Burung Camar Punya Selera Makan yang Sama dengan Manusia
Burung-burung camar yang tinggal di perkotaan memperhatikan makanan yang dimakan manusia di sekitarnya.
Burung-burung camar yang tinggal di perkotaan memperhatikan makanan yang dimakan manusia di sekitarnya. Peneliti percaya terdapat kemungkinan sebesar 95 persen mereka akan memakan makanan yang dimakan manusia.
Studi ini diterbitkan melalui jurnal Biology Letters, di mana peneliti mencoba untuk menganalisis perilaku burung camar herring yang seringkali tinggal berdampingan dengan manusia.
-
Apa yang dimaksud dengan asinan buah? Asinan buah adalah kudapan segar yang sangat pas disantap saat cuaca panas. Perpaduan rasa asin, manis, dan pedasnya tak pernah gagal untuk membuat lidah Anda terkesan.
-
Apa yang dilakukan Lia Ayu Susilowati di Sanggar Budaya Saelia? Melalui Sanggar Saelia, dirinya ingin agar anak-anak di sekitarnya bisa memiliki kesempatan untuk menciptakan produk-produk bernilai ekonomi.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Babat itu bagian mana di sapi? Salah satu gank jeroan adalah babat. Bagian dalam perut sapi atau kambing yang berbentuk seperti handuk ini bisa diolah jadi makanan yang lezat.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Kapan Sai dilakukan? Sa’i merupakan salah satu rukun dalam rangkaian ibadah haji.
Melalui perilaku burung dengna nama Latin Larus argentatus yang kerap tinggal berdampingan dengan manusia ini, peneliti dapat meneliti kognisi sosial antarspesiesnya.
Selain meniru pola makan manusia di sekitarnya, Larus argentatus dikenal sebagai kleptoparasit, yaitu makhluk hidup yang kerap mencuri makanan yang berada di sekitarnya.
Franziska Feist dari University of Sussex mengatakan "banyak yang mengira bahwa burung camar ini tidak pintar, tetapi kleptoparasitisme mereka mengindikasikan tingkat kognisi tinggi, hal ini mendorong kami untuk menelitinya lebih jauh," dilansir The Jerusalem Post, Rabu (24/5).
Tim peneliti tersebut mencoba untuk memanipulasi perhatian burung camar melalui tanda-tanda isyarat yang kemudian dianalisis reaksinya selama beberapa bulan di tepi pantai Brighton pada tahun 2021 dan 2022.
Burung-burung camar ini diberikan pilihan antara dua makanan dengan warna yang berbeda, misalnya beberapa bungkus keripik kentang yang sedang dimakan seseorang atau yang hanya dibiarkan seseorang.
Dari burung camar yang diobservasi, 48 persen dari mereka menghampiri makanan tersebut ketika pengeksperimen sedang memakannya, dan 19 persennya lagi ketika pengeksperimen sedang tidak memakan camilan tersebut.
Ketika burung-burung camar ini menghampiri makanan, sebagian besar dari mereka memilih makanan dengan warna sama yang dimakan oleh pengeksperimen, sebanyak 95 persen dari kasus yang ada.
Kesimpulan yang ditarik para peneliti adalah pola makanan burung camar merupakan cerminan makanan manusia di sekitarnya.
Mereka menggunakan tanda-tanda isyarat dari manusia untuk memperkuat indra rangsangannya dan memengaruhi pilihan makanannya.
Peneliti juga percaya bahwa kemampuan ini merupakan kemampuan bawaan dari insting kleptoparasit mereka, sebab secara evolusioner mereka belum cukup lama tinggal berdampingan dengan manusia.
"Sejarah evolusioner burung camar belum terlalu melibatkan manusia, sebab fenomena urbanisasi baru saja terjadi," ucap Feist.
"Oleh sebab itu, kemampuan yang kita identifikasi dari burung camar ini merupakan produk dari kecerdasan mereka secara umum."
Damien Farine dari Universitas Zurich, Swiss, mengatakan "penelitian ini mengungkapkan bahwa burung camar merupakan burung yang sangat adaptif dalam mencari makanan."
Madeleine Goumas dari Universitas Exeter, Inggris, percaya bahwa studi seperti ini dapat membantu kita untuk meminimalisir konflik antara manusia dan burung camar.
Meskipun begitu, burung-burung camar yang mengonsumsi makanan manusia dapat menjadi permasalahan baru, sebab makanan siap saji yang dimakanan manusia mungkin berdampak buruk bagi burung camar.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra
(mdk/pan)