Gencatan Senjata Hamas-Israel, Pertukaran Tawanan Dimulai Hari Ini
Gencatan Senjata Hamas-Israel, Pertukaran Tawanan Dimulai Hari Ini
Setelah negosiasi beberapa pekan dan perubahan pada menit-menit terakhir, Israel-Hamas akhirnya mencapai kesepakatan pertukaran tawanan gelombang pertama yang akan dilakukan hari ini.
-
Apa tuntutan Hamas untuk mencapai gencatan senjata? "Perjanjian apapun yang dicapai harus memenuhi tuntutan nasional kali; mengakhiri agresi secara komplet dan permanen, penarikan menyeluruh dan penuh penjajah dari Jalur Gaza, mengembalikan para pengungsi ke rumah-rumah mereka tanpa pembatasa, dan pertukaran tahanan yang nyata, selain rekonstruksi dan mengakhiri blokade," jelas pejabat Hamas dan penasihat pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Taher Al-Nono kepada Reuters.
-
Bagaimana Hamas menyampaikan respon terkait upaya gencatan senjata? Dalam pernyataannya kepada kantor berita Reuters hari ini, Haniyeh menuturkan mereka menyampaikan respons kepada mediator Qatar mengenai upaya gencatan senjata ini.
-
Mengapa kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel didekati? Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya tengah "mendekati perjanjian gencatan senjata" dengan Israel setelah pertempuran berlangsung lebih dari sebulan di Jalur Gaza.
-
Kapan gencatan senjata antara Hamas dan Israel mulai didekati? Sejak 7 Oktober lalu sudah lebih dari 13.000 warga Palestina tewas, termasuk anak-anak dan perempuan.
-
Apa saja yang menjadi poin penting dalam kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel? Perjanjian tersebut akan mencakup gencatan senjata, pengaturan truk bantuan untuk memasok seluruh wilayah di Gaza, dan pemindahan korban cedera ke negara lain untuk perawatan, kata el-Reshiq.
-
Di mana tahanan Palestina dipenjara? Ada 19 penjara di Israel dan satu di Tepi Barat yang diduduki Israel yang mengurung tahanan Palestina.
Gencatan Senjata Hamas-Israel, Pertukaran Tawanan Dimulai Hari Ini
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza akan dimulai pada Jumat pukul 7 pagi waktu setempat, dengan gelombang pertama sandera akan dibebaskan pada pukul 4 sore, demikian keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari kemarin.
Sumber: Middle East Eye
Dalam konferensi pers di Doha, Majed al-Ansari menjelaskan rincian perjanjian yang tercapai melalui mediasi Qatar itu.
“Para sandera yang berasal dari keluarga yang sama akan ditempatkan dalam satu kelompok,” ujar Ansari.
- Gencatan Senjata Hamas-Israel Diperpanjang Lagi Satu Hari, Bantuan Kemanusiaan Kembali Dikirimkan
- Ribuan Warga Palestina Masih Ditahan di Penjara Israel, Ini Datanya
- Pemimpin Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel Semakin 'Dekat'
- Terungkap, Israel Rayu Mesir Agar Terima Pengungsi Gaza dengan Imbalan Ini
Dalam jangka waktu empat hari, Hamas diperkirakan akan membebaskan 50 warga Israel. Sebagai imbalannya, sebanyak 150 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan.
“Tentunya setiap hari akan mencakup sejumlah warga sipil yang disepakati berjumlah 50 orang dalam empat hari,” kata Ansari.
Juru bicara Qatar mengatakan para pejabat Mesir, Israel dan Hamas telah melakukan sinkronisasi pertukaran tawanan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi pembebasan tawanan.
Ansari mengatakan dia tidak bisa mengungkapkan informasi tentang rute yang akan diambil para tawanan keluar dari Gaza karena alasan keamanan.
“Tujuan utama kami di sini adalah keselamatan para sandera,” tegasnya kepada wartawan, seraya menambahkan akan ada kolaborasi dengan Palang Merah dan pihak-pihak yang berkonflik untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang mungkin terjadi dalam proses itu.
Ditanya tentang warga non-Israel yang ditahan oleh Hamas, Ansari mengatakan kriteria siapa yang akan dibebaskan adalah “murni kemanusiaan”, dengan fokus untuk mengeluarkan perempuan dan anak-anak terlebih dahulu.
Ansari juga menekankan bantuan kemanusiaan adalah “bagian integral” dari kesepakatan tersebut. Ia menambahkan bahwa harapannya, bantuan bisa masuk sesegera mungkin dari penyeberangan Rafah”.
“Ini hanya sebagian kecil dari kebutuhan di Gaza. Kebutuhan di Gaza sangat besar,” ungkapnya. "Tentu saja, tujuan kami adalah agar kesepakatan ini diakhiri dengan gencatan senjata yang seterusnya".
Ketika ditanya berapa banyak tahanan Palestina yang akan dibebaskan pada hari Jumat, Ansari mengatakan dia tidak bisa mengungkapkan informasi tersebut. Namun, Ia menjelaskan kesepakatan itu bersifat timbal balik, jadi diperkirakan pembebasan di pihak Israel juga akan dimulai sekitar jam 4 sore.
Ansari mengatakan kepada wartawan penentuan daftar nama itu dilakukan melalui "proses hari demi hari”.
“Kapanpun kami mengonfirmasi kedua daftar itu, inilah saatnya kami bisa memulai proses mengeluarkan orang-orang tersebut. Tapi ada kesepakatan interval waktunya,” imbuhnya.
Daftar pertama warga Israel akan mencakup 13 orang yang terdiri dari wanita dan anak-anak, dan akan dibebaskan sekitar jam 4 sore pada hari Jumat, kata Ansari.
“Hal ini akan terjadi setiap hari dalam jangka waktu tertentu di mana situasinya akan lebih aman bagi mereka untuk bergerak. Mereka akan diserahkan ke Palang Merah,” ujarnya.
Ketika ditanya apa yang dimaksud dengan kegagalan atau pelanggaran gencatan senjata, Ansari mengatakan bahwa “perjanjian tersebut adalah tentang penghentian penuh pertempuran dalam waktu empat hari. Jadi jelas sekali dimulainya kembali pertempuran dalam bentuk apa pun akan menjadi pelanggaran.”
Ansari mengatakan jalur komunikasi kedua belah pihak akan tetap terbuka agar segala kemungkinan pelanggaran dapat segera dikomunikasikan agar tidak menggagalkan kesepakatan.
Ketika ditanya apakah kesepakatan itu berarti penghentian pertempuran di bidang lain termasuk pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah di Lebanon atau Houthi di Yaman, Ansari menekankan jeda tersebut “hanya mencakup Jalur Gaza”.
Ansari juga ditanya tentang apakah diskusi saat ini mencerminkan keinginan untuk gencatan senjata yang lebih permanen antara Israel dan Hamas, dan dia mengatakan, “Apa yang kami rasakan adalah bahwa mereka sangat berkomitmen terhadap hal ini."
“Tujuan kami adalah untuk mencapai kesepakatan ini dan membuka jalan bagi lebih banyak jeda yang dapat mengakhiri perang yang diderita semua orang. Mudah-mudahan akhirnya akan segera terjadi dan kita perlu membangun ini dan itu untuk mencapai gencatan senjata permanen yang langgeng,” lanjutnya.