Facebook Hapus Ratusan Akun Kampanye Antivaksin yang Dioperasikan dari Rusia
Facebook menghapus ratusan akun yang disebut terlibat dalam kampanye disinformasi antivaksin yang dioperasikan dari Rusia.
Facebook menghapus ratusan akun yang disebut terlibat dalam kampanye disinformasi antivaksin yang dioperasikan dari Rusia.
Facebook menyampaikan jaringan akun tersebut menargetkan India, Amerika Latin, dan Amerika Serikat. Mereka berusaha merekrut influencer untuk menyebarkan klaim palsu untuk menurunkan kepercayaan publik terhadap vaksin Covid-19 tertentu.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bantuan sosial apa yang dikatakan sebagai hoaks? Itu hoaks dan tidak benar, kami di lembaga BP2MI tidak pernah mengeluarkan program bantuan sosial kepada Pekerja Migran Indonesia seperti informasi yang beredar," kata Wahyuningrum atau yang akrab disapa Yayuk, dikutip dari situs bp2mi.go.id, Senin (4/12).
-
Siapa yang menciptakan Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat. Bersama teman-temannya, Andrew McCollum, Eduardo Saverin, Chris Hughes, dan Dustin Moskovitz, Zuckerberg mengembangkan Facebook saat mereka masih kuliah di Universitas Harvard.
-
Bagaimana cara menghiasi media sosial dengan status Facebook yang kekinian? Ada banyak sekali status FB kekinian yang bisa ditulis dalam akun pribadimu. Status FB ini akan membuat FB-mu semakin penuh dengan keceriaan, keromantisan dan kekinian.
-
Kapan status Facebook menjadi tren? Merangkum dari beragam sumber, Kamis (6/7) berikut adalah kumpulan status FB kekinian dan menarik yang bisa dijadikan referensi.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
Dilansir BBC, Rabu (11/8), dalam laporan terbarunya “perilaku tidak sah yang terkoordinasi”, Facebook menyampaikan pihaknya menemukan keterkaitan antara jaringan tersebut dan kampanye disinformasi dari influencer agen pemasaran Fazze – yang menjadi bagian perusahaan yang berbasis di Rusia yang disebut AdNow.
Bulan lalu, investigasi BBC Trending melaporkan bagaimana para influencer ditawarkan sejumlah uang oleh Fazze asal mereka mau menyebarkan klaim palsu tentang risiko vaksin Pfizer.
Menurut Facebook, itu adalah gelombang kedua upaya jaringan tersebut untuk merusak nama vaksin buatan Barat. Penyelidikan mereka menemukan dari November 2020, jaringan yang sama berusaha menjelekkan vaksin AstraZeneca dengan klaim yang salah, menyebutnya berbahaya karena menggunakan adenovirus tidak berbahaya yang diambil dari simpanse.
Akun-akun dari jaringan tersebut mengunggah meme yang menggunakan foto dari film Planet of Apes, seolah-olah vaksin itu bisa mengubah manusia menjadi monyet. Unggahan seperti ini muncul di Facebook dalam bahasa Hindi bersamaan dengan pemerintah India yang sedang membahas persetujuan darurat penggunaan vaksin AstraZeneca.
Kampanye tersebut memakai akun palsu, beberapa yang disebut Facebook kemungkinan dari perusahaan ternak akun di Bangladesh dan Pakistan.
Menurut laporan Facebook, link-link ini kemudian dibagikan sejumlah influencer di Instagram yang menggunakan tagar yang sama dan membuat referensi fakta bahwa vaksin AstraZeneca berasal dari adenovirus simpanse.
Kedua gelombang kampanye tersebut tidak berhasil dan gagal menuia daya tarik - meskipun metode yang digunakan beragam.
"Selain upaya yang sebelumnya terungkap untuk merekrut influencer media sosial, operasi ini tampaknya telah menggunakan berbagai taktik dalam upaya yang lebih luas untuk menyebarkan narasi menyesatkan secara online tentang vaksin Covid buatan Barat," jelas Direktur Investigasi di firma analisis media sosial Graphika, Jack Stubbs.
"Ada klaim peretasan dan kebocoran, penggunaan situs berita semu berbayar untuk dipublikasikan, dan jaringan influencer palsu di Facebook dan Instagram."
Investigasi BBC Trending menunjukkan Fazze adalah bagian dari perusahaan Rusia, AdNow. BBC berulang kali berusaha meminta komentar dari kantor pusat AdNow di Moskow, tetapi tidak ada tanggapan. Namun, seorang direktur cabang Inggris AdNow mengatakan kepada BBC, Fazze sedang ditutup.
Menanggapi tuduhan politikus Jerman yang mendiskreditkan vaksin Barat demi kepentingan Kremlin, Kedutaan Besar Rusia di Inggris mengatakan: "Kami memperlakukan Covid-19 sebagai ancaman global dan, dengan demikian, tidak tertarik untuk merusak upaya global dalam memeranginya, dengan memvaksinasi orang dengan vaksin Pfizer sebagai salah satu cara untuk mengatasi virus."
Facebook mengatakan Fazze sekarang dilarang dari platform mereka.
Baca juga:
Peneliti Oxford Desak Inggris Sumbangkan Vaksin Daripada Dijadikan Suntikan Booster
Hampir Semua Anak di UEA Miliki Antibodi Covid Setelah Disuntik Vaksin Sinopharm
Bentrokan Massa Antipemerintah dan Polisi di Bangkok
Porak Poranda Dihantam Varian Delta, Negara Asia Tenggara Beralih dari Vaksin China
Bangladesh Mulai Vaksinasi Pengungsi Rohingya
Penyanyi Malaysia Meninggal karena Covid-19 Beberapa Hari Setelah Melahirkan