Dubes asing di Jakarta ajak diskusi BNPT cara menangkal radikalisme
Diskusi menanggulangi teror ISIS di Jakarta (8/12) diinsiasi Kedutaan AS, Prancis, dan Rusia
Memenjarakan teroris bukanlah penyelesaian masalah, ungkap Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teroris Saud Usman Nasution. Mantan Kapolda Sumatera Selatan ini menilai terorisme merupakan penyakit yang harus dibasmi setelah mengetahui gejala-gejalanya.
Saud menghadiri diskusi Acara mengenai terorisme dan ISIS di Jakarta, Selasa (8/12). Diskusi ini diprakarsai Duta Besar Amerika Serikat Robert O. Blake, Duta Besar Prancis Corrine Breuze, serta Duta Besar Rusia Mikhail Galuzin.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Siapa yang berkomitmen untuk memperhatikan para penyintas terorisme? Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) komitmen perhatikan para penyintas.
-
Bagaimana caranya untuk memperkuat ideologi bangsa agar terhindar dari infiltrasi ideologi yang mengarah pada aksi terorisme? “Semua sila-silanya harus masuk ke hati. Namun, selama ini yang dirasa Pancasila hanya sekadar pengetahuan kognitif, belum menjadi belief system ke hati yang paling dalam, maka tanamkan itu dan insyaallah nilai-nilai yang tidak sesuai di hati akan terhindar dengan sendirinya,” ucapnya.
Saud mengatakan, terorisme diberantas melalui pendekatan. Pendekatan yang dia maksud yaitu mencari motivasi awal mengapa seorang teroris melakukan aksi radikal.
"Memenjarakan teroris tidak menjadi sebuah solusi. Kita harus melakukan pendekatan pada para teroris. Kita harus mencari tahu apa yang menjadi motivasi awal mereka," ungkapnya saat ditemui di acara Koalisi Internasional Melawan ISIS di Jakarta, Selasa (8/12).
Saud mencontohkan motivasi para pelaku bom bali. Setelah Imam Samudra ditangkap, kelompok ini me ngaku dendam pada Amerika Serikat. "Karena tidak bisa ke sana, akhirnya mereka membalas dendam di Bali, yang dianggap banyak warga AS berlibur,"
Menurut Saud, radikalisme itu terjadi karena seorang terlalu menutup diri. Mereka tidak membuka pikirannya untuk hal yang positif, karenanya para teroris yang mendekam di penjara diberi pelatihan agar pemikirannya jauh dari radikalisme.
Hingga saat ini, banyak sekali orang yang berpikiran radikal yang kemudian menyerahkan diri untuk menjadi bagian dari kelompok radikalisme. Bahkan anak kecil yang sudah bisa menggunakan internet bisa memiliki pemikiran radikal apabila tidak didampingi orang tuanya.
"Saat ini semua kebanyakan dari internet. Anak kecil yang sudah bisa menggunakan internet dapat berpikiran radikal. Kita tidak bisa menyangkal karena interney itu luas. Mereka kan bisa saja melihat video-video radikal dan menganggap itu keren. Karenanya orang tua juga berperan penting," lanjut dia.
Sebanyak 119 orang tewas dalam skenario pemboman, dan sebanyak 19 orang tewas dalam bom bunuh diri di Indonesia. Sementara itu, selama ini baru tiga terdakwa menghadapi hukuman mati atas kasus terorisme.
Walaupun begitu, kata Saud, masih banyak mereka yang berpikiran radikal di Indonesia. Karenanya, hukuman tidak akan menyelesaikan masalah hingga ke akarnya.
Baca juga:
Sinyalir ada teror Natal & Tahun Baru, pemerintah perketat keamanan
Kemenko Polhukam gandeng NU, Muhammadiyah, MUI tangani terorisme
ISIS siap serang Eropa dengan senjata kimia dan biologi
Pria bersenjata pisau tikam tiga penumpang kereta di London
6 Penjahat paling dicari dengan uang imbalan terbesar sedunia