Bayi Ini Lahir dengan Ekor Betulan Sepanjang 12 Sentimeter, Ini Penampakannya
Kasus ini dianggap sangat langka dengan hanya 40 kasus yang dilaporkan dalam literatur ilmiah.
Seorang bayi laki-laki di Brasil lahir dengan ekor manusia "asli" sepanjang 12 sentimeter.
Kasus ini dianggap sangat langka dengan hanya 40 kasus yang dilaporkan dalam literatur ilmiah.
-
Bagaimana cara anak-anak belajar sains di Bandung Science Center? Tempat wisata anak di Bandung ini merupakan pusat sains interaktif yang menyajikan berbagai pameran dan eksperimen ilmiah yang menarik dan menyenangkan. Anak-anak bisa belajar tentang fisika, kimia, biologi, astronomi, dan bidang sains lainnya dengan cara yang mudah dipahami.
-
Apa ciri khas yang sering ditunjukkan anak jenius dalam bidang tertentu? Professor Susan K. Johnsen dari Baylor University mengatakan bahwa anak jenius bisa menunjukkan bakatnya pada satu hal khusus atau spesifik di bidang tertentu.
-
Kenapa bayi sering cegukan? Cegukan pada bayi umumnya merupakan fenomena alami dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran yang berlebihan bagi orangtua.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Apa yang dimaksud dengan bedak bayi? Bedak bayi adalah bedak berbentuk tabur atau padat yang dirancang khusus untuk bayi. Bedak ini biasanya digunakan untuk mengatasi biang keringat atau ruam pada kulit bayi. Formula dalam bedak bayi umumnya sangat aman dan anti iritan.
-
Bagaimana cara para ilmuwan menentukan asal-usul anak laki-laki tersebut? Informasi lebih lanjut tentang kehidupan dan asal-usul anak laki-laki tersebut ditemukan melalui tes isotop dan DNA kuno, CT scan, sinar-X, dan pemeriksaan lebih lanjut terhadap tulang manusia.
Dilansir dari IFL Science, anak laki-laki, yang tidak disebutkan namanya dalam laporan itu, lahir prematur tanpa komplikasi lainnya.
Setelah pemeriksaan, ia ditemukan menderita penyakit kuning dan memiliki ekor seperti tali sepanjang 12 sentimeter dengan ujung bola bulat fibroelastik berdiameter 4 sentimeter.
Bayi baru lahir itu diperiksa untuk kemungkinan perubahan sistemik lainnya. Tidak ada yang terungkap selama USG.
Melihat fenomena ini, tim yang menangani bayi tersebut mengklasifikasikan ekor yang tumbuh di manusia menjadi ekor "sejati" atau "ekor semu".
Elemen tulang rawan
©Forte et al., Journal of Pediatric Surgery Case Reports, 2021
Ekor semu pada dasarnya adalah elemen tulang rawan. Sedangkan ekor sejati tetap bertahan hingga bayi itu lahir dan sangat jarang terjadi.
"Ekor semu adalah tonjolan yang pada dasarnya terdiri dari jaringan adiposa atau tulang rawan dan adanya elemen tulang. Ekor manusia sejati sangat jarang, dengan sekitar 40 kasus dilaporkan dalam literatur," catat tim.
Dalam perkembangan biasa, embrio membentuk ekor kecil sekitar empat minggu, yang kemudian diserap oleh sel darah putih pada enam sampai 12 minggu.
Dalam kasus yang sangat langka seperti ini, ekornya tidak dipecah oleh sel darah putih dan tetap ada saat janin cukup bulan.
Ekornya dicabut
©Forte et al., Journal of Pediatric Surgery Case Reports, 2021
Peneliti kemudian sepakat untuk melepaskan ekor pada bayi tersebut. Tim menyelidiki kondisi potensial lain yang mungkin ada pada bocah itu.
Setelah ekornya dicabut, tim melaporkan tidak ada masalah lebih lanjut untuk bocah itu, dan dia sangat sehat.
Tim tidak mencatat penyebab kemunculan ekor tersebut. Namun, mereka mencatat ibunya dirawat dengan sefalosporin generasi pertama untuk infeksi saluran kemih, dan terus merokok 10 batang sehari selama kehamilan.
Kasus baru tersebut dijelaskan dalam Journal of Pediatric Case Reports .
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)