Para Pemimpin Negara ini Benar-Benar Melawan Israel, Tak Hanya Bicara
Jika yang lain hanya beretorika, para presiden dan raja ini berani perang dan menekan Israel lewat caranya masing-masing.
Perlawanan terhadap Israel dilakukan sejak lama. Ini para Presiden dan Raja yang berani perang melawan Israel.
Para Pemimpin Negara ini Benar-Benar Melawan Israel, Tak Hanya Bicara
Hafez Al Assad adalah seorang jenderal yang kemudian menjadi Presiden Suriah tahun 1970.
Hafez berusaha membalas kekalahan Suriah pada Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Dalam perang itu Suriah kehilangan Dataran Tinggi Golan yang strategis.
-
Apa yang dilakukan Israel? Pemerintah Indonesia mengutuk keputusan Parlemen Israel (Knesset) yang melarang operasi UNRWA di wilayah Israel.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Israel dan Palestina? Pada akhir perang pada Juli 1949, Israel menguasai lebih dari dua pertiga bekas Mandat Inggris, sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Jalur Gaza.
-
Apa yang dilakukan tentara Israel? 'Al-Jazeera menerbitkan adegan-adegan yang memperlihatkan tentara pendudukan menggunakan tahanan Palestina sebagai perisai manusia di Jalur Gaza, menunjukkan para tahanan diikat dengan tali dan memaksa mereka memasuki rumah-rumah yang hancur atau mencari bahan peledak dan terowongan,' tulis unggahan.
-
Apa yang dilakukan Mesir untuk mendukung Israel? Mereka melakukan embargo minyak pada Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa. Harga minyak naik berkali lipat.
-
Gimana Mesir bantu Israel? Woodward juga mengungkap pejabat intelijen Mesir memberikan informasi penting kepada Israel terkait jaringan terowongan bawah tanah Hamas di Gaza.
-
Siapa yang menyerang Hamas? Israel melancarkan gempuran ke Gaza.
Persiapan Perang Melawan Israel
Hafez mendekati Uni Soviet untuk mendapatkan senjata bagi militer Suriah.
Dia tahu Suriah tak akan mampu berperang sendiri melawan Israel. Maka aliansi rahasia antara Suriah dan Mesir dijalin.
Mereka menyiapkan angkatan perang kedua negara untuk menyerbu Israel.
Mesir akan menyerbu melalui SInai, sementara Suriah akan menyerang Israel melalui Dataran Tinggi Golan.
Sekutu Hafez Al Assad adalah Presiden Mesir, Anwar Sadat.
Seperti Suriah, Mesir pun ingin membalas kekalahan mereka dalam Perang Enam Hari.
Selama persiapan perang, Mesir benar-benar melakukan persiapan secara rahasia.
Hafez Al Assad, Anwar Sadat dan para jenderalnya belajar dari kekalahan mereka sebelumnya.
Serangan besar-besaran terhadap Israel harus dilakukan secara mendadak dan tidak boleh tercium oleh Mossad.
Tanggal 6 Oktober 1973, pasukan Mesir menyerang posisi Israel di SInai.
Serangan itu benar-benar tak terduga. Pertama kalinya Israel terdesak di awal perang.
Tank-Tank Suriah juga menyerang pasukan lapis baja Israel di Dataran Tinggi Golan.
Israel kemudian berhasil memukul balik pasukan Mesir dan Suriah.
Mesir dan Suriah terpaksa melakukan gencatan senjata.
Namun pukulan belum selesai. Tekanan politik dan ekonomi diberikan bagi Israel dan Amerika Serikat, sekutu utamanya.
Embargo minyak dilakukan oleh Pemimpin Arab Saudi, Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud pada negara-negara pendukung Israel.
Ini adalah balasan bagi AS yang selama perang Yom Kippur terus menerus mengirimkan senjata ke Israel untuk melawan negara-negara Arab.
Raja Faisal juga mengirim sejumlah tentara Arab Saudi untuk ikut melawan israel.
Tapi embargo minyak inilah yang benar-benar memukul Amerika Serikat dan negara pendukung Israel.
Dunia mengalami krisis energi. Di AS antrian BBM terjadi di mana-mana.
Harga minyak naik empat kali lipat di AS. Pemerintah sampai membatasi penjualan BBM.
Kenaikan harga minyak ini memicu inflasi dan kenaikan barang-barang lain di AS.
Raja Faisal memainkan perannya dengan baik sebagai negara penghasil minyak.