Duterte dinilai plin-plan soal isu Laut China Selatan
Pakar hukum internasional Amerika Serikat menyebut Duterte seperti tidak menganggap penting masalah Laut China Selatan.
Pakar hukum internasional Amerika Serikat dari Hofstra University mengatakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte tidak konsisten dengan perkataannya. Dia menyebutkan Duterte seperti tidak menganggap penting masalah yang terjadi di Laut China Selatan.
"Saya menilai Presiden Duterte tak konsisten dalam permasalahan Laut China Selatan," ujar Ku saat ditemui di Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta, Rabu (7/9).
"Mulanya, sejak akan dilantik ia akan berpihak ke China guna mendiskusikan masalah Laut China Selatan," ujarnya.
Namun, lanjut dia, akhir-akhir ini Duterte mengeluarkan protes ke Beijing karena sejumlah kapal China mendekati wilayah Filipina di Laut China Selatan.
Menurut Ku, Duterte sepertinya tidak tahu harus melakukan apa untuk penyelesaian masalah sengketa ini.
Tak hanya itu saja, sikap tidak konsisten diperlihatkan juga ketika Duterte mengirimkan utusan khusus Filipina ke China untuk masalah sengketa perairan ini, yaitu mantan presiden Filipina, Fidel Ramos.
Beberapa hari lalu, China menempatkan kapal-kapal mereka di Scarborough Shoal, yang secara hukum internasional merupakan wilayah Filipina. Hal tersebut dianggap sebagai provokasi oleh Manila, mereka percaya Beijing akan membangun pulau di wilayah karang yang kaya sumber daya tersebut.
-
Siapa saja yang terlibat dalam konflik Laut China Selatan? Tiongkok menggambarkan tuduhan tersebut "hanya kebohongan belaka", dan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menutup mata terhadap "provokasi dan pelecehan" yang berulang kali dilakukan oleh Filipina.
-
Kenapa Presiden Jokowi membahas konflik Laut China Selatan dengan Presiden Marcos? Jokowi mengatakan dirinya akan membahas upaya meredakan ketegangan di Laut China Selatan. "Ya salah satunya (membahas Laut China Selatan)," jelas Jokowi sebelum bertolak ke Filipina melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (9/1/2024).
-
Bagaimana Amerika Serikat berusaha mencampuri urusan dalam negeri China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring. "Ada hampir 200 juta penganut agama di China. Pemerintah China melindungi kebebasan beragama warga negara sesuai dengan hukum. Orang-orang dari semua kelompok etnis di China berhak sepenuhnya atas kebebasan beragama sebagaimana ditentukan oleh hukum," jelasnya.
-
Mengapa kapal Dinasti Ming tenggelam di Laut China Selatan? Para peneliti meyakini kapal tersebut dimuat di wilayah Jingdezhen dan berfungsi sebagai kapal ekspor, mengingat pada abad ke-14, Jingdezhen menjadi pusat produksi porselen terbesar di China.
-
Bagaimana dampak dari aktivitas pola tekanan rendah di laut China Selatan terhadap curah hujan di Indonesia? Aktivitas pola tekanan rendah ini berdampak terhadap berkurangnya aliran massa udara basah ke arah selatan ekuator. Dengan begitu, terjadinya jumlah kandungan uap air yang sedikit. “Dari peristiwa itu, mengakibatkan kurangnya pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa dan Nusa Tenggara. Tak heran bila sinar matahari begitu intens langsung ke permukaan Bumi di wilayah Jawa- Nusa Tenggara,”
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
Baca juga:
ASEAN dorong Filipina dan Beijing berunding soal Laut China Selatan
China minta AS dukung perundingan Laut China Selatan dengan Filipina
Filipina kesal kapal-kapal China dekati karang di Laut China Selatan
China diduga kembali bangun pulau buatan di Laut China Selatan
Di KTT G20, Obama desak Jinping hormati putusan sengketa LCS
Wilayah diklaim China di Laut China Selatan tak punya dasar hukum