FOTO: Kondisi RS Al-Shifa dan Sekitarnya di Gaza Nyaris Rata dengan Tanah Setelah 13 Hari Dibombardir Israel
Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza hancur lebur setelah diserbu pasukan Israel dalam serangan kedua.
Pada serangan kedua ini telah menewaskan 400 orang, termasuk pasien dan pengungsi serta tenaga medis. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga menyebut kompleks di sekitaran RS Al-Shifa sebagai "sarang teroris". Foto: AFP
FOTO: Kondisi RS Al-Shifa dan Sekitarnya di Gaza Nyaris Rata dengan Tanah Setelah 13 Hari Dibombardir Israel
Terlihat penampakan kerusakan parah di area sekitar rumah sakit Al-Shifa di Gaza setelah digempur militer Israel yang mundur dari kompleks perumahan rumah sakit tersebut sejak 1 April 2024. Foto: AFP
Serangan Israel ke kompleks RS Al-Shifa itu merupakan yang kedua, setelah sebelumnya serangan terjadi pada November 2023. Foto: AFP
- FOTO: Terungkap, Ini Penampakan Kuburan Massal di Dua Rumah Sakit Gaza: Mayat-Mayat Ditemukan dengan Tangan Terikat
- FOTO: Kisah Pilu Ayah Palestina Menangis Histeris Peluk Dua Putrinya yang Tewas Akibat Serangan Israel
- FOTO: Kondisi Miris RS Al-Shifa di Jalur Gaza Usai Dikuasai Tentara Israel, Dulu Megah Kini Hancur Total
- FOTO: Kondisi Rafah di Gaza Selatan usai Serangan Udara Militer Israel, Belasan Bangunan Hancur hingga Ratusan Warga Sipil Jadi Korban
Menurut kantor media pemerintah Gaza pada 31 Maret melaporkan pada serangan kedua ini menewaskan 400 orang, termasuk pasien dan pengungsi serta tenaga medis. Foto: AFP
Dikutip dari The Cradle, pada Senin (1/4/2024), selama pengepungan terhadap fasilitas medis terbesar di Gaza itu, pasukan penjajah Israel menahan dan menyiksa ratusan orang sambil menghancurkan 1.050 rumah di sekitarnya. Foto: AFP
Seperti dikutip dari BBC, Israel menyerbu tempat ini dengan dalih digunakan oleh Hamas. Foto: AFP
Kompleks RS Al-Shifa juga menjadi tempat ribuan pengungsi berlindung sejak agresi brutal Israel di Gaza. Foto: AFP
Biadabnya lagi, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu malah memuji aksi pasukannya yang membunuh ratusan orang termasuk pasien dan pengungsi serta tenaga medis. Foto: AFP