Di Sini Lokasi "Kuburan Antariksa", Tempat Pesawat Ruang Angkasa Dikubur
Ratusan ton sampah antariksa dikubur di zona ini setiap tahunnya.
Tiga ribu mil dari lepas pantai Selandia Baru dan 2.000 mil utara Antartika, Point Nemo sangat jauh dari daratan, sehingga manusia yang paling dekat ke titik ini adalah astronot di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) - yang mengorbit 227 mil laut di atas Bumi.
Karena lokasinya yang sangat jauh itulah ISS ketika nanti berhenti beroperasi pada 2030, akan dikubur di Point Nemo, dijatuhkan ke Bumi bersama bekas reruntuhan stasiun antariksa, satelit, dan lainnya. Ini adalah kuburan antariksa dunia.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Apa yang NASA berhasil uji coba? NASA telah merilis rekaman yang diambil oleh tim Mars Ascent Vehicle (MAV) saat mereka melakukan uji terowongan angin di Marshall Space Flight Center yang bersejarah milik badan antariksa tersebut.
Negara-negara yang telah melakukan perjalanan ke antariksa telah menguburkan reruntahan mereka di area sekitar Point Nemo. Namanya diambil dari Kapten Nemo dalam novel "Twenty Thousand Leagues Under The Sea" karya Jules Verne, sejak 1970-an.
Juga dikenal sebagai Kutub Oseanik Tak Tertaklukkan atau Area Tak Berpenduduk Samudra Pasifik Selatan, koordinat yang tepat dari tempat paling terpencil di dunia ini dihitung oleh insinyur Kanada-Rusia, Hrvoje Lukatela pada tahun 1992.
Sekitar 263 reruntuhan ruang angkasa ditenggelamkan di kawasan ini sejak 1971, termasuk stasiun antariksa Rusia, Mir, dan stasiun antariksa pertama NASA, Skylab, menurut penelitian pada 2019.
"Ini adalah wilayah laut terbesar tanpa pulau," kata Kepala Kantor Program Keamanan Antariksa Badan Antariksa Eropa, Holger Krag, dikutip dari CNN, Selasa (15/2).
Krag menambahkan, hanya Point Nemo yang menjadi area paling aman untuk menenggelamkan reruntuhan dari pesawat ruang angkasa.
Point Nemo berada di luar yurisdiksi negara bagian mana pun dan jauh dari kehidupan manusia -- meskipun tidak bebas dari jejak dampak manusia. Selain sampah luar angkasa di dasar laut, partikel mikroplastik juga ditemukan di perairan saat kapal pesiar Volvo Ocean Race melewati wilayah tersebut pada tahun 2018.
Ratusan ton sampah
Sampah antariksa seperti satelit tua masuk kembali ke atmosfer Bumi setiap hari, walaupun sebagian besar tidak terdeteksi karena terbakar jauh sebelum menyentuh tanah.
Krag mengatakan, badan antariksa dan operator komersial harus memberitahukan otoritas yang mengendalikan penerbangan dan pelayaran - biasanya di Chile, Selandia Baru, dan Tahiti - terkait lokasi, waktu, dan dimensi puing yang akan jatuh ke zona tersebut. Sekitar dua penerbangan per hari melewati ruang udara tersebut. Otoritas ini menghasilkan pesan standar yang dikirim ke lalu lintas udara dan laut.
Masalah yang lebih besar daripada pesawat ruang angkasa yang berakhir di Point Nemo, kata Krag, adalah bongkahan roket logam dan pesawat ruang angkasa yang dikenal sebagai "masuk kembali dengan tidak terkendali" ke atmosfer Bumi.
Pada Juni 2021, NASA mengkritik China karena gagal "memenuhi standar tanggung jawab" setelah puing-puing roket Long March 5B-nya jatuh ke Samudera Hindia.
Krag mengatakan, rata-rata 100 sampai 200 ton sampah ruang angkasa memasuki kembali atmosfer Bumi dalam cara yang tidak terkontrol setiap tahun.
Krag juga mengatakan, benda antariksa yang mendarat di Point Nemo biasanya dibuat dari besi, titanium, atau aluminium dan tidak beracun. Dia menambahkan, beberapa bahan bakar roket memang beracun tapi mereka akan terbakar sebelum masuk kembali ke atmosfer Bumi.