Survei ISDS dan Litbang Kompas: Publik Anggap China Ancaman Bagi Asean di Laut China Selatan
Responden mengharapkan bentuk kerja sama dengan negara Asean sebanyak 47,0 persen untuk membuat aliansi Pertahanan.
Responden yang memilih China sebagai ancaman bagi negara Asean sebesar 78,9 persen.
Survei ISDS dan Litbang Kompas: Publik Anggap China Ancaman Bagi Asean di Laut China Selatan
Kehadiran China di laut China selatan dianggap menjadi ancaman bagi negara Asean termasuk Indonesia berdasarkan survei Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) dan Litbang Kompas. Hasilnya, 78,9 persen publik menjawab China ancaman bagi Asean di laut China Selatan.
Hal itu diungkap peneliti Litbang Kompas Dimas Okto Danamasi dalam survei bertema menjaga kedaulatan dan mencari kawan di laut China Selatan secara daring, Selasa (19/3).
"Kehadiran China di laut China selatan dianggap menjadi ancaman bagi negara ASEAN di Indonesia, hampir mayoritas responden melihat bahwa China itu datang sebagai ancaman," kata Dimas.
Responden yang memilih China sebagai ancaman bagi negara Asean sebesar 78,9 persen. Yang menjawab keuntungan 16,5 persen, dan tidak tahu 4,6 persen.
Dalam hal keuntungan, ada 11,6 persen Gen Z mempersepsikan kehadiran China menguntungkan bagi negara Asean. Kemudian 34,2 persen Gen Y, Gen X 31,9 persen dan Baby boomer 22,3 persen.
"Jadi ada perbedaan persepsi antara generasi, ini juga yang menjadi poin menarik," kata Dimas.
Mayoritas responden juga menjawab China menjadi ancaman bagi Indonesia di laut China Selatan sebanyak 73,1 persen, keuntungan 19,4 persen dan tidak tahu 7,6 persen.
Selain itu, sebesar 39,1 persen memilih Asean sebagai mitra yang seharusnya Indonesia gandeng untuk memperkuat posisinya di laut china Selatan.
Salah satu negara Asean yang dipilih tertinggi adalah Malaysia sebanyak 49,5 persen.
Responden mengharapkan bentuk kerja sama dengan negara Asean sebanyak 47,0 persen untuk membuat aliansi Pertahanan.
Kemudian, kerja sama penelitian dan teknologi 16,4 persen, pendidikan untuk perwira TNI 16,2 persen, pengembangan industri pertahanan Indonesia 14,5 persen dan latihan bersama 12,5 persen.
Sementara itu, pilihan selain negara Asean yang paling pas untuk digandeng sebagai mitra Indonesia adalah Amerika Serikat sebesar 16,7 persen.
Jika bermitra dengan AS, responden paling banyak menginginkan ada kerja sama pengembangan Industri pertahanan Indonesia sebanyak 23,6 persen, pembelian senjata 22,4 persen, membuat aliansi pertahanan 21,6 persen, dan latihan bersama 20,8 persen.
Survei ini memakai metode penelitian kuantitatif jajak pendapat melalui telepon, dengan simple random sampling dari data base Litbang Kompas. Wilayah Survei Medan, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Makassar. Total sampel 312 responden dengan margin of eror +- 5,6 persen.