Empat Buku Kuno di Perpustakaan Nasional Prancis Ini Mengandung Racun Arsenik
Empat buku telah dikeluarkan dari Perpustakaan Nasional Prancis karena adanya kekhawatiran sampulnya mengandung arsenik berbahaya.
Buku-buku kuno dari abad ke-19 yang dicetak di Britania Raya memiliki sampul berwarna hijau zamrud. Warna tersebut ternyata berasal dari arsenik, yang pada masa itu umum digunakan untuk mewarnai buku. Para peneliti dari Universitas Delaware telah mengidentifikasi buku-buku yang diambil dari koleksi perpustakaan sebagai buku yang berpotensi berbahaya, seperti dilansir oleh BBC Juni lalu.
Pihak perpustakaan menyatakan bahwa buku-buku ini hanya dapat menimbulkan bahaya minor bagi orang yang membacanya atau memegangnya.
-
Kenapa Hari Perpustakaan Nasional penting? Peringatan Hari Perpustakaan Nasional tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan minat baca, tetapi juga untuk memperingati dan menghargai peran serta kontribusi perpustakaan sebagai lembaga yang menyimpan, merawat, dan menyediakan akses ke pengetahuan.
-
Bagaimana cara menuju ke Perpustakaan Nasional? Karena keberadaannya yang strategis, pengunjung bisa menggunakan berbagai moda transportasi, mulai dari Bus Transjakarta rute 5 M dan 1 R, lalu KRL dengan jurusan Stasiun Gondangdia dan ojek online.
-
Apa tujuan dari Hari Perpustakaan Nasional? Tujuan dari peringatan Hari Perpustakaan Nasional di Indonesia adalah untuk meningkatkan minat baca dan kesadaran akan pentingnya literasi di kalangan masyarakat.
-
Apa buku termahal di dunia? Codex Leicester oleh Leonardo da Vinci merupakan buku termahal di dunia yang dibeli oleh Bill Gates.
-
Dimana Gedung Perpustakaan Nasional berada? Mengutip laman resmi Perpustakaan Nasional, gedung Perpusnas sendiri berada di Jalan Medan Merdeka Selatan nomor 11, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Kapan Hari Perpustakaan Nasional di Indonesia dirayakan? Hari Perpustakaan Nasional yang diperingati setiap 17 Mei di Indonesia adalah hari yang ditetapkan untuk merayakan dan menghormati peran perpustakaan sebagai pusat pengetahuan dan literasi.
"Kami telah menyingkirkan buku-buku ini dan akan dianalisis di laboratorium eksternal untuk dievaluasi mengenai seberapa banyak arsenik yang ada dalam setiap buku," ungkap juru bicara Perpustakaan Nasional Prancis. Keempat buku yang disingkirkan tersebut adalah buku-buku dari tahun 1862-1863 yang diterbitkan oleh Royal Horticultural Society, dua volume dari "The Ballads of Ireland" karya Edward Hayes yang terbit pada tahun 1855, serta sebuah antologi puisi dwibahasa Rumania karya Henry Stanley dari tahun 1856. Daftar judul buku yang dianggap berpotensi berbahaya ini disusun oleh "Poison Book Project" atau Proyek Buku Beracun.
Inisiatif ini dijalankan oleh para peneliti Universitas Delaware yang bekerja sama dengan Museum Winterthur di Delaware. Sejak tahun 2019, tim ini telah menguji ratusan sampul buku untuk mendeteksi keberadaan logam berat dan menyusun daftar judul buku yang berpotensi berbahaya. Empat salinan buku yang ada dalam daftar tersebut merupakan bagian dari koleksi Perpustakaan Nasional Prancis, yang memiliki lebih dari 16 juta buku.
Penggunaan arsenik dalam buku
Penerbit-penerbit buku di zaman Victoria diketahui menggunakan arsenik sebagai pewarna untuk penjilidan buku. Pigmen-pigmen warna yang digunakan antara lain hijau Paris, hijau emerald atau zamrud, serta hijau Scheele, yang dinamai berdasarkan seorang ahli kimia asal Jerman. Menurut Poison Book Project, buku-buku yang mengandung arsenik perlu disimpan dengan sangat hati-hati karena dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi pembacanya. Menanggapi penemuan beberapa buku arsenik dalam koleksinya, Perpustakaan Nasional Prancis menyatakan bahwa mereka akan memeriksa lebih banyak buku di luar daftar Poison Book Project.
World Health Organization (WHO) juga memberikan peringatan terkait paparan jangka panjang arsenik yang terdapat pada air minum dan makanan, dengan menyebut bahwa zat ini "sangat beracun dalam bentuk anorganiknya." Namun, WHO tidak memberikan rekomendasi khusus mengenai penanganan barang-barang yang sudah terkontaminasi arsenik. Pada tahun 2022, seorang pustakawan di Leeds menemukan sebuah buku langka yang ternyata juga mengandung arsenik. Buku itu berjudul "My Own Garden: The Young Gardener's Book", yang diterbitkan pada tahun 1855 dan memiliki sampul berwarna hijau cerah.
Pustakawan senior, Rhian Isaac, menemukan buku tersebut saat melakukan seleksi koleksi perpustakaan dengan menggunakan database global Poison Book Project yang mencatat buku-buku beracun yang telah teridentifikasi. Di Jerman, beberapa buku baru-baru ini juga ditarik dari rak-rak perpustakaan sebagai langkah pencegahan, mengingat adanya kekhawatiran akan kemungkinan kontaminasi arsenik pada buku-buku tersebut.
- Kronologi Mahasiswi Diduga Bunuh Diri di Kampus Grogol Jakbar, Ada Curhatan Sedih di Buku Korban
- Beredar Buku Penyimpangan Sejarah Pendirian NU, Gus Yahya: Ada Tokoh-Tokoh Baru
- Pembelaan KPU Tepis Kabar Proses Penghitungan Suara Nasional dan Luar Negeri Hasil Setingan
- Cara Bupati Dico Dirikan Perpustakaan Koleksi 40.000 Lebih Buku Dinilai Tingkatkan Kualitas Literasi Warga
Temuan yang serupa di Kota Leeds
Seperti yang telah diketahui, sebuah buku langka yang mengandung arsenik telah ditemukan di perpustakaan Leeds dalam upaya pencarian global terhadap buku-buku beracun yang tersimpan di berbagai perpustakaan di seluruh dunia. Berdasarkan informasi dari news.leeds.gov.uk pada hari Selasa (30/4), buku berjudul "My Own Garden: The Young Gardener's Book" yang diterbitkan pada tahun 1855 disimpan di Leeds Central Library, agar tidak diakses oleh pengunjung.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli di perpustakaan tersebut menunjukkan bahwa buku ini memiliki warna hijau zamrud yang mencolok akibat pewarna yang mengandung arsenik, yang berbahaya jika tertelan oleh manusia. Yang lebih mengejutkan, tulisan di sampul depan buku tersebut mengindikasikan bahwa buku ini merupakan hadiah yang tidak sengaja diberikan oleh seorang ayah kepada putrinya, Caroline Gott, yang berasal dari keluarga pengusaha terkenal di Leeds. Penemuan yang mengejutkan ini terungkap ketika pustakawan senior Rhian Isaac memeriksa koleksi perpustakaan menggunakan database Proyek Buku Beracun.
Mempelajari Poison Book Project
Proyek ini dimulai di Amerika dengan tujuan untuk mengidentifikasi berbagai edisi dari buku-buku bersejarah yang sebelumnya diproduksi menggunakan bahan berbahaya dan logam berat seperti arsenik. Poison Book Project dan Database Buku Arsenik adalah inisiatif yang dipelopori oleh peneliti Dr. Melissa Tedone dan Dr. Rosie Grayburn di Winterthur Museum, Garden, dan Perpustakaan yang terletak di Delaware, Amerika Serikat.
Pustakawan senior Rhian Isaac menyatakan, "Sebagai seorang pustakawan, sangat menggembirakan jika menemukan jenis buku langka dalam koleksi kami. Tetapi proyek ini juga sangat membantu para pustakawan di seluruh dunia untuk bekerja sama dan memahami bagaimana dan kapan buku-buku ini dibuat serta langkah apa yang dapat kita ambil untuk memastikan mereka disimpan dan dirawat dengan aman." Ia juga menambahkan, "Mengagumkan, logam berat (arsenik) dulu cukup umum digunakan dalam produksi buku sebagai cara untuk mendapatkan warna hijau yang sangat estetis. Meskipun orang-orang pada saat itu tentu sadar bahwa arsenik berbahaya, mereka mungkin tidak mengetahui bahwa mereka bisa saja menelan zat itu."
Fakta bahwa buku ini pernah dimiliki oleh keluarga Gott menunjukkan bahwa ceritanya adalah bagian dari sejarah Leeds. Dengan penanganan dan penyimpanan yang hati-hati, buku ini dapat terus menjadi bagian dari koleksi kami selama bertahun-tahun yang akan datang," tutup Rhian Isaac.