Dokter di India Peringatkan Warga: Kotoran & Urin Sapi Bukan Ramuan Pencegah Covid-19
Para dokter di India memperingatkan warga tentang praktik penggunaan kotoran sapi dengan keyakinan itu akan menangkal Covid-19. Para dokter menegaskan tidak ada bukti ilmiah terkait efektivitas kotoran sapi, justru berisiko menyebarkan penyakit lain.
Para dokter di India memperingatkan warga tentang praktik penggunaan kotoran sapi dengan keyakinan itu akan menangkal Covid-19. Para dokter menegaskan tidak ada bukti ilmiah terkait efektivitas kotoran sapi, justru berisiko menyebarkan penyakit lain.
Pandemi virus corona telah menyebabkan kehancuran di India, dengan 22,66 juta kasus infeksi dan 246.116 kematian yang dilaporkan sejauh ini.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Bagaimana tradisi upah-upah dilakukan? Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
-
Bagaimana cara melakukan Tradisi Ujungan? Tradisi ini dilakukan dengan cara saling pukul satu sama lain menggunakan sebilah batang rotan.
-
Di mana tradisi umbah-umbah kloso dilakukan? Di Pandak, Bantul, ada tradisi unik dalam menyambut Bulan Suci Ramadan. Tradisi itu bernama umbah-umbah kloso.
-
Mengapa tradisi ini dilakukan? Tradisi Popokan dilakukan untuk menolak bala agar terhindar dari kejahatan dan sesuatu hal yang buruk.
-
Dimana Tradisi Ujungan dilakukan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
Para ahli mengatakan jumlah sebenarnya bisa lima hingga 10 kali lebih tinggi, dan warga di seluruh negeri berjuang untuk mendapatkan tempat tidur rumah sakit, oksigen, atau obat-obatan. Kondisi itu menyebabkan banyak orang meninggal karena kurangnya perawatan.
Dilansir Antara, Selasa (11/5), di negara bagian Gujarat di India barat, beberapa orang yang percaya mendatangi tempat penampungan sapi seminggu sekali untuk membalur tubuh mereka dengan kotoran dan air kencing sapi, dengan harapan itu akan meningkatkan kekebalan mereka atau membantu mereka pulih dari infeksi virus corona.
Dalam agama Hindu, sapi adalah simbol suci kehidupan dan bumi, dan selama berabad-abad umat Hindu telah menggunakan kotoran sapi untuk membersihkan rumah mereka dan untuk ritual doa karena dipercaya memiliki khasiat pengobatan dan antiseptik.
“Kami melihat bahkan dokter datang ke sini. Keyakinan mereka adalah bahwa terapi (dengan kotoran sapi) ini meningkatkan kekebalan mereka dan mereka dapat pergi dan merawat pasien tanpa rasa takut,” jelas Gautam Manilal Borisa, seorang manajer asosiasi di sebuah perusahaan farmasi.
Borisa mengatakan praktik pengobatan dengan kotoran sapi tersebut membantunya pulih dari Covid-19 tahun lalu.
Sejak itu ia menjadi anggota tetap Shree Swaminarayan Gurukul Vishwavidya Pratishthanam, yakni sebuah sekolah yang dikelola pendeta Hindu yang terletak tepat di seberang jalan dari markas besar Zydus Cadila di India, yang sedang mengembangkan vaksin Covid-19.
Saat para peserta menunggu kotoran dan campuran urin sapi di tubuh mereka mengering, mereka memeluk atau menghormati sapi di tempat penampungan, dan berlatih yoga untuk menaikkan tingkat energi. Mereka kemudian dibasuh dengan susu atau mentega susu cair.
Para dokter dan ilmuwan di India dan di seluruh dunia telah berulang kali memperingatkan agar tidak mempraktikkan pengobatan alternatif untuk Covid-19, alih-alih memberikan rasa aman, justru akan memperumit masalah kesehatan yang sudah ada.
“Tidak ada bukti ilmiah yang konkret bahwa kotoran sapi atau urin bekerja efektif untuk meningkatkan kekebalan terhadap Covid-19, itu sepenuhnya didasarkan pada keyakinan,” jelas presiden nasional Asosiasi Medis India, Dr. JA Jayalal.
“Ada juga risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat mengolesi atau mengonsumsi produk (dari sapi) ini, yaitu penyakit lain dapat menyebar dari hewan ke manusia,” lanjutnya.
Ada juga kekhawatiran bahwa praktik tersebut dapat berkontribusi pada penyebaran virus lebih lanjut karena melibatkan orang yang berkumpul dalam kelompok.
Madhucharan Das, yakni pengelola yang bertanggung jawab atas penampungan sapi lain di Ahmedabad, mengatakan mereka membatasi jumlah peserta praktik pengobatan tersebut.
Baca juga:
Dokter Asal Amerika Meninggal Setelah Datang ke India untuk Rawat Keluarganya
Menhub Budi Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 India
Ibu di India Meninggal Setelah Polisi Diduga Ambil Tabung Oksigennya untuk Pasien VIP
Tsunami Covid-19 India, 30 Lebih Jasad Ditemukan Mengambang di Sungai Gangga
Melihat Warga India 'Mandi' Kotoran Sapi untuk Tangkal Covid-19
Menko Airlangga Soal Kirim Tabung Gas ke India: Indonesia Jangan Kendor