Alasan hidup di Singapura jauh lebih mahal daripada di Indonesia
Singapura dinobatkan sebagai kota termahal sejagat. Berikut deretan alasannya
Selama dua tahun terakhir, Economist Intelligence Unit (EIU) menobatkan Singapura sebagai kota yang mempunyai biaya hidup paling mahal di dunia, di atas Paris, Prancis dan Oslo, Norwegia.
Namun, meski hanya berjarak beberapa kilometer dari batas luar Indonesia, mengapa harga-harga di Singapura lebih mahal dibanding Indonesia, atau bahkan negara yang lebih dekat lagi, Malaysia?
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Dimana Langgar Merdeka berada? Lokasinya terletak di Jln. Dr. Radjiman No. 565 Laweyan, Solo.
-
Siapa yang meresmikan Langgar Merdeka? Langgar ini diresmikan Menteri Sosial pertama Indonesia yaitu Mulyadi Joyo Martono.
-
Apa yang dimaksud dengan kemerdekaan? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka. Merdeka dari segala penjajahan fisik dan mental kolonialisme yang telah beratus tahun bangsa ini alami.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
Memang pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan banyak orang. Bahkan, untuk negara seluas Indonesia, standar hidup provinsi satu dengan provinsi yang lain pun juga berbeda. Pada awal abad 20-an silam, dua ekonom yaitu Bela Balassa dan Paul Samuelson mempunyai teori bahwa semakin tinggi produktivitas pekerja, terutama yang ada pada sektor yang bisa diperdagangkan ke luar negeri, maka semakin kaya negara tersebut.
Lalu, semakin banyak uang yang mengalir ke dalam negeri sehingga membuat pendapatan nasional bruto semakin banyak dan membuat harga-harga juga semakin menjulang tinggi.
Kondisi ekonomi yang semakin membaik
Dalam kaitannya dengan Singapura, negara tersebut sudah terkenal sebagai negara penghubung. Singapura juga telah agresif dalam menarik investasi asing untuk membangun perekonomian mereka. Setelah terlepas dari Malaysia, Singapura memfokuskan diri menjadi pusat industri pengolahan khusus barang ekspor dan juga sebagai penghubung perdagangan ke Malaysia dan Indonesia. Setelah itu, Singapura bergerak menuju perekonomian berbasis jasa, terutama jasa keuangan.
Dengan struktur perekonomian tersebut, produktivitas tenaga kerja di Singapura semakin tinggi, yang membuat pendapatan di Singapura juga turut naik. Namun, seiring dengan kemampuan konsumen untuk membeli semakin tinggi, maka harga barang juga semakin naik.
Minim subsidi
Beberapa bahan pokok di negara Singa ini tidak disubsidi oleh pemerintah. Misalnya saja untuk listrik, air, gas, dan bensin. Singapura yang mendapatkan pasokan gas dari Indonesia dan Malaysia menetapkan tarif listriknya sesuai dengan harga keekonomian pemebelian gas dan operasional. Tak heran jika tagihan listrik di Singapura bisa dalam hitungan juta dalam sebulan.
Saat ini, pemerintah Singapura hanya memberikan subsidi untuk apartemen milik pemerintah, kesehatan, transportasi dan untuk warga miskin. Tarif angkutan umum seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan bus di Singapura saat ini masih disubsidi oleh pemerintah.
Harga properti yang tinggi
Meskipun pemerintah Singapura menyubsidi apartemen untuk rakyatnya, namun tidak untuk hunian rumah (landed house) dan apartemen nonpemerintah (condominium). Ditambah lagi, lebih dari 76 persen tanah di Singapura dimiliki oleh pemerintah. Hal tersebut membuat pemerintah leluasa untuk mengatur tata kota sehingga membuat lahan yang diperuntukkan untuk tempat tinggal hanya sedikit. Hal tersebut membuat harga properti semakin tinggi.
Sebagian besar barang diimpor
Singapura yang hanya mempunyai luas 718 kilometer persegi (Jakarta mempunyai luas 740 kilometer persegi) membuat negara ini terbatas dalam hal sumber daya alam. Tak heran jika banyak komoditas diimpor dari negara tetangga, yaitu Indonesia dan Malaysia. Hal tersebut membuat harga barang-barang tersebut lebih mahal setelah dijual di Singapura.
Sebagai contoh saja, harga bawang merah yang diimpor dari Indonesia mencapai SGD 8 per kilo atau sekitar Rp 78.000 per kilo. Tak heran jika ini membuat harga makanan juga relatif lebih mahal dibanding Indonesia. Sebagai contoh saja, harga makanan paling murah di hawker (mirip dengan warteg di Indonesia) sekitar SGD 4-6 atau sekitar Rp 50.000.
Baca juga:
Beginilah kelakuan unik orang-orang akibat cuaca panas
Empat orang paling sering kawin sedunia
Licinnya Nadjib Razak, selalu lepas dari tuduhan korupsi di Malaysia
Kreativitas orang Malaysia yang bikin ngakak terpingkal-pingkal
Batu raksasa ini adalah mentega yang dicuri Krishna, benarkah?