Peristiwa 15 Agustus: Korea Selatan Merdeka dari Jajahan Jepang, Begini Sejarah dan Fakta Menariknya
Korea dijajah Jepang selama 35 tahun dan tepat pada hari ini, 15 Agustus, masyarakat Korea Selatan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-79.
Indonesia dan Korea Selatan bisa dikatakan memiliki latar belakang sejarah yang hampir sama, yaitu sama-sama dijajah oleh bangsa Jepang. Bahkan, di tahun yang sama seperti Indonesia, yaitu tahun 1945, Korea berhasil merdeka dan bebas dari penjajahan Jepang.
Tepat pada hari ini, 15 Agustus, masyarakat Korea Selatan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-79. Menarik untuk dibahas lebih lanjut bagaimana sejarah perjuangan masyarakat Korea dalam mewujudkan kemerdekaan hingga fakta menarik dan tradisinya. Berikut, kami rangkum informasinya, bisa disimak.
-
Apa yang ada di Kampung Korea Jepang? Sesuai namanya, di Kampung Korea Jepang ini pengunjung akan disuguhkan dengan bangunan-bangunan khas ala Korea dan Jepang.
-
Apa yang paling menarik tentang Korea Selatan? Korea Selatan merupakan salah satu tujuan wisata yang paling diminati di Asia. Negara ini terkenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, mulai dari pegunungan yang mempesona hingga pantai-pantai eksotis di Pulau Jeju.
-
Apa yang dirayakan pada 13 Januari sebagai Hari Korea Amerika? Peringatan ini, menandai sejarah migrasi pertama orang Korea yang dilakukan pada tahun 1903.
-
Siapa yang menetapkan Hari Korea Amerika? Pada tahun 2005, Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS mengeluarkan resolusi untuk menyetujui apa yang diperjuangkan Hari Korea Amerika dan aspirasinya.
-
Bagaimana Korea Selatan menjadi negara maju? Usai perang saudara yang panjang, Pemimpin Korea Selatan memutuskan untuk lebih meningkatkan perekonomian melalui industrialisasi.
-
Apa fakta trending tentang Korea Utara? Terbaru, di tahun 2024 ini, Korea Utara jadi sorotan usai mengirim ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan.
Sejarah Hari Kemerdekaan Korea Selatan
Pertama, akan dijelaskan sejarah 15 Agustus atau Hari Kemerdekaan Korea Selatan. Dalam bahasa Korea 'Gwangbokjeol' yaitu merupakan peringatan hari kemerdekaan, di mana masyarakat Korea Selatan memperingati hari pembebasan dari penjajah Jepang. Korea dijajah oleh Jepang selama 35 tahun, sejak tahun 1910 hingga 1945.
Masa penjajahan Jepang, merupakan salah satu periode paling malang dalam sejarah Korea yang terjadi pada paruh pertama abad ke-20. Di bawah kekuasaan Jepang, orang-orang dipaksa untuk memiliki nama Jepang. Selain itu, banyak juga orang Korea direkrut secara paksa untuk menyediakan tenaga kerja bagi Jepang dan direkrut menjadi tentara Jepang menjelang akhir Perang Dunia Kedua.
Selama masa penindasan Jepang, tak sedikit orang Korea melakukan penentangan, dan sering kali pembangkangan harus dibayar dengan nyawa. Tanggal 1 Maret 1919, merupakan waktu untuk salah satu pemberontakan terpenting pada periode ini. Pada hari itu, beberapa nasionalis Korea mendeklarasikan kemerdekaan Korea, namun, perjuangan untuk kemerdekaan berlanjut selama 25 tahun hingga Korea benar-benar memperoleh kebebasannya.
Hari ketika Korea akhirnya berhasil mengusir penjajah Jepang dikenal sebagai Hari Pembebasan Nasional Korea atau Hari Kemerdekaan Korea. Pada tahun 1945, Korea akhirnya terbebas dari pendudukan Jepang dan, tepat tiga tahun kemudian, pada tanggal 15 Agustus 1948, Republik Korea resmi berdiri. Dengan begitu, 15 Agustus kini diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Korea atau Hari Pembebasan Nasional Korea Selatan.
Fakta Menarik Korea Selatan
Setelah sejarah 15 Agustus atau Hari Kemerdekaan Korea Selatan, berikutnya dijelaskan fakta menarik. Penjajahan Jepang di Korea Selatan (1910-1945) adalah salah satu periode traumatis dalam sejarah Korea. Berikut adalah beberapa fakta menarik terkait penjajahan Jepang di Korea Selatan:
- Proses Aneksasi: Jepang secara resmi menganeksasi Korea pada tahun 1910 melalui Perjanjian Aneksasi Jepang-Korea. Perjanjian ini dianggap tidak sah oleh banyak orang Korea karena ditandatangani di bawah tekanan dan ancaman militer Jepang.
- Kebijakan Asimilasi: Jepang menerapkan kebijakan asimilasi budaya yang ketat, termasuk melarang penggunaan bahasa Korea di sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintahan. Orang Korea dipaksa mengadopsi nama-nama Jepang, dan budaya Jepang diupayakan untuk menggantikan budaya Korea.
- Perlawanan Gerakan 1 Maret: Pada tanggal 1 Maret 1919, lebih dari 2 juta orang Korea berpartisipasi dalam protes damai melawan penjajahan Jepang yang dikenal sebagai Gerakan 1 Maret. Meskipun dipadamkan dengan kekerasan, gerakan ini menjadi simbol perlawanan nasional dan menginspirasi perjuangan kemerdekaan lebih lanjut.
- Kerja Paksa dan Kekejaman: Selama Perang Dunia II, ratusan ribu orang Korea dipaksa bekerja di pabrik-pabrik dan tambang Jepang dalam kondisi yang mengerikan. Selain itu, banyak wanita Korea yang dipaksa menjadi "wanita penghibur" untuk tentara Jepang, suatu kejahatan yang masih menjadi sumber ketegangan diplomatik antara Korea Selatan dan Jepang hingga hari ini.
- Eksploitasi Ekonomi: Jepang mengeksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja Korea untuk mendukung kebutuhan industrinya, terutama selama Perang Dunia II. Pertanian Korea dimodernisasi, tetapi hasil panennya sebagian besar dikirim ke Jepang, menyebabkan kelaparan dan kemiskinan di Korea.
- Pengaruh pada Modernisasi Korea: Meskipun penjajahan Jepang ditandai oleh penindasan yang brutal, Jepang juga memperkenalkan infrastruktur modern di Korea, seperti jaringan kereta api, jalan, dan sistem pendidikan. Namun, manfaat ini sering kali lebih menguntungkan Jepang daripada rakyat Korea.
- Pembagian Korea: Setelah Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia II pada tahun 1945, Korea dibebaskan dari penjajahan Jepang tetapi segera dibagi menjadi dua zona pendudukan yang dikelola oleh Amerika Serikat di selatan dan Uni Soviet di utara. Pembagian ini akhirnya mengarah pada terbentuknya dua negara Korea yang terpisah: Korea Utara dan Korea Selatan.
- Kontroversi Sejarah: Hingga hari ini, hubungan antara Korea Selatan dan Jepang sering kali tegang karena masalah-masalah sejarah, seperti pengakuan dan permintaan maaf atas kekejaman yang terjadi selama penjajahan, serta isu terkait ganti rugi bagi para korban.
Tradisi Peringatan Kemerdekaan
Setelah mengetahui sejarah 15 Agustus Hari Kemerdekaan Korea Selatan, terakhit dijelaskan tradisinya. Hari Kemerdekaan di Korea Selatan, yang dikenal sebagai Gwangbokjeol (광복절) atau Hari Pembebasan, dirayakan setiap tahun pada tanggal 15 Agustus. Hari ini memperingati pembebasan Korea dari penjajahan Jepang pada tahun 1945. Berikut adalah berbagai tradisi dan cara perayaan Gwangbokjeol di Korea Selatan:
- Pengibaran Bendera Nasional: Seluruh warga Korea Selatan biasanya mengibarkan bendera nasional mereka, Taegeukgi, di rumah, kantor, dan gedung-gedung publik. Ini adalah simbol kebanggaan nasional dan penghormatan terhadap perjuangan kemerdekaan.
- Upacara Nasional: Upacara resmi diadakan di tempat-tempat penting seperti Seoul, terutama di Independence Hall di Cheonan atau di Seoul National Cemetery. Presiden Korea Selatan dan pejabat tinggi lainnya sering berpartisipasi dalam upacara ini, yang mencakup pidato, penghormatan kepada pahlawan nasional, dan penyalaan lilin.
- Pembacaan Deklarasi Kemerdekaan: Di beberapa sekolah dan lembaga, siswa dan peserta lainnya akan membaca atau mendengarkan pembacaan ulang Deklarasi Kemerdekaan yang pertama kali dibacakan pada tanggal 1 Maret 1919, sebagai bentuk penghormatan terhadap gerakan kemerdekaan.
- Penyampaian Penghargaan: Setiap tahun, pemerintah Korea Selatan memberikan penghargaan kepada individu atau keluarga yang berkontribusi pada perjuangan kemerdekaan. Ini termasuk penghargaan anumerta kepada mereka yang telah gugur dalam perjuangan tersebut.
- Konser dan Acara Seni: Berbagai konser dan acara budaya diadakan di seluruh negeri. Acara ini sering kali menampilkan musik tradisional Korea, tarian, dan pementasan teater yang bertema patriotik atau sejarah perjuangan Korea.
- Diskon Khusus dan Promosi: Banyak bisnis dan tempat wisata menawarkan diskon khusus selama hari kemerdekaan sebagai bentuk perayaan dan penghargaan terhadap hari tersebut. Ini termasuk tiket masuk ke museum, taman hiburan, dan tempat bersejarah lainnya.
- Lomba dan Kompetisi: Berbagai lomba, seperti lomba pidato, menulis esai, dan lomba seni bertema kemerdekaan, diadakan untuk mengajak masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, lebih mengenal dan menghargai sejarah kemerdekaan Korea.