Aparat Turki Usir Paksa Jemaah Masjid Pengikut Tokoh Islamis
Kantor gubernur Gaziantep kemarin mengatakan 76 jemaah yang masuk ke tiga masjid itu sebelumnya pernah diselidiki atas kasus terorisme.
Pihak berwenang Turki dua hari lalu mengusir paksa jemaah masjid pengikut tokoh Islamis dari tiga masjid di selatan Turki. Aparat beralasan para jemaah itu melanggar aturan pembatasan Covid-19.
Cuplikan video memperlihatkan polisi baku pukul dengan sekelompok orang di sebuah masjid di Provinsi Gaziantep pada Minggu dan memaksa mereka keluar. Sebagian dari mereka berteriak "Kami sedang membaca Alquran." Seorang petugas terlihat memakai semprotan merica untuk membubarkan jemaah itu.
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
-
Siapa yang diprotes bocah Turki itu? Bocil Turki Marah-Marah ke Pemilik Toko karena Jual Produk Israel, Gebrak Meja Minta Hentikan Penjualan Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
-
Apa yang ditemukan dalam penggalian di Turki? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
-
Mengapa penemuan patung di Turki ini dianggap penting? Artefak ini memberikan petunjuk penting tentang kehidupan manusia pada masa itu, serta tentang perkembangan seni dan budaya di wilayah Anatolia.
-
Bagaimana bocah Turki itu protes? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel. Bocah itu sampai menggeberak meja di hadapan pemilik toko. Lantas ia pun meminta pemilik toko untuk tidak menjual barang tersebut.
-
Siapa yang menolak bermain di Turki? Berdasarkan laporan dari Romano, sejumlah klub papan atas di Turki saat ini menunjukkan ketertarikan terhadap Rabiot. Salah satu klub yang berminat adalah Galatasaray. Tim yang dikenal dengan julukan Cimbum Aslan ini sangat menginginkan kehadiran gelandang tersebut. Mereka telah mengajukan penawaran untuk merekrutnya ke Turki. Namun, gelandang tersebut dipastikan telah menolak tawaran itu, karena saat ini ia tidak berminat untuk bermain di Turki.
Dilansir dari laman Al Arabiya, Selasa (4/5), Turki menerapkan aturan pembatasan penuh hingga pertengahan Mei untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih meluas.
Ibadah salat di masjid sejauh ini tidak dilarang namun aparat di Gaziantep mengatakan kelompok jemaah itu memaksa tetap tinggal di masjid di akhir bulan Ramadan tanpa izin.
Kantor gubernur Gaziantep kemarin mengatakan 76 jemaah yang masuk ke tiga masjid itu sebelumnya pernah diselidiki atas kasus terorisme.
Polisi juga sebelumnya pernah menahan mereka karena terlibat pembangkangan sipil dan menghujat. Mereka kini dalam proses hukum karena mengancam dan menghujat serta melanggar aturan pembatasan.
"Orang-orang yang melakukan provokasi ini adalah pengikut (tokoh agama) Alparslan Kuytul dan mereka sudah beberapa kali diselidiki atas kasus terorisme dan tujuan mereka bukan beribadah tapi pembangkangan sipil," kata kantor gubernur.
Kuytul pernah ditangkap pada 2018 dan diadili atas kasus terorisme namun dia dibebaskan tahun lalu. Dalam akun Twitternya dia mengatakan jemaahnya itu murni hanya ingin beribadah dan bukan memprovokasi.
Kantor gubernur menuturkan petugas yang memakai semprotan merica di dalam masjid sudah dijatuhi sanksi.
Baca juga:
Turki Hormati Hukuman yang Dijatuhkan Pengadilan Saudi Pada Pembunuh Jamal Khashoggi
PM Italia Sebut Presiden Turki Erdogan Seorang "Diktator"
40.000 WNI Liburan ke Turki Selama Pandemi Covid-19
Kasus TPPO Meningkat, KBRI Ankara Ingatkan Turki Bukan Negara Tujuan Pekerja ART
Erdogan Larang Acara Sahur dan Buka Bersama di Bulan Ramadan
Pengawal Erdogan Bunuh Diri, Tinggalkan Catatan Mengejutkan