Bukan Amerika, Media-Media dari Dua Negara Ini Sebarkan Berita Bohong soal Hamas Agar Publik Israel Dukung Netanyahu
Majalah Israel menemukan sejumlah laporan pemberitaan dari beberapa media yang menulis berita bohong dengan tujuan agar publik ISrael mendukung Netanyahu.
Majalah Israel +972 Magazine dua hari lalu menerbitkan laporan yang menyebutkan, Jewish Chronicle, sebuah surat kabar yang berbasis di Inggris mengutip informasi intelijen yang 'direkayasa' dengan menyebut Hamas berencana untuk menyelundupkan tawanan keluar dari Gaza ke Iran.
Laporan Jewish Chronicle ini bertujuan untuk mengumpulkan dukungan bagi rencana Benjamin Netanyahu untuk mempertahankan pasukan Israel di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
- Surat Kabar Israel ini Lebih Berani Kecam Netanyahu Daripada Seluruh Media Besar Amerika
- Demi PM Israel Netanyahu, Amerika Serikat Mati-matian Sampai Ancam Mahkamah Internasional
- Media Israel Ungkap Netanyahu Sangat Tertekan dan Ketakutan Bakal Ditangkap Mahkamah Internasional Atas Genosida di Gaza
- Media Israel Ungkap Netanyahu Takut Ditangkap Mahkamah Internasional, Sampai Mengadu ke Inggris dan Jerman
Dalam konferensi pers pada Rabu (4/9) Netanyahu berusaha meyakinkan wartawan tentang perlunya penjagaan pasukan di sepanjang Koridor Philadephia di perbatasan Gaza dengan Mesir.
Selama konferensi pers Netanyahu menekankan jika tentara Israel tidak tetap berada di sepanjang Koridor Philadelphi, Hamas dapat dengan mudah menyeludupkan sandera keluar menuju gurun Sinai kemudian melanjutkan ke Iran atau Yaman.
Dilansir dari the Cradle, usai konferensi pers Netanyahu, Jewish Chronicle kemudian merilis laporannya keesokan harinya, dengan mengutip sumber intelijen yang mengatakan “Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, bermaksud menyelundupkan tawanan ke Iran. Laporan tersebut mengklaim Sinwar sendiri akan berusaha melarikan diri ke Iran bersama para tawanan.”
Tanggapan media lain
Jewish Chronicle mengklaim laporan tersebut terungkap selama proses interogasi terhadap seorang pejabat senior Hamas yang ditangkap pada hari Kamis, 29 Agustus hari yang sama ketika enam jenazah sandera yang dibunuh itu diambil.
“Bagi Sinwar, Koridor Philadelphia ternyata menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia untuk mewujudkan rencananya” lanjutnya.
Kisah ini menarik perhatian banyak media, istri dan putra Netanyahu bahkan membagikan kisah ini melalui media sosial.
Majalah +972, menanggapi laporan Jewsih Cronicle dengan menyebut cerita itu sepenuhnya rekayasa.
Media berbahasa Ibrani lain, Channel 12, membantah laporan Jewish Chronicle sehari setelah kabar itu dirilis.
Channel 12 menyebut “semua sumber relevan di lembaga keamanan sama sekali tidak megetahui adanya dugaan intelejen tersebut”
Ronen Bergaman, seorang jurnalis Ynet mengatakan laporan tersebut adalah rekayasa liar karena sebelumnyna ia telah mendatangi komunitas intelejen Israel dan divisi orang hilang.
“Cerita itu 100% berisi kebohongan,” ungkapnya.
Dukungan media Jerman
Usai Jewish Chronicle merilis laporan Netanyahu, Bild, sebuah surat kabar Jerman, merilis berita tentang dugaan isi dokumen rahasia yang ditemukan pada laptop yang diduga milik Sinwar yang di temukan di Gaza.
Disebutkan juga dokumen tersebut berisi strategi Hamas untuk menangani tawanan, yang juga diduga disetujui oleh Sinwar sendiri. Laporan itu dirilis pada Jumat (6/9).
Bild mengatakan dokumen itu membuktikan Hamas “memanipulasi masyarakat internasional, secara psikologis menyiksa keluarga sandera, dan berusaha mempersenjatai kembali pasukan mereka.”
Dalam laporan itu juga disebutkan dokumen itu membuktikan Hamas tidak memprioritaskan perjanjian gencatan senjata.
Sumber-sumber militer Israel mengatakan kepada Ynet bahwa meskipun dokumen yang agak mirip ditemukan di Gaza, dokumen itu sama sekali bukan strategi resmi dan tidak dibuat oleh Sinwar atau pejabat senior lainnya. Sebaliknya, dokumen itu dikatakan sebagai proposal yang ditulis oleh seorang "anggota junior."
Bergman mengatakan berita ini dibuat untuk mempengaruhi opini publik agar mendukung Netanyahu dan posisinya, yang menurut para pejabat Israel dan anggota keluarga tawanan adalah menghalangi kesepakatan pertukaran tawanan.
Militer Israel telah membuka penyelidikan terhadap sumber di balik laporan Jewish Chronicle dan Bild .
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti