FOTO: Jumlah Warga Palestina yang Tewas Akibat Serangan Brutal Israel di Gaza Tembus 20.000 Jiwa
Lebih dari 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita termasuk di antara mereka yang tewas
Lebih dari 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita termasuk di antara mereka yang tewas.
FOTO: Jumlah Warga Palestina yang Tewas Akibat Serangan Brutal Israel di Gaza Tembus 20.000 Jiwa
Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah mencapai 20.000 jiwa, menurut pernyataan resmi kantor berita pemerintah yang dikelola Hamas, sebagaimana dilansir Antara, pada 21 Desember 2023.
Lebih dari 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita termasuk di antara mereka yang tewas, demikian laporan kantor berita tersebut.
Laporan tersebut juga menyebutkan. Sebanyak 310 petugas medis, 35 personel pertahanan sipil dan 97 jurnalis tewas.
Sementara, lebih dari 52.000 orang terluka dan 6.700 lainnya hilang.
- FOTO: Biadab! Israel Kembali Serang Tenda Pengungsian di Jalur Gaza, Sejumlah Korban Tewas Terpanggang
- FOTO: Nestapa Pengungsi Palestina Hidup Berdampingan dengan Sampah Menggunung di Jalur Gaza
- FOTO: Serangan Brutal Israel Kembali Tewaskan 42 Warga Sipil Palestina di Kamp Al Shati dan Kawasan Al-Tuffah di Gaza
- FOTO: Tangis Pilu Warga Gaza Saat Puluhan Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Pengungsian Rafah
Sejak gencatan senjata tujuh hari berakhir pada 1 Desember, peperangan telah memasuki fase yang lebih intensif. Israel bahkan semakin memperluas wilayah serangannya.
Pertempuran darat, yang sebelumnya terbatas pada bagian utara Gaza, kini tersebar di seluruh wilayah tersebut.
Mirisnya, jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel menyentuh angka 20.000 jiwa ini terjadi ketika Dewan Kehormatan PBB untuk ketiga kalinya menunda pemungutan suara penting terkait upaya peningkatan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Pemungutan suara Dewan Keamanan PBB mengenai upaya untuk meningkatkan bantuan ke Jalur Gaza dan meminta PBB untuk memantau pengiriman bantuan kemanusiaan ke sana telah ditunda karena permintaan AS, kata para diplomat sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Menurut laporan Al Jazeera, AS dan Israel menentang gencatan senjata karena yakin gencatan senjata hanya akan menguntungkan Hamas.
Washington justru mendukung jeda dalam pertempuran untuk melindungi warga sipil dan memungkinkan pembebasan tawanan yang disandera oleh Hamas.