Demi Panen Melimpah, Wali Kota di Meksiko Nikahi Buaya Betina
Sebuah pernikahan tak biasa digelar di Meksiko. Pengantinnya adalah seorang wali kota dan seekor buaya betina. Simak selengkapnya!
Sebuah pernikahan tak biasa digelar di Meksiko. Pengantinnya adalah seorang wali kota dan seekor buaya betina. Simak selengkapnya!
Demi Panen Melimpah, Wali Kota di Meksiko Nikahi Buaya Betina
Wali Kota San Pedro Huamelula, Victor Sosa, menikah dengan seekor buaya pada Jumat (30/6/2023). Pernikahan itu yang diyakini bisa membawa kemujuran bagi rakyatnya.
- Mengenal Tradisi Melepas Merpati di Pernikahan Adat Sunda, Ingatkan Pengantin untuk Siap Hidup Berumah Tangga
- Puluhan Pegawai Pemkab Gowa Keracunan Seusai Santap Makanan Resepsi Pernikahan
- Potret Pernikahan Unik di Kampung, Bawaan Seserahan Mulai dari Kayu Bakar dan Kambing
- Upaya Kemenag DIY Tekan Angka Pernikahan Dini, Gencarkan Sosialisasi
Dikutip dari Liputan6.com, pernikahan tersebut melambangkan penyatuan antara manusia dengan yang ilahi. Buaya betina itu dianggap sebagai putri dan dipakaikan gaun putih.
San Pedro Huamelula merupakan sebuah kota kecil di Meksiko. Dengan menggabungkan tradisi pernikahan Katolik, buaya yang menjadi "pengantin wanita" tersebut mengenakan gaun putih.
Dalam upacara tersebut juga, musik tradisional mengiringi para tamu yang hadir dan menari sambil berseru agar sang mempelai pria mencium buaya tersebut.
Sebagaimana dilansir ABC, Selasa (4/7),
Sosa pun kemudian melakukannya lebih dari sekali. Ia membungkuk dan mengecup si pengantin yang moncongnya telah diikat dengan rapat.
"Ini melambangkan persatuan antara sang putri dan seorang pelayan," katanya.
Tradisi tersebut diduga sudah ada sejak berabad-abad lalu, yakni pada masa pra-Hispanik dan dilakukan oleh komunitas Chontal dan Huave di negara bagian Oaxaca.
Penanggung jawab acara tersebut, Olivia Perez, menyebut bahwa buaya memiliki makna penting bagi masyarakat setempat.
"Buaya itu penting bagi kami karena dia adalah putri yang datang membawakan kami air, panen yang baik, hujan, sehingga Tuhan Yang Maha Esa mengirimi kami makanan, ikan, jagung, hasil panen," katanya.
Setelah upacara pernikahan selesai, "pengantin buaya" tersebut kemudian dibawa berkeliling desa oleh masyarakat setempat. Dalam perjalanan, para pria yang membawanya juga terlihat mengipasinya dengan topi mereka.
Sementara itu, sekelompok orang lain melemparkan jaring ikan ke udara dan berlutut untuk meminta buaya tersebut menangkap ikan yang melimpah.
"Kami ingin berdoa bagi para nelayan agar bangsa ini bisa sejahtera, sehingga kita bisa hidup damai dan seimbang," kata salah satu nelayan, Joel Rojas.
Sumber Foto: RUSVEL RASGADO/AFP
Teks: Liputan6.com