Mengatasi Kelelahan Secara Islami, Penjelasan Buya Yahya tentang Keseimbangan Fisik dan Spiritual
Berikut adalah beberapa cara efektif yang diajarkan oleh Buya Yahya untuk mengatasi rasa lelah dan menghilangkan keletihan.
Keadaan capai atau lelah adalah situasi di mana seseorang merasakan keletihan setelah menjalani aktivitas sepanjang hari, baik itu bekerja maupun kegiatan lainnya. Capek tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga bisa melibatkan pikiran.
Dalam usaha mengatasi perasaan capai ini, KH. Yahya Zainul Ma'arif, pengasuh LPD Al-Bahjah Cireboh, memberikan tips untuk menghilangkan capek. Ia menjelaskan bahwa perasaan capai akan berkurang seiring dengan tercapainya ketenangan dalam hati seseorang.
-
Kapan Syamsidar Yahya wafat? Hj. Syamsidar Yahya wafat pada tahun 1975 di Pekanbaru, Riau di usianya yang ke-61 tahun.
-
Siapa sosok ulama kondang dari Solo yang membuat Buya Yahya kaget? Saat memulai percakapan, pria tersebut memperkenalkan diri sebagai Novel bin Muhammad Alaydrus dari Solo. Seketika Buya Yahya kaget karena pria tersebut merupakan ulama kondang asal Solo.
-
Kapan menurut Buya Yahya doa dianggap sah meskipun tidak memahami artinya? "Ada individu yang mengucapkan 'Rabbana Atina Fiddunya Hasanah' meskipun tidak memahami maknanya. Doa itu tetap sah, terutama jika niatnya baik," jelasnya.
-
Siapa Imam Syafi'i? Imam Syafi’i adalah salah satu mazhab dalam agama Islam yang sekaligus merupakan kontributor pertama dari prinsip-prinsip yurisprudensi Islam.
-
Apa isi dari Surat Yasin? Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Alquran dan tergolong surat Makiyah karena diturunkan di Kota Mekkah. Di dalamnya terdapat 83 ayat, di mana setiap ayat-ayatnya memiliki bacaan yang pendek sehingga mudah dilafalkan ataupun dihafalkan. Surat Yasin memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya.
Dengan kata lain, ketenangan batin dapat membantu mengatasi rasa capai yang dialami. "Hilangnya capek itu adalah dengan tenangnya hati," jelasnya, seperti yang dikutip dari tayangan YouTube Al-Bahjah TV, Rabu (25/12/2024). Simak penjelasan lengkapnya yang dilansir Merdeka.com, pada Jum'at(27/12).
Kebahagiaan Membuat Tidak Merasa Lelah
Menurut Buya Yahya, rasa lelah dapat dinetralisir dengan perasaan bahagia. Ia memberikan contoh saat bermain bola, ketika seseorang merasa senang, maka rasa lelah tidak terasa. "Main bola itu lari senang loh, dia capek itu akan hilang dengan tenangnya hati dan suasana," jelasnya. Sebaliknya, jika hati dan pikiran tidak tenang, meskipun seseorang tidak melakukan aktivitas apapun, mereka tetap merasa lelah.
"Biarpun enggak ngapain-ngapain, gak kerja tapi di rumah pasangan bikin kesel, capek! Padahal enggak kerja dia," tambahnya. Walaupun kita merasa lelah setelah bekerja, jika suasana hati kita menyenangkan, maka rasa lelah tersebut akan menghilang dengan sendirinya. "Tapi biarpun capek kita kerja keras pulang suasana indah, hilang capek," ujarnya.
Buya Yahya juga memberikan contoh lain; ketika kita merasa lelah dan ingin beristirahat, tetapi tiba-tiba ada anak yang sudah lama tidak kita temui datang, maka seketika itu juga rasa lelah akan sirna. Hal ini menunjukkan bahwa perasaan bahagia dapat mengalahkan rasa capek yang kita alami.
Metode Mengatasi Kelelahan Menurut Rasulullah
Mengutip IslamPos.com, berikut adalah langkah-langkah yang diambil oleh Rasulullah dan para Sahabat ketika merasa lelah dan jenuh. Rasa lemas adalah keluhan yang sering dialami banyak orang. Beberapa gejala yang muncul antara lain kelelahan, kurang semangat, dan mudah merasa letih. Kondisi ini dapat menjadi penghalang bagi para pekerja karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas. Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan badan lemas, seperti kelelahan fisik, lembur, kurang tidur, stres, serta penyakit tertentu seperti anemia. Namun, sebagai seorang muslim, penting untuk meneladani Nabi Muhammad SAW dalam mengatasi perasaan ini. Beliau adalah contoh terbaik bagi umat manusia.
Rasulullah SAW mengingatkan para sahabat untuk memanfaatkan waktu luang dengan bijak. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda, "Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang." (HR. Bukhari). Ketika merasa letih dan jenuh, tidak selalu cukup hanya dengan beristirahat. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyegarkan diri yang sekaligus dapat menjaga kita dari kelalaian. Salah satu cara yang dilakukan oleh para sahabat adalah mengisi waktu kosong dengan tilawah, zikir, dan melaksanakan salat sunnah. Kegiatan ini menjadi rutinitas mereka saat merasakan kebosanan di malam hari, di mana mereka bergantian melaksanakan shalat malam.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah bermain dengan keluarga, seperti istri dan anak-anak. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah berlari-lari kecil dengan Aisyah RA. Beliau juga sering bermain 'kuda-kudaan' dengan cucu-cucunya, Hasan dan Husein. Dari sini, kita bisa melihat bahwa bersantai bukan hanya sekedar menghilangkan rasa jenuh, tetapi juga dapat memperkuat hubungan dalam keluarga. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga menegaskan, "Orang yang cerdik ialah yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan muluk terhadap Allah." (HR. Abu Daud).