Banyak Menterinya Mundur dan Tentara Tewas di Gaza, Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang
Banyak Menterinya Mundur dan Tentara Tewas di Gaza, Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang
Kabinet Perang Israel dibentuk pada 11 Oktober tahun lalu bersama kubu oposisi di parlemen.
- Bertentangan dengan Keinginan Netanyahu, Pejabat Tinggi Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas
- 4 Pejabat Israel Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu
- Tentara Israel Tembak Mati Pegawai PBB di Gaza, Konvoi Kendarannya Diberondong Peluru
- Ini yang Bakal Terjadi Jika Mahkamah Internasional Tuntut Netanyahu atas Kejahatan Perang di Gaza
Banyak Menterinya Mundur dan Tentara Tewas di Gaza, Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang
Laporan media Israel kemarin mengungkapkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah secara resmi membubarkan kabinet perang darurat, yang dibentuk pada 11 Oktober untuk menghadapi perlawanan Palestina dan Libanon.
Keputusan ini diambil satu minggu setelah pemimpin oposisi Benny Gantz mengundurkan diri dari kabinet itu.
"Kabinet ini berada dalam kesepakatan koalisi dengan [Persatuan Nasional MK Benny] Gantz atas permintaannya. Setelah Gantz pergi, tidak ada kebutuhan untuk kabinet lagi," kata Netanyahu kepada kabinet politik-keamanan Minggu malam (16/6).
Menurut laporan, Netanyahu menekankan tidak akan ada kabinet baru yang dibentuk dari para pemimpin koalisi pemerintahannya, sebuah ide yang diajukan oleh menteri ultranasionalis Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir.
"Untuk mencapai tujuan melenyapkan kemampuan Hamas, saya membuat keputusan yang tidak selalu dapat diterima oleh eselon militer," kata Netanyahu.
"Kami memiliki sebuah negara dengan tentara dan bukan tentara dengan negara."
Laporan pada Senin pagi menyoroti Netanyahu berencana "membuat keputusan penting tentang perang selama pertemuan ad hoc kecil tanpa Ben Gvir sambil mencari persetujuan akhir dari kabinet keamanan yang lebih luas."
Keputusan Netanyahu ini muncul ketika tentara Israel semakin mengalami kekalahan di Gaza dan di perbatasan dengan Libanon di utara.
"Harapan Israel untuk pertempuran di Rafah menyesatkan publik. Hamas telah berhasil membangun kembali dirinya sendiri di Jalur Gaza," ujar pengamat Israel untuk urusan Palestina, Ohad Hamo, kepada Channel 12 dua hari lalu.
Di bagian utara Israel, serangan Hizbullah menjadi semakin tepat sasaran dalam beberapa bulan terakhir setelah para pejuang berhasil menghancurkan lebih dari 1.500 pos dan perangkat intelijen Israel.