang beredar di grup-grup WA bukan dari Palestina.
(mdk/noe)