Momen Bocah Palestina Kehabisan Makanan saat Antri, Wajah Sedihnya Bikin Menyayat Hati
Potret bocah di Palestina saat antri distribusi makanan yang diberikan.
Potret bocah di Palestina saat antri distribusi makanan yang diberikan.
Momen Bocah Palestina Kehabisan Makanan saat Antri, Wajah Sedihnya Bikin Menyayat Hati
Potret sedih seorang bocah Palestina saat kehabisan makanan di tempat distribusi bantuan, ramai jadi sorotan di media sosial.Ekspresi sedihnya ketika mengetahui jika dia tidak mendapat jatah makanan ramai disebut warganet sangat menyayat hati.
Melansir dari Tiktok @saif_islam786, membagikan video saat anak-anak di jalur Gaza sedang ikut antri dalam pembagian makanan. Simak ulasannya:
Potret Anak-anak di Gaza Antre Makanan
Dalam video yang dibagikan, terlihat beberapa anak-anak di kamp pengungsian jalur Gaza sedang mengantre untuk mendapatkan distribusi makanan.
Namun, seorang anak tampaknya terlambat datang sehingga dia tidak mendapatkan jatah makanan yang telah dibagikan.
-
Apa yang bocah Gaza itu lakukan? Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @sahabatsurga dan dikutip dari @wwre, Kamis (27/6) Hossam sampai mengubur diri di sebuah pasir dengan hanya tampak wajahnya.
-
Kenapa bayi di Gaza mengalami gizi buruk? Ibu-ibu mengalami gizi buruk sehingga mereka tidak bisa menyusui bayi mereka. Bayi-bayi pun sekarat karena kelaparan karena mereka tidak bisa mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan bayi yang baru lahir.
-
Bagaimana Israel membuat orang Gaza kelaparan? Masyarakat Palang Merah Palestina (PRCS) berulang kali memperingatkan kondisi kemanusiaan yang semakin menurun di wilayah tersebut, akibat Israel menutup perbatasan dan melarang masuknya bantuan ke Gaza.
-
Siapa bocah Gaza yang mengubur diri? Seorang bocah bernama Hossam pun ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi orang meninggal seperti para korban Israel.
-
Apa yang terjadi pada bayi baru lahir di Gaza? Kesempatan bayi baru lahir di Jalur Gaza, Palestina, untuk bisa bertahan hidup sangat tipis. Di bangsal gizi buruk rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara, bayi-bayi yang baru beberapa hari lahir ke dunia dan kebanyakan prematur, bertarung untuk tetap hidup.
-
Kenapa bocah Gaza mengubur diri? Genosida yang dilakukan Israel terhadap Gaza Palestina meninggalkan rasa trauma bagi masyarakat di Gaza, terutama anak-anak. Setiap hari mereka menyaksikan warga hingga sanak saudara mereka tewas terbunuh karena kebengisan militer Israel. Seorang bocah bernama Hossam pun ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi orang meninggal seperti para korban Israel.
Dengan wajah kebingungan, bocah laki-laki dalam video hanya terdiam sambil memegang panci yang dia bawa dari tenda.
"Seorang bocah laki-laki di Gaza terlambat saat pembagian makanan dan tidak mendapatkan sisa," tulis keterangan video.
Seorang anak yang masih berada di lokasi kemudian memberikan inisiatif agar mereka membagi makanan yang didapat.
"Anak-anak lain kemudian memutuskan untuk membagikan makanan yang mereka dapat," tulis keterangan unggahan.
Seorang anak mengajak rekan-rekannya agar setiap anak membagi makanan mereka sedikit demi sedikit.
"Ayo berikan untuk dia, cukup. Ayo yang lain bagikan untuk dia lagi," kata seorang anak.
Dengan wajah sumringah dan penuh semangat, bocah laki-laki itupun langsung kembali ke keluarganya usai mendapat makanan dari teman-temannya.
"Mama, anak-anak memberiku beberapa makanan," teriak bocah tersebut ketika bertemu sang ibu.
Ramai Jadi Sorotan
Potret sedih bocah laki-laki itupun langsung ramai mendapat beragam komentar dari warganet.
"Nangis banget ya Allah😭😭 memang benar penduduk surga ini mah disaat kekurangan aja masih bisa berbagi. malu banget diri ini ya Allah," komen @rose***
"Dia sangat bahagia, dia bawa sesuatu untuk keluarganya," kata @ginger***
"Wajahnya sedih banget pas tau ga kebagian tapi gabisa apa apa huhuhu mo nangis," komen @caca***
Serangan itu menyebabkan lebih dari 36.000 orang terbunuh dan 81.100 orang lainnya terluka.
Agresi militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menyebabkan warga sipilnya kehilangan tempat tinggal dan berisiko kelaparan.
Sebab, sebelumnya Israel juga sempat mempersulit distribusi pasokan bantuan obat-obatan dan makanan ke daerah kantong tersebut.