Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Dubes Saudi memastikan normalisasi dengan Israel hanya bisa terjadi jika Palestina diberikan haknya untuk merdeka.
- Pangeran MBS Ungkap Dirinya Secara Pribadi Tak Peduli dengan Masalah Palestina
- 1.760 Jasad Warga Palestina di Gaza Hilang 'Menguap' Tanpa Jejak, Ternyata Ini Penyebabnya
- Saudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS
- Saudi Tegaskan Mustahil Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan
Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris Pangeran Khalid bin Bandar Al Saud mengatakan kepada BBC dua hari lalu, negaranya masih ingin melanjutkan rencana normalisasi hubungan dengan Israel setelah agresi brutal negara itu ke Gaza, Palestina.
"Arab Saudi ingin menormalisasi hubungan dengan Israel setelah perang di Gaza," kata dia.
Kedua negara, kata dia, sudah hampir mencapai kesepakatan sebelum dimulainya perang 7 Oktober.
Bandar memastikan normalisasi dengan Israel hanya bisa terjadi jika Palestina diberikan haknya untuk merdeka.
"Arab Saudi masih meyakini bisa menjalin hubungan dengan Israel meski disayangkan banyak korban tewas di Gaza," kata dia, seperti dilansir laman the Cradle, Rabu (10/1).
"Tapi ini tidak bisa dengan mengorbankan rakyat Palestina dan perlu dipikirkan soal menyertakan Hamas dalam negara Palestina di masa akan datang."
Korban tewas warga Palestina akibat agresi Israel di Gaza sejauh ini sudah mencapai 23.210 jiwa dan sedikitnya 59.167 lainnya luka.
Media Israel melaporkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kini tengah mengadakan "pembicaraan rahasia" dengan Gedung Putih soal melanjutkan rencana normalisasi dengan Arab Saudi.
"Pesannya adalah Israel tidak akan mengambil langkah yang bertentangan dengan kepentingan AS dan akan siap berdiskusi soal apa yang diinginkan Arab Saudi terkait masalah Palestina," kata laporan stasiun televisi berbahasa Ibrani Channel 12 dua hari lalu.
Channel 12 juga mencatat "bagi AS, kesepakatan yang tadinya akan dijalani sebelum 6 Oktober, mungkin bisa dijalankan sekarang, mengingat perang di Gaza dinilai sebagai salah satu tujuan Hamas untuk menggagalkan kesepakatan itu."
Media Israel itu menambahkan, jika normalisasi terjadi antara Saudi dengan Israel maka itu bisa mencegah terjadinya perang regional dan bisa menjadi pembuka jalan bagi Saudi untuk membantu mendanai pembangunan kembali Gaza.
Keinginan Riyadh untuk menormalisasi hubungan dengan Israel ini bertolak belakang dengan kemauan 96 persen rakyat Saudi yang meyakini negara mereka seharusnya memutus hubungan diplomatik dengan Israel, menurut jajak pendapat yang digelar Washington Institute for Near East Policy baru-baru ini.