ASEAN berupaya meredam ketegangan terkait Laut China Selatan
Pernyataan bersama soal konflik di perairan itu dihasilkan pertemuan para menlu ASEAN di Laos
Sepanjang akhir pekan lalu, para menteri luar negeri anggota ASEAN hadir dalam rapat bersama di Vientiane, Laos. Para Menlu ASEAN secara khusus menyatakan keprihatinan terkait dengan perkembangan di Laut Cina Selatan dan menekankan pentingnya menjaga keamanan, perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan sikap untuk meredam ketegangan disetujui oleh semua delegasi. Indonesia berharap negara-negara, termasuk anggota ASEAN, yang terlibat sengketa wilayah di perairan itu agar mengedepankan penyelesaian hukum.
-
Siapa saja yang terlibat dalam konflik Laut China Selatan? Tiongkok menggambarkan tuduhan tersebut "hanya kebohongan belaka", dan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menutup mata terhadap "provokasi dan pelecehan" yang berulang kali dilakukan oleh Filipina.
-
Kenapa air laut terasa asin? Kenapa air laut asin?Jawab: Karena ikannya pada berkeringat.
-
Kenapa air laut asin? Kenapa air laut asin?Jawab: Karena ikannya pada berkeringat.
-
Bagaimana dampak dari aktivitas pola tekanan rendah di laut China Selatan terhadap curah hujan di Indonesia? Aktivitas pola tekanan rendah ini berdampak terhadap berkurangnya aliran massa udara basah ke arah selatan ekuator. Dengan begitu, terjadinya jumlah kandungan uap air yang sedikit. “Dari peristiwa itu, mengakibatkan kurangnya pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa dan Nusa Tenggara. Tak heran bila sinar matahari begitu intens langsung ke permukaan Bumi di wilayah Jawa- Nusa Tenggara,”
-
Apa yang menjadi salah satu isu yang dibahas dalam KTT ke-43 ASEAN? Stabilitas kawasan akan kembali menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5–7 September 2023.
"Isu yang kita minta dikedepankan untuk mengambil dua langkah, yakni melalui positif diplomasi dan menghormati hukum internasional," ujarnya dalam pernyataan tertulis diterima merdeka.com, Senin (29/2).
Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi dalam forum di Laos secara terbuka merasa khawatir melihat perkembangan Laut China Selatan. Beberapa bulan terakhir, aktivitas menjurus militerisasi terjadi di perairan tersebut. China menempatkan rudal dan jet tempur. Sebaliknya, Amerika Serikat, dengan dalih mendukung sekutunya seperti Taiwan, Filipina, dan Jepang, beberapa kali mengirim kapal perang.
Oleh sebab itu, RI berharap semua negara dapat menahan diri, karena stabilitas kawasan akan langsung terganggu jika konflik benar-benar muncul di sekitar wilayah sengketa.
"Intinya isu Laut China Selatan merupakan isu utama untuk menjaga stabilitas keamanan di sana. Isu ini penting, tidak hanya untuk ASEAN tapi negara Asia lainnya,' imbuh jubir akrab disapa Tata itu.
Pekan lalu, Presiden Barack Hussein Obama menolak anggapan bahwa negaranya memiliki agenda memiliterisasi kawasan Laut China Selatan, untuk mengambil hati negara-negara ASEAN yang bersengketa wilayah dengan China.
"Kami tidak ingin berandai-andai berperang dengan China. Faktanya pemerintahan saya membangun hubungan sangat baik dengan pemerintah China," kata Obama.
Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) beberapa kali mengirim kapal perang ke Laut China Selatan, menurut Obama itu merupakan upaya AS menjamin perairan ini bisa dilewati siapapun, seperti termaktub di hukum internasional.
Selain itu, AS risih melihat China memakai pendekatan klasik menakut-nakuti negara lain untuk mempertahankan klaim di perairan kaya SDA tersebut
"Kami tidak menginginkan ada negara melakukan tindakan sepihak, entah itu China atau negara lain, yang mengganggu kelancaran arus pelayaran barang dan jasa yang sangat penting di perairan itu," imbuhnya.
Baca juga:
Tiongkok mengirim jet tempur ke Laut China Selatan
Melihat lebih dekat radar-radar China yang dibangun di laut sengketa
Aksi tentara PLA jaga ketat pulau buatan di Laut China Selatan
Menlu Retno akan bahas soal Laut China Selatan dengan menlu se-ASEAN
Obama: AS menghindari perang lawan Tiongkok di Laut China Selatan
5 Senjata Beijing paling maut jaga Laut China Selatan, AS pun segan