Saking Kelaparan, Bocah Palestina di Gaza Makan Baterai Buatan Indonesia, Dikira Permen
Saking Kelaparan, Bocah Palestina di Gaza Makan Baterai Jam Buatan Indonesia, Dikira Permen
Bocah-bocah itu sangat kelaparan sehingga memakan kerikil, baterai jam yang seperti permen.
Saking Kelaparan, Bocah Palestina di Gaza Makan Baterai Buatan Indonesia, Dikira Permen
Seorang dokter dari Oman yang bekerja di Jalur Gaza, Palestina mengunggah pesan di X tentang sejumlah bocah di Gaza yang memakan benda-benda asing, seperti baterai, batu kerikil, dan koin karena mereka sangat kelaparan.
“Karena kelaparan parah, kurang persediaan pangan, dan kecewa terhadap sikap negara-negara sekitarnya, anak kecil ini memakan baterai jam karena mengira adalah permen,” ungkap Dr. Khalid al Shamousi di X.
Shamousi juga mengunggah bagaimana ia mengeluarkan barang-barang itu dari perut si anak kecil.
Tampak ia tidak melakukan pembedahan pada perut anak kecil itu, dan lebih memilih mengeluarkannya lewat mulut.
Hal ini disebabkan minimnya alat bius dan bedah di daerah Gaza karena kurangnya pasokan persediaan alat-alat medis dan obat-obatan di rumah sakit karena blockade Israel.
“Anak kecil berumur 8 tahun ini menelan beberapa benda itu, dan terjebak di tenggorokannya,” kata Shamousi sambil menunjukan foto rontgen yang memperlihatkan ada lingkaran putih di sekitar tenggorokannya.
Ia juga mengunggah seorang anak berusia 5 tahun yang menelan sebuah baterai yang bertuliskan “made in Indonesia” dan bermerek Panasonic. Ia menyebutkan, tidak ada dokter ahli endoskopi di Gaza selain dirinya.
“Karena kelaparan parah, anak ini terpaksa memakan baterai jam,” tulisnya dalam pesan di X.
Dr. Khalid adalah seorang konsultan Gastroenterologi dan Endoskopi Tingkat Lanjut, dan dari persekutuan dokter Amerika-Kanada yang dikirim ke Gaza.
Dr. Khalid juga sebelumnya aktif mengunggah cuitan di X terkait kondisi yang terjadi di Gaza.
Ia menekankan 2,2 juta warga sipil Palestina mengalami kesengsaraan akibat krisis pangan semenjak perang genosida Israel 7 bulan lalu, bahkan sejak 75 tahun lalu.
Ia menyebut dari angka tersebut, 50 persennya adalah anak-anak.
Menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) satu dari tiga anak di bawah usia dua tahun di Gaza utara saat ini mengalami kekurangan gizi akut.
Mereka juga memperingatkan warga Gaza menghadapi kelaparan sebagai akibat dari pengeboman Israel yang tidak berhenti selama lebih dari tujuh bulan.
“25 hingga 30 anak dirawat di rumah sakit setiap hari, dengan setengah dari mereka menderita dehidrasi dan kekurangan gizi," kata Dr Hussam Abu Safiya, kepala departemen pediatrik di Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza utara.
Sejak agresinya di Gaza, Israel melarang truk bantuan PBB masuk ke wilayah utara. Para dokter mengatakan, bayi-bayi di Gaza sekarat karena agresi Israel.
Satu dari tiga bayi di Gaza mengalami gizi buruk akut. Sekitar 20 anak-anak yang dirawat di RS Kamal Adwan mengalami kelaparan dan ada yang sampai meninggal dalam beberapa pekan terakhir.