Direktur WHO: Akhir Pandemi Covid-19 Sudah Dekat
Jumlah kasus Covid-19 yang terus menurun bukan berarti negara-negara di dunia boleh lengah melawan virus yang telah membunuh lebih dari 6 juta orang itu.
Jumlah kasus Covid-19 yang terus menurun menunjukkan akhir dari pandemi sudah terlihat.
“Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam konferensi kemarin, seperti dilansir Aljazeera, Rabu (14/9).
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa yang baru saja digolongkan oleh WHO sebagai kemungkinan karsinogen? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) telah resmi menggolongkan bedak talkum sebagai "mungkin bersifat karsinogenik" bagi manusia.
“Kita belum sampai di sana, tapi akhir sudah ada di depan mata” jelas Tedros.
Jumlah kasus Covid-19 yang terus menurun bukan berarti negara-negara di dunia boleh lengah melawan virus yang telah membunuh lebih dari 6 juta orang itu. Dunia harus menggunakan kesempatan ini untuk kembali melawan virus Covid, seperti melalui vaksinasi lengkap dan pengujian virus terus-menerus.
“Jika kita tidak mengambil kesempatan ini sekarang, kita menghadapi risiko lebih banyak varian, lebih banyak kematian, lebih banyak gangguan, dan lebih banyak ketidakpastian,” ujarnya.
WHO kembali mengeluarkan 6 kebijakan baru bagi negara-negara untuk melawan Covid-19.
“Ringkasan dari kebijakan ini merupakan seruan mendesak bagi pemerintah untuk mencermati kebijakan mereka, dan memperkuatnya untuk melawan COVID-19 dan patogen masa depan dengan potensi pandemi” kata Tedros.
WHO juga mengungkapkan kemungkinan munculnya virus baru di masa depan akan selalu ada.
"Kami memperkirakan akan ada gelombang infeksi di masa depan, berpotensi pada titik waktu yang berbeda di seluruh dunia yang disebabkan oleh subvarian Omicron yang berbeda atau bahkan varian yang berbeda,” ujar ahli epidemiologi senior WHO, Maria Van Kerkhove.
Negara-negara di dunia kembali didorong agar memiliki persediaan medis dan tenaga kesehatan yang memadai. Sebab virus baru dapat muncul sewaktu-waktu seperti cacar monyet yang kembali muncul pada Mei lalu.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)