Jenderal ini Balaskan Dendam Negara Arab Pada Israel Dalam Perang Yom Kippur
Israel menang dalam perang enam hari. Sang Jenderal bertekad membalas militer Israel.
Israel menang dalam perang enam hari. Namun ini baru sebuah awal.
Jenderal ini Balaskan Dendam Negara Arab Pada Israel Dalam Perang Yom Kippur
Kekalahan Mesir dan Gabungan Negara Arab dalam Perang Enam Hari tahun 1967 tak membuat perlawanan terhadap Israel berhenti.
Presiden baru Mesir, Anwar Sadat bertekad membalas kekahahan tersebut.
-
Apa yang dilakukan tentara Israel? 'Al-Jazeera menerbitkan adegan-adegan yang memperlihatkan tentara pendudukan menggunakan tahanan Palestina sebagai perisai manusia di Jalur Gaza, menunjukkan para tahanan diikat dengan tali dan memaksa mereka memasuki rumah-rumah yang hancur atau mencari bahan peledak dan terowongan,' tulis unggahan.
-
Kenapa tentara Israel melakukan hal tersebut? Militer Israel dalam sebuah pernyataan mengatakan pasukan Israel ditembaki dan saling baku tembak, melukai seorang tersangka dan menangkapnya.
-
Dimana kekejaman tentara Israel terjadi? Kekejaman mereka tidak hanya terekam di Jalur Gaza, tapi juga di Tepi Barat yang diduduki.
-
Siapa yang dibunuh oleh tentara Israel? Ya, mereka kembali menyerang anak-anak Gaza Palestina yang tidak bersalah dan tidak berdosa.
-
Apa yang dilakukan Israel? Pemerintah Indonesia mengutuk keputusan Parlemen Israel (Knesset) yang melarang operasi UNRWA di wilayah Israel.
-
Siapa korban dari kekejaman Israel? Avni adalah seorang pawang anjing di penjara Ofer yang terkenal dengan pengamanannya yang ketat, salah satu dari banyak penjara Israel di mana warga Palestina menghadapi penyiksaan dan penganiayaan yang kejam.
Diam-Diam Mesir Merancang Serangan Balasan
Sejumlah besar pasukan Mesir disusupkan ke garis depan dengan menyamar.
Mesir juga mengecoh intelijen Mossad dengan informasi palsu.
Presiden Anwar Sadat bahkan meminta para wartawan membuat berita tentara Mesir kini lemah dan tak mampu bertempur lagi melawan Israel.
Hal ini membuat Israel lengah. Mereka yakin Mesir tidak akan menyerang kembali dalam waktu dekat.
Presiden Anwar Sadat menunjuk Jenderal Ahmad Ismail Ali sebagai Panglima Perang Mesir sekaligus Menteri Pertahanan.
Jenderal Ali bertanggung jawab merencanakan penyerbuan ke Israel.
Jenderal Ahmad Ali Ismail Adalah Veteran Perang Melawan Israel
Sebagai komandan brigade, dia ikut dalam Perang Arab-Israel tahun 1948.
Dia juga ikut dalam perang di Terusan Suez tahun 1956 dan Perang Enam Hari.
Setelah kekalahan Mesir tahun 1967, dia dan banyak jenderal lain sempat dicopot dan 'masuk kotak'.
Presiden Anwar Sadat memanggilnya kembali untuk memimpin seluruh angkatan perang Mesir.
Ali belajar banyak dari kekalahan Mesir sebelumnya.
Serangan besar-besaran terhadap Israel akan dilakukan tanggal 6 Oktober 1973.
Kenapa Ali memilih tanggal itu?
Hari itu Adalah Yom Kippur, Hari Raya Terbesar Orang Israel
Mesir menduga orang Israel akan lengah dalam perayaan hari suci tersebut.
Di satu sisi, Bulan Oktober 1973 adalah Bulan Ramadan, hari suci bagi Umat Islam dan mayoritas pasukan Mesir.
Adalah Letnan Jenderal Abdel Gani el Gamassy, wakil dari Jenderal Ali yang mengusulkan tanggal ini sebagai hari-H Operasi Militer Gabungan Mesir dan Suriah.
Mesir akan menyerang melalui Sinai dan Terusan Suez, sementara Suriah akan menyerang dataran tinggi Golan.
Perdana Menteri Israel Golda Meir dan Menteri Pertahanan Moshe Dayang sebenarnya sudah dilapori tentang rencana serangan besar ini.
Namun Moshe Dayan mengabaikan informasi tersebut. Veteran perang legendaris Israel ini yakin bisa mengalahkan mereka dengan mudah.
Kegagalan itu harus dibayar mahal Israel di awal-awal perang. Tentara Mesir dengan mudah melibas pertahanan Israel di Sinai dan Terusan Suez.
Pasukan Israel tidak siap menghadapi mereka. Ini adalah kali pertama Negara Arab memegang inisiatif dalam peperangan sejak 1948.
Jumlah Korban Yang Diderita Israel Jauh Lebih Besar Dari Saat Perang Enam Hari
Siasat Jenderal Ali menyerang secara mendadak ini persis seperti serangan pembuka Israel dalam perang Enam Hari tahun 1967 yang menghancurkan nyaris seluruh kekuatan udara Mesir.
Israel berusaha memukul balik Mesir dan Suriah. Pasukan mereka nyaris mencapai Kairo dan Damaskus.
PBB mendesak negara-negara yang bertikai untuk melakukan gencatan senjata tanggal 22 Oktober, tapi baru dijalankan sehari setelahnya.
Walau Israel menang di akhir perang, namun kemenangan politik diraih Mesir dan Suriah.
Mesir kemudian mendapatkan kembali wilayah Sinai yang direbut Israel tahun 1967. Sementara Suriah mendapatkan sedikit bagian Golan.
Kekalahan Israel di Awal Perang Harus Dibayar Mahal
Walau akhirnya menang, rakyat Israel tak puas akan kekalahan di awal perang.
Perdana Menteri Golda Meir, Menhan Moshe Dayan dan Kepala Staf Angkatan bersenjata Jenderal David Elazar, mundur dari jabatannya setelah muncul desakan dari dalam negeri.
Jenderal Ahmad Ismail Ali dipromosikan menjadi jenderal besar, pangkat tertinggi untuk kemiliteran.
Dia dianggap menaikkan moral dan gengsi militer Mesir setelah perang Yom Kippur.
Jenderal Ali meninggal setahun setelah perang usai karena kanker tahun 1974.