Empat mantan cowok metropolis jadi jihadis
Paling tidak biasa ketika seorang pria Mesir gabung dengan ISIS meski sebelumnya dicap sebagai lelaki metroseksual.
Insiden pembunuhan jurnalis asal Amerika Serikat James Foley oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pekan lalu membuat kelompok terinspirasi Al-Qaidah itu menuai kecaman dan sorotan tajam dari dunia internasional.
Kelompok militan muncul berbarengan dengan konflik di Irak dan Suriah itu kini seakan semakin menggeliat. Gerakan mereka di tanah Suriah dan Irak juga membuat beberapa penduduk di kedua negara itu ketar-ketir.
Mereka juga terus melancarkan perekrutan-perekrutan untuk menarik para pelaku jihad baru ingin berperang dengan mereka dalam menghadapi musuh-musuh ISIS. Kelompok ini kerap menggunakan media sosial sebagai ajang perekrutan para pelaku jihad baru ingin gabung dengan mereka.
Pada Juni lalu kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu menyatakan mendirikan khalifah dengan nama Negara Islam (IS) dan membuang embel-embel kata Irak dan Suriah di belakangnya.
Tentu saja ini makin membuat banyak warga awam yang merasa tergerak dengan ISIS tertarik bergabung dengan kelompok itu. Mereka tidak hanya berasal dari kalangan masyarakat umum, melainkan ada yang datang dari penyanyi atau bahkan pria metroseksual.
Bahkan sang algojo penggorok James Foley diduga seorang jihadis asal Inggris dikenal dengan nama John dan dikatakan seorang penyanyi rap yang telah meninggalkan dunia musik demi bergabung dengan ISIS.
Paling tidak biasa adalah ketika seorang pria Mesir bernama Islam Yaken bergabung dengan ISIS meski sebelumnya dia dicap sebagai pria metroseksual.
Berikut empat mantan pria metropolis gabung ISIS yang dilansir dari berbagai sumber:
-
Bagaimana Israel melancarkan serangan ke Irak? Delapan pesawat tempur F-16 yang masing-masing membawa bom seberat nyaris satu ton. Ditambah enam pesawat tempur F-15 yang bertugas memberikan perlindungan udara bagi pesawat F-16 tersebut. Misi mereka menghancurkan fasilitas nuklir Irak yang disebut Osirak di kompleks El Tuwaitha, tak jauh dari Baghdad.
-
Apa yang menjadi fokus utama pertandingan Indonesia vs Irak? Pertandingan ini akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta pada Kamis (6/6) sore. Anak asuh Shin Tae-Yong dalam kondisi siap tempur demi mengamankan satu tiket otomatis ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
-
Mengapa pertandingan Indonesia vs Irak sangat penting? Kemenangan di laga ini akan menjadi penentu satu tiket terakhir di Grup F yang akan melaju ke babak selanjutnya.
-
Kapan Saddam Hussein menjadi Presiden Irak? Lahir pada 28 April 1937 di Al-Awja, dekat Tikrit, Irak, Saddam naik ke puncak kekuasaan sebagai Presiden Irak pada tahun 1979 dan memerintah hingga tahun 2003.
-
Di mana pertandingan Indonesia vs Irak akan diselenggarakan? Pertandingan ini akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta pada Kamis (6/6) sore.
-
Di mana Suriah menyerang Israel? Mesir akan menyerbu melalui SInai, sementara Suriah akan menyerang Israel melalui Dataran Tinggi Golan.
Mantan penyanyi rap asal Inggris jadi jihadis dan diduga bunuh jurnalis AS
Seorang mantan penyanyi rap asal Inggris yang meninggalkan musik demi bergabung dengan barisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sekarang sedang diselidiki oleh pihak berwenang Inggris menyusul pembunuhan terhadap jurnalis asal Amerika Serikat James Foley di Suriah.
Abdul Majid Abdul Bary dilaporkan meninggalkan rumahnya di London pada tahun lalu untuk bertarung dengan ISIS di Suriah, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (24/8).
Dia awalnya dikenal sebagai 'L Jinny' atau 'Lyricist Jinn' saat karir musiknya dimulai. Ini menurut sebuah laporan dari koran the Independent.
Beberapa single dan videonya bahkan pernah ditayangkan di BBC Radio pada tahun 2012, menurut surat kabar itu.
Penyanyi rap berusia 24 tahun itu menjadi perhatian nasional pada awal tahun ini ketika dia mengunggah foto dirinya di Twitter tengah memegang kepala orang sudah terpenggal di Suriah, kata surat kabar itu.
Gambar mengerikan itu disertai dengan pesan yang mengatakan, "Bersantai dengan teman saya atau apa yang tersisa dari dia".
Menurut the Independent, ayah Bary adalah seorang pengungsi Mesir dan dianggap sebagai salah satu letnan yang dekat dengan Usamah Bin Laden.
The Independent menjelaskan bagaimana perbedaan musik Bary sebelumnya dan menguraikan perubahan dalam nada serta lirik.
Lagu-lagu diciptakan dia pada awal karirnya berkisar tentang kehidupan, kekerasan dan membuat beberapa referensi yang jelas terhadap penggunaan narkoba.
Referensi tersebut telah diubah kemudian dan diganti dengan kata-kata keras terhadap orang-orang yang menghabiskan uang mereka pada obat-obatan terlarang, minuman beralkohol dan pesta-pesta bukannya memberikan uang itu bagi keluarga mereka, jelas the Independent.
Dalam video terbarunya, diunggah pada Maret lalu, Bary berbicara tentang ketakutan deportasi terhadap keluarganya kembali ke Mesir.
"Beri saya kebanggaan dan kehormatan seperti ayahku, saya bersumpah di hari mereka datang dan membawa ayah saya, saya bisa membunuh satu atau dua polisi," lirik Bary dalam lantunan rap.
Beberapa hari setelah dunia terhentak dengan berita mengejutkan dari pemenggalan Foley, kecurigaan tumbuh terhadap identitas sang algojo, yang tampaknya memiliki aksen khas Inggris.
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengutuk pembunuhan Foley dan mengatakan meski pelaku belum diidentifikasi, tapi kemungkinan dia adalah warga negara Inggris.
Banyak laporan berita telah muncul sejak insiden itu, melihat ke dalam file para pejuang Islam asal Inggris yang melarikan diri ke Suriah untuk bergabung dengan apa yang disebut sebagai khalifah "Negeri Islam".
Bersamaan dengan Bary, Abu Hussain al-Britani, seorang peretas komputer dari Birmingham, dan Abu Abdullah al-Britani, telah diduga berada di balik pembunuhan Foley.
Proses mencari tahu identitas algojo Foley tampaknya menjadi salah satu jalan panjang, mengingat fakta ada sekitar 400 sampai 500 jihadis asal Inggris diduga akan berjuang di Suriah dan Irak.
Mantan penyanyi rap Jerman tewas saat jadi jihadis di Suriah
Mantan penyanyi rap asal Jerman yang bergabung dengan kelompok jihadis untuk bertempur di Suriah dikabarkan telah tewas dalam serangan bom bunuh diri, yang dilakukan oleh kelompok pejuang saingan. Ini seperti dilaporkan sumber dari kelompok jihad dan sebuah organisasi pemantau pada hari ini.
Denis Mamadou Cuspert, yang sebelumnya pernah menjadi penyanyi rap dengan nama Deso Dogg tapi kemudian mengubah namanya menjadi Abu Talha al-Almani di Suriah, dilaporkan tewas dalam serangan bunuh diri pada Ahad kemarin di sebuah provinsi di bagian timur Suriah, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Selasa (22/4).
Dia menjadi anggota Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) dan dilaporkan tewas dalam serangan bom bunuh diri ganda dilakukan oleh Front Al-Nusra, sebuah kelompok jihadis saingan yang merupakan afiliasi Al-Qaidah di Suriah.
Pesan yang diunggah di forum Internet jihadis mengumumkan kematiannya.
"Negara Islam berdarah dengan berita kematian syahid dari pejuang jihad, saudara Abu Talha al-Almani. Semoga dia diterima oleh Allah," tulis sebuah pesan di forum itu.
"Kematiannya adalah hasil dari sebuah serangan bom diri dilaksanakan oleh tentara berkhianat (pemimpin Al-Nusra, Abu Mohammed al-Joulani) terhadap sebuah rumah di mana sejumlah anggota ISIL tinggal," lanjut pernyataan itu.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau berbasis di Inggris, juga melaporkan serangan bunuh diri yang dilakukan pada Ahad kemarin itu.
"Dua anggota Front Al-Nusra meledakkan diri mereka dua hari lalu dan menewaskan 16 pejuang ISIL," ujar Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman, kepada AFP.
Rahman mengatakan seorang pejuang yang dikenal sebagai Abu Talha menjadi salah satu korban tewas dalam serangan di Provinsi Deir Ezzor, dekat perbatasan dengan Provinsi Hasakeh.
Sejak awal Januari lalu, ISIL telah berada dalam pertempuran terbuka dengan Front Al-Nusra serta kelompok pemberontak Islamis dan moderat lainnya. Mereka menuduh ISIL telah melakukan penyerangan terhadap para pejuang oposisi saingan serta warga sipil.
Baik ISIL dan Front Al-Nusra dilaporkan telah menargetkan satu sama lainnya melalui serangan bom bunuh diri.
Pemuda metroseksual asal Mesir bergabung dengan ISIS
Warga Mesir selama akhir pekan kemarin beramai-ramai mengekspresikan kebingungan mereka di media sosial atas kabar seorang pemuda bernama Islam Yaken, di mana menurut unggahan di jejaring sosial, telah bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS),meski sebelumnya dia dicap sebagai pria metroseksual.
"Kabar mengenai Islam Yaken ini sangat menakutkan! Dia dulu bersama saya di SMA," tulis seorang wanita Mesir yang terkejut mendengar kabar itu di Twitter, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Senin (4/8).
Dalam sebuah gambar diunggah di media sosial, Yaken terlihat mengacungkan sebuah pedang sambil menunggang kuda sebagai anggota ISIS di Suriah.
Beberapa unggahan lama ditemukan di halaman Facebook miliknya mengungkapkan Yaken adalah seorang pemuda bangga dengan penampilan fisiknya. Di salah satu gambar, dia bahkan terlihat tengah menampilkan tubuh bagian atasnya yang tampak kekar tanpa baju.
Seorang teman Yaken enggan disebutkan identitasnya, yang berbicara kepada Al Arabiya News, mengatakan dirinya telah mengenal Yaken selama lebih dari dua tahun sebelum kehilangan kontak dengan dia secara tiba-tiba.
"Dia adalah orang yang sangat sopan, suka membantu," kata temannya itu. "Yaken merupakan seorang pria yang sangat lucu dan kerap membuat lelucon, selalu ada senyum di wajahnya."
Temannya itu mengakui Yaken telah menjadi penggemar kebugaran dan telah bekerja di sebuah pusat kebugaran di Ibu Kota Kairo.
"Dia selalu berbagi hal-hal pada profilnya tentang rutinitas olahraga dan pusat kebugaran," kata temannya itu, mengacu pada Balance GYM di Distrik Massaken al-Sheraton di Kairo.
Ahmed Ali, seorang agen di pusat kebugaran itu, mengonfirmasi kepada Al Arabiya News bahwa Yaken memang kerap berolahraga di pusat kebugaran itu, tapi menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang Yaken.
Ketika ditanya bagaimana dia tahu mengenai keberangkatan Yaken ke Suriah, temannya itu mengatakan Yaken sempat tidak mengaktifkan laman pribadi Facebook-nya untuk sementara waktu dan lalu mengaktifkan kembali beberapa hari kemudian.
"Dia menulis status tentang perjalanan itu dan dia mengunggah sebuah video di YouTube terkait hal-hal kebugaran sebelum dia mencapai distrik di mana dia tinggal sekarang," ujar temannya itu.
Akun Facebook dan YouTube milik Yaken sekarang dinonaktifkan. Temannya terkejut tentang penemuan itu.
Dia menjelaskan Yaken tidak pernah mengunggah pesan apapun yang berhubungan dengan jihad atau berjuang di Suriah.
Dia mengatakan Yaken pada suatu waktu pernah menjadi pendukung mantan Presiden Muhammad Mursi yang digulingkan pada 2013 oleh militer. Gerakan tempat Mursi berasal, Ikhwanul Muslimin, kemudian dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh pemerintahan berikutnya.
"Obrolan warga Mesir di media sosial dalam 24 jam terakhir semuanya berkisar tentang anak muda ini yang bernama Islam Yaken," kata pengamat politik berbasis di Uni Emirat Arab Sultan al-Qassemi menulis di halaman Facebook miliknya.
Menurut dia, Yaken pergi ke sekolah tinggi bahasa Prancis di Lycee La Liberte di wilayah Heliopolis, Kairo, dan lulus pada 2009.
Sebagai mahasiswa multi bahasa, Yaken kemudian pergi ke Universitas Ain Shams untuk meraih gelar sarjana hukum, yang dia selesaikan pada 2013.
"Yaken menyukai segala macam musik termasuk trance, house dan rap," kata Qassemi.
Masalah pendidikan Yaken telah menarik perhatian dari warga Mesir, di mana beberapa di antaranya mengatakan dia sebetulnya belajar teknik.
"Orang ini (Yaken) adalah mahasiswa teknik di Universitas Ain Shams, dan Allah memberkati dia ketika dirinya berjuang bersama ISIS di Suriah," tulis seorang warga Mesir di Twitter.
Sementara pengguna Twitter warga Mesir lainnya mengatakan "Pria itu (Yaken) belajar teknik di Ain Shams, pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Ain Sham adalah sebuah inkubator (untuk kegiatan jihad)," tulis warga Mesir lainnya.
Mantan penyanyi religius Saudi jadi jihadis ISIS
Setelah menghabiskan waktu selama lima tahun bekerja sebagai penyanyi religius dan kemudian menjadi imam di sebuah masjid di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi, Maher Mishal al-Shwaib, 25 tahun, bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada April lalu.
Al-Shwaib melakukan perjalanan ke Suriah pada April lalu dan bergabung dengan warga Suriah untuk melawan rezim pemerintahan Presiden Basyar al-Assad dan kemudian ISIS, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Senin (21/7), mengutip laporan koran Al-Hayat pada pekan ini.
Meskipun temannya, Raed Fahad, yang juga seorang penyanyi religius dan dia temui di Suriah, meninggalkan ISIS setelah menyadari kelompok itu sebagai organisasi teroris, Al-Shwaib terus tampil sebagai penyanyi lagu-lagu Islami dan meminta kaum pria Suriah dan anak-anak untuk bergabung dengan ISIS.
Al-Shwaib saat ini berada di Irak untuk menjadi imam di Masjid Al-Noor. Dia berpartisipasi dalam perhelatan sumpah setia kepada pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi. Di akun Twitter miliknya, dia mendorong pemuda Saudi untuk bergabung dengan ISIS.
Yousif al-Rameeh, seorang profesor kriminolog dan terorisme serta penasihat keamanan di Al-Qassim, meminta ulama senior untuk mengeluarkan fatwa mengutuk organisasi teroris, terutama ISIS, yang menyebarkan ide-ide menyimpang dan mencuci otak para pemuda muslim.
Al-Rameeh menyalahkan keluarga, masjid dan sekolah karena gagal memainkan peran mereka dalam masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang adanya pemikiran menyimpang.
"Masyarakat kita terlalu melebih-lebihkan masalah perilaku yang disebabkan oleh kecanduan narkoba dan masalah seperti itu, sementara di saat yang sama melupakan tentang pemikiran menyimpang," kata Al-Rameeh.
"ISIS memiliki pengaruh besar terhadap anak-anak muda karena lembaga masyarakat tidak memainkan peran mereka dengan baik. Keluarga tetap menutup mata pada anak-anak mereka dan mereka tidak tahu teman jenis apa yang mereka punya atau jenis situs apa yang mereka lihat. Masjid dan sekolah tidak mendidik anak-anak muda tentang bahaya terbesar yakni organisasi teroris. Masjid, khususnya, tidak berbicara tentang bahaya yang ditimbulkan oleh ISIS," tegas dia.