FOTO: Jadi Pertanda Buruk, Ini Penampakan Pohon Pisang yang Mulai Berbuah di Korea Selatan
Pohon pisang biasa tumbuh subur di negara tropis dan subtropis, tetapi kini mulai berbuah di Korea Selatan yang mempunyai empat musim.
Pohon pisang biasa tumbuh subur di negara tropis dan subtropis, tetapi kini mulai berbuah di Korea Selatan yang mempunyai empat musim.
FOTO: Jadi Pertanda Buruk, Ini Penampakan Pohon Pisang yang Mulai Berbuah di Korea Selatan
Setelah bertahun-tahun melakukan eksperimen, petani Korea Selatan Ma Myung-sun akhirnya mulai memetik hasil dari pohon pisang yang ditanamnya.
Pohon pisang biasa tumbuh subur di negara tropis dan subtropis, tetapi kini mulai berbuah di Korea Selatan yang mempunyai empat musim.
- FOTO: Gelombang Panas Ekstrem Hantam Korea Selatan, Seoul Dilanda Malam Tropis 24 Hari Berturut-turut
- Suhu Bumi Makin Panas, Petani di Korea Mulai Tanam Pisang hingga Pepaya
- FOTO: Penampakan Lautan Sampah Penuhi Pantai Terkotor se-Indonesia di Pandeglang
- FOTO: Ngerinya Rudal Nuklir Terkuat Korea Utara Hwasong-18, Serangannya Bisa Sampai AS
Berbuahnya pohon pisang ini tentunya disambut baik oleh Ma. Meski demikian, dia khawatir akan semakin parahnya dampak perubahan iklim.
"Saya merasa krisis iklim telah menjadi sangat serius," kata Ma, yang telah menjadi petani selama 25 tahun, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Pohon pisang yang mulai berbuah menjadi pertanda buruk sekaligus gambaran terhadap pemanasan global yang mendera Korea Selatan.
Negeri Gingseng terletak di daerah beriklim sedang dan memiliki empat musim yang jelas. Namun, belakangan suhunya tampak semakin hangat dan basah sepanjang tahun layaknya negara subtropis.
Sejak 2012, suhu tahunan rata-rata telah menunjukkan tren pemanasan berkelanjutan, kata Administrasi Meteorologi Korea dalam sebuah laporan, yang mencatat bahwa suhu rata-rata tahun lalu sebesar 13,7 derajat Celsius atau tertinggi sejak pencatatannya dimulai pada 1973. Demikian dilaporkan Reuters (6/8).
Curah hujan selama musim hujan tahun lalu adalah 660,2 mm (26 inci) secara nasional, hampir dua kali lipat angka rata-rata tahunan sebesar 356,7 mm.