Bentrokan Pendemo dan Aparat Keamanan di Sudan, 19 Orang Tewas
Pihak berwenang Sudan sebelumnya mengatakan delapan orang tewas dalam bentrokan di Ibu Kota Khartoum, dan beberapa kota lain sejak protes dimulai pada 19 Desember lalu.
Sedikitnya 19 orang dilaporkan tewas di Sudan, dua di antaranya aparat keamanan, karena
bentrokan antara polisi antihuru-hara dan demonstran dalam aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga roti.
"Sembilan belas orang tewas dalam insiden itu termasuk dua di antaranya dari pasukan keamanan," kata juru bicara pemerintah Boshara Juma melalui siaran televisi, kemarin.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Dikutip dari Al Jazeera, Jumat (28/12), Juma menambahkan bahwa tercatat sebanyak 219 orang terluka, sebagian besar disebabkan oleh tembakan gas air mata.
Pihak berwenang Sudan sebelumnya mengatakan delapan orang tewas dalam bentrokan di Ibu Kota Khartoum, dan beberapa kota lain sejak protes dimulai pada 19 Desember lalu.
Sementara itu, Amnesty International --sebuah organisasi pemerhati HAM global-- mencatat angka kematian pada kerusuhan tersebut sebanyak 37 orang.
Sebelumnya pada hari Kamis, jaringan wartawan Sudan memulai aksi protes keras terhadap kenaikan harga roti, dan beberapa bahan pokok lainnya.
"Kami menyatakan protes selama tiga hari, terhitung mulai dari 27 Desember, untuk menuntut tanggung jawab pemerintah atas kekerasan dalam menyikapi para pengunjuk rasa," kata juru bicara Jaringan Jurnalis Sudan, yang mengadvokasi kebebasan berpendapat.
Aksi protes terbaru itu juga merupakan bentuk kritik atas serangan "biadab" pihak berwenang terhadap kebebasan pers, termasuk penyensoran dan pembredelan izin terbit surat kabar.
Wartawan di Sudan sering mengeluh pelecehan dari pihak berwenang, sehingga negara Afrika Timur itu memiliki peringkat yang mengerikan terkait jaminan kebebasan pers internasional.
Seluruh cetakan surat kabar sering disita karena artikel yang dianggap ofensif oleh Badan Intelijen dan Keamanan Nasional (NISS), yang menjadi ujung tombak penindasan terhadap pengunjuk rasa yang tengah berjuang saat ini.
Sementara itu, aktivis dan kelompok oposisi menyerukan kepada masyarakat Sudan untuk kembali turun ke jalan, melakukan aksi protes selama beberapa hari ke depan.
"Kami mendesak rakyat Sudan untuk melanjutkan demonstrasi mereka sampai bisa menggulingkan rezim," kata Partai Komunis Sudan dalam sebuah pernyataan.
"Kami juga meminta semua partai oposisi untuk bersatu dan bekerja sama untuk mengoordinasikan gerakan ini," lanjutnya.
Di lain pihak, beberapa anggota partai telah ditangkap oleh agen keamanan setepat sejak protes dimulai, pekan lalu.
Protes awalnya dimulai di kota-kota dan pedesaan, yang kemudian menyebar ke ibu kota Khartoum, ketika warga berunjuk rasa melawan pemerintah, yang memutuskan kenaikan harga roti dari satu pound Sudan (setara Rp 300) menjadi tiga pound Sudan, atau sekitar Rp 1.000 per potong.
Demonstran juga telah berbaris melawan situasi ekonomi Sudan yang mengerikan, dan beberapa telah menyerukan pengunduran diri Presiden Omar al-Bashir.
Setelah protes meletus, al-Bashir yang telah berkuasa sejak kudeta tahun 1989, bersumpah untuk "mengambil reformasi nyata" dalam mengatasi kesulitan keuangan negara.
Secara keseluruhan, Sudan menghadapi krisis mata uang asing yang akut dan lonjakan inflasi tinggi, meskipun dicabutnya embargo ekonomi oleh AS pada Oktober 2017.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ribuan Warga Sudan Demo Tuntut Presiden Bashir yang Berkuasa 29 Tahun Mundur
Demo Harga Roti Melonjak, Delapan Warga Sudan Tewas
22 Siswa sekolah tewas tenggelam di Sungai Nil
Hujan berlian di Sudan bukti ada planet tersembunyi
Wartawan Sudan berunjuk rasa tolak undang-undang baru batasi kebebasan pers
Diplomat Sudan melenggang usai lecehkan perempuan di New York