Bhutan Vaksinasi 470.000 Penduduk Hanya dengan 37 Dokter dalam Sembilan Hari
Bhutan telah menyuntikkan hampir setengah juta dosis vaksin Covid-19 hanya dalam sembilan hari setelah meluncurkan program vaksinasi. Capaian ini diapresiasi UNICEF dalam unggahan Facebook-nya pada Kamis (8/4).
Bhutan telah menyuntikkan hampir setengah juta dosis vaksin Covid-19 hanya dalam sembilan hari setelah meluncurkan program vaksinasi. Capaian ini diapresiasi UNICEF dalam unggahan Facebook-nya pada Kamis (8/4).
Dilansir dari laman Mothership, Jumat (9/4), keberhasilan Bhutan ini dijuluki program imunisasi tercepat di dunia, percepatan peluncuran vaksinasi baru dimulai pada 27 Maret, ketika vaksin Covid-19 pertama diberikan kepada seorang birokrat untuk memperkuat kepercayaan warga.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang membutuhkan vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Bagaimana cara kerja vaksin Herpes Zoster? Dengan memberikan vaksin Herpes Zoster, akan membantu mencegah munculnya penyakit tersebut maupun komplikasi yang dapat diderita.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Pada 6 April, hampir 469.664 dari total populasi 735.553 telah menerima satu dosis vaksin, seperti dilaporkan The Telegraph. Capaian ini mewakili 85 persen penduduk berusia dewasa Bhutan, sementara anak-anak dikecualikan dari program ini.
Secara keseluruhan, sekitar 62 persen warga Bhutan yang memenuhi syarat divaksinasi hanya dalam tujuh hari.
Bhutan dianggap sebagai salah satu negara paling tidak berkembang di dunia, tetapi terkenal karena mengukur kemajuan melalui indeks Kebahagiaan Domestik Bruto. Bhutan mengandalkan sukarelawan warganya yang berdedikasi, yang dikenal sebagai "desuup", untuk menjalankan program vaksinasi.
Para sukarelawan melaksanakan program vaksinasi ke pusat perawatan kesehatan, terkait memberikan edukasi tentang jarak sosial dan pemakaian masker.
Sebelum pandemi, Bhutan hanya memiliki 37 dokter dan kurang dari 3.000 perawat penuh waktu.
Untuk menjangkau sekitar 3.000 penduduk Bhutan yang tinggal di desa-desa di pegunungan di distrik barat laut Gasa, tim yang terdiri dari empat staf medis didampingi oleh enam desuup, yang bekerja sebagai guru sekolah dasar setempat.
Mereka mengunjungi enam desa dalam enam hari, melewati medan berat dan bahkan menggunakan helikopter untuk membawa perbekalan.
Salah satu faktor yang mendorong capain Bhutan ini adalah kepercayaan masyarakat yang tinggi pada pemerintah dan penolakan terhadap vaksinasi rendah. Perdana Menteri Bhutan, Lotay Tshering, adalah seorang dokter yang berkualifikasi dan telah memimpin manajemen penanganan pandemi.
Negara tetangga Bhutan, India, mengirim 600.000 dosis vaksin AstraZeneca / Universitas Oxford yang diproduksi oleh Serum Institute of India secara gratis.
Sampai saat ini, Bhutan hanya mencatat 886 kasus Covid-19 dan hanya melaporkan satu kematian.
Keberhasilan awal Bhutan dengan program vaksinasinya didorong oleh sains. Walaupun negara ini juga masih tradisional dan mempercayai takhayul.
ZME Science melaporkan, astrolog Buddha menyarankan pemerintah bahwa seorang perempuan yang lahir di tahun monyet harus dipilih sebagai orang pertama yang menerima vaksin. Kemudian dipilih seorang perempuan berusia 30 tahun, Ninda Dema.
Ninda Dema menerima suntikan di pusat vaksinasi sekolah di ibu kota Thimphu diiringi nyanyian doa Buddha.
Selain itu, Bhutan tidak memulai vaksinasi pada Januari ketika menerima gelombang pertama vaksin. Namun menunggu "waktu yang tepat".
Kantor perdana menteri Bhutan mengeluarkan pernyataan pada bulan pertama 2021 yang mengatakan "penting bagi kami meluncurkan vaksinasi nasional pada tanggal yang menguntungkan."
Artinya pemerintah Bhutan menunda dan menunggu sampai lewatnya bulan yang "tidak menguntungkan" untuk memulai vaksinasi.
"Setelah berkonsultasi dengan Zhung Dratshang (Komisi Urusan Biarawan), kami diberi tahu tentang dana (bulan tidak menguntungkan) yang jatuh antara 14 Februari dan 13 Maret. Kami akan menunggu sampai periode itu selesai," jelas pernyataan itu.
(mdk/pan)