Bayi Mohammed Lahir Saat Gempuran Israel di Gaza, Cahaya Harapan Baru Bagi Keluarga
Mohammed al-Deif Adham al-Safadi lahir sebelum Subuh pada Kamis (20/5) di Kota Gaza, membawa kegembiraan untuk keluarganya. Dia lahir di tengah eskalasi yang terus meningkat sejak Israel menggempur Jalur Gaza.
Mohammed al-Deif Adham al-Safadi lahir sebelum Subuh pada Kamis (20/5) di Kota Gaza, membawa kegembiraan untuk keluarganya.
“Saya harap dia akan menjadi berkat bagi hidup kami dengan kehadirannya. Dia telah memberi kami begitu banyak kebahagiaan,” kata neneknya, Hiyam al-Safadi (47), melalui telepon kepada Al Jazeera.
-
Apa yang dilakukan Israel terkait perang dengan Hamas? Menteri Keamanan Nasional Israel, Itmar Ben-Gvir mengatakan, pemerintah Israel akan membagikan 4.000 pucuk senapan serbu.
-
Kapan agresi Israel di Jalur Gaza dimulai? Sejak agresinya dimulai pada 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh 37.626 orang, sekitar 75 persen di antaranya adalah anak-anak, wanita dan orang tua.
-
Apa yang terjadi pada anak-anak Palestina di Jalur Gaza? Menurut laporan Save The Children, diperkirakan 21.000 anak Palestina hilang dalam agresi brutal Israel di Jalur Gaza. Banyak yang terperangkap di bawah reruntuhan, ditahan, dikubur di kuburan tanpa tanda, atau hilang dari keluarga mereka.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
-
Apa yang terjadi di kota Gaza saat ini? Potret terkini kota Gaza setelah dihancurkan Israel, kini terlihat seperti kota mati.
-
Di mana warga Palestina di Gaza mengungsi ketika Israel mengancam menyerang Rafah? Sekitar 1,5 juta warga Palestina, sebagian besar pengungsi, terjebak di kota kecil Rafah di Gaza selatan. Mereka kehilangan rumah mereka di daerah lain di Gaza karena gempuran brutal Israel sejak 7 Oktober, yang telah menewaskan lebih dari 28.000 orang.
Kakek dan nenek, orang tua, dan kakak laki-laki Mohammed melarikan diri dari rumah mereka setelah Israel meluncurkan serangan udara di Jalur Gaza pada 10 Mei, setelah Hamas menembakkan roket ke Israel.
Sedikitnya 230 orang terbunuh di Gaza sejak serangan Israel, termasuk 65 anak-anak. Israel melaporkan 12 orang, termasuk dua anak-anak, tewas dalam serangan roket Hamas yang ditembakkan dari Gaza.
Menurut PBB, lebih dari 72.000 orang telantar sejak kekerasan meningkat.
Rumah keluarga Al-Safadi berada dekat dengan tembok pembatas Israel di Jalur Gaza utara dan mereka mengungsi ke sekolah Al-Jadeeda milik UNRWA di Kota Gaza karena meningkatnya serangan udara Israel.
“Kami belum bisa pulang,” kata ayah Mohammed, Adhal al-Safadi, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (21/5).
“Sangat berbahaya dan tidak ada tempat aman untuk dituju.”
Ansam al-Safadi, ibu Mohammed, mengatakan dia tidak pernah berpikir akan menyambut bayinya di dalam ruang kelas yang dihuni keluarga lain.
Setelah melahirkan di Rumah Sakit Al-Awda, Ansam kembali ke sekolah tersebut beberapa jam kemudian.
“Ini situasi yang sulit,” ujarnya.
“Akhir kehamilan saya ditandai dengan keadaan penuh ketakutan dan kepanikan. Di sini, tidak ada privasi, dan kami bahkan tidak punya sebuah boks bayi untuk Mohammed.”
Namun demikian, bayi itu membawa harapan baru bagi keluarganya.
“Kami sangat kecewa ketika kami meninggalkan rumah kami, tapi hari ini, kami bahagia karena anak ini yang telah Tuhan berikan untuk kami di tengah keadaan yang sulit ini,” jelas Hiyam.
Baca juga:
Demo Dukung Palestina, Massa di Solo Bentangkan Poster Jokowi
Polisi Putuskan Wajib Lapor terhadap Pemuda Hina Palestina di NTB
Pascagencatan Senjata, Sejumlah Negara Desak Negosiasi untuk Akhiri Penjajahan Israel
RI Tegaskan Agresi Israel di Palestina Bentuk Pelanggaran Berat Hukum Internasional
Kemen PPPA SebutSiswi Kasus Ujaran Kebencian di Bengkulu Harus Dapat Hak Pendidikan
Bupati Karanganyar Keluarkan Surat Edaran, Galang Dana untuk Palestina