AS Ketar-Ketir, China Bakal Punya 1.500 Hulu Ledak Nuklir
Hal itu disampaikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) dalam laporan tahunan tentang kekuatan militer negara Asia itu.
China sedang meningkatkan lebih dari tiga kali lipat persediaan hulu ledak nuklirnya menjadi 1.500 pada 2035 saat negara itu bertujuan untuk menyelesaikan modernisasi militernya, kata Pentagon pada Selasa (29/11).
Hal itu disampaikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) dalam laporan tahunan tentang kekuatan militer negara Asia itu.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14.
-
Siapa Nurra Datau? Bagi yang masih asing dengan sosok Nurra Datau, inilah potretnya. Lahir dari pasangan Ine Febriyanti dan Yudi Datau, Nurra pun memiliki wajah cantik yang diwariskan oleh orang tuanya.
-
Apa yang dimaksud dengan kue sengkulun? Kue sengkulun merupakan kue basah mirip dengan kue keranjang yang memiliki cita rasa manis, dengan tekstur yang lunak, kenyal, dan lembut. Bedanya, kue ini memiliki tekstur permukaan yang cenderung kasar dari bahan kelapa parut yang dicampurkan di dalamnya.
-
Apa yang dimaksud dengan niat sholat Dzuhur? Niat adalah rukun dalam sholat yang wajib dilakukan.
-
Kapan Nurra Datau lahir? Tepat pada 31 Juli kemarin, Nurra Datau baru saja genap berusia 19 tahun. Diketahui, Nurra Datau lahir pada 31 Juli 2004.
-
Apa yang dimaksud dengan asam nukleat? Asam nukleat adalah molekul polimer rantai panjang. Monomer atau unit berulang dikenal sebagai nukleotida dan karenanya terkadang asam nukleat disebut sebagai polinukleotida. Asam nukleat dapat didefinisikan sebagai molekul organik yang ada dalam sel hidup.
Pentagon juga memperingatkan bahwa Beijing bertujuan untuk menjadikan Tentara Pembebasan Rakyat sebagai "alat militer yang lebih kredibel" pada 2027 guna mengejar penyatuan China daratan dengan Taiwan, yakni sebuah pulau yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri yang dipandang Beijing sebagai miliknya.
Laporan terbaru Pantagon, terutama yang mencakup perkembangan militer yang melibatkan China tahun lalu, mencerminkan kekhawatiran AS atas penumpukan nuklir Beijing dan tekanan terhadap Taiwan yang terus berlanjut, termasuk peningkatan penerbangan di zona identifikasi pertahanan udara yang dinyatakan sendiri oleh pulau itu.
Washington memandang langkah Beijing itu sebagai " tindakan provokatif dan menimbulkan ketidakstabilan". Demikian dilansir Antara mengutip Kyodo, Kamis (1/11).
Menurut Departemen Pertahanan AS, China "mungkin mempercepat ekspansi nuklirnya" pada 2021 dan persediaan hulu ledak nuklirnya telah melampaui 400, dibandingkan dengan perkiraan tahun sebelumnya bahwa jumlah hulu ledak yang dimiliki hanya sekitar 200-an.
Dengan catatan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) pada dasarnya berencana untuk menyelesaikan modernisasi pasukannya pada 2035, laporan Pentagon berjudul "Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat China" menyebutkan bahwa Beijing "kemungkinan akan menimbun persediaan sekitar 1.500 hulu ledak pada batas waktu hingga 2035".
Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan perkiraan terbaru itu tidak menyiratkan percepatan besar dalam pertumbuhan cadangan nuklir China dibandingkan dengan laporan tahun lalu.
Pentagon menilai bahwa China kemungkinan akan memiliki setidaknya 1.000 hulu ledak nuklir pada 2030.
Namun, pejabat AS itu mengatakan penumpukan hulu ledak nuklir China dengan cepat secara keseluruhan "terlalu besar untuk dirahasiakan".
"Itu memang menimbulkan pertanyaan tentang apakah mereka ... beralih dari strategi yang didasarkan pada apa yang mereka sebut sebagai 'pencegah bersifat ramping dan efektif', di mana mereka mengatakan mereka akan memiliki jumlah minimum senjata nuklir yang diperlukan untuk keamanan nasional RRC," kata pejabat AS itu mengacu pada singkatan nama resmi China.
China enggan terlibat dalam pembicaraan pengendalian senjata dengan Washington.
Beijing menegaskan bahwa kedua negara yang memiliki persenjataan nuklir terbesar - Amerika Serikat dan Rusia - memiliki tanggung jawab utama terhadap perlucutan senjata nuklir.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, persediaan hulu ledak nuklir AS terdiri dari 3.750 unit per September 2020.
Mengenai situasi keamanan di sekitar Taiwan, laporan Pentagon itu mengatakan China "meningkatkan tekanan diplomatik, ekonomi, politik, dan militer terhadap Taiwan pada 2021".
Ketegangan pun meningkat tahun ini karena China marah dengan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus, yang merupakan kunjungan oleh pejabat tertinggi ketiga di Amerika Serikat. Kunjungan itu adalah perjalanan pertama seorang pemegang jabatan kongres tinggi AS ke Taiwan dalam 25 tahun.
Dengan PLA diyakini berupaya memperkuat tiga tonggak untuk modernisasi militernya – pada 2027, 2035 dan 2049 – laporan Pentagon menyebutkan jika target 2027 terwujud, hal itu "akan membuat PLA menjadi alat militer yang lebih kredibel" untuk Partai Komunis China untuk mengatasi Taiwan.
Peringatan seratus tahun PLA jatuh pada 2027 dan beberapa perwira militer AS mengatakan China sedang membangun kemampuan militernya untuk siap menyerang dan merebut Taiwan sekitar tahun itu.
Tahun 2049 adalah peringatan 100 tahun berdirinya Republik Rakyat China, dan Beijing mengatakan akan berusaha mencapai "peremajaan nasional" pada saat itu.
Laporan Pentagon tersebut juga menggarisbawahi bahwa China "tidak pernah meninggalkan upaya penggunaan kekuatan militer" atas Taiwan dan mencatat bahwa "keadaan yang secara historis diindikasikan oleh RRC untuk pertimbangan penggunaan kekuatan masih ambigu dan telah berkembang dari waktu ke waktu."
Opsi militer yang dapat diambil China terhadap Taiwan dapat berkisar dari blokade udara dan laut hingga invasi amfibi skala penuh untuk merebut dan menduduki beberapa pulau lepas pantainya atau seluruh Taiwan, kata Pentagon.
Pentagon juga mengatakan strategi nasional China untuk mencari "peremajaan" adalah "pengejaran yang telah ditentukan" untuk memperluas kekuatan nasionalnya dan merevisi tatanan internasional untuk mendukung sistem pemerintahan dan kepentingan nasional Beijing, di mana Amerika Serikat dipandang sebagai suatu "hambatan" yang berupaya menahan kebangkitan negara Asia itu.
(mdk/pan)